GANGGUAN CAIRAN TUBUH DAN ELEKTROLIT

A. Komposisi Cairan dan Elektrolit yang Normal
Dengan makan dan minum tubuh kita mendapat air, elektrolit, karbohidrat, lemak, vitamin dan zat-zat lainnya. Dalam waktu 24 jam jumlah air dan elektrolit yang masuk dan keluar melalui kemih, tinja, keringat dan uap pernapasan pada orang dewasa kira-kira sama seperti pada tabel di bawah ini.
Masukan (ml per 24 jam) Keluaran (ml per 24 jam)
Minum 800 – 1700 Urine 600 – 1600
Makan 500 -1000 Faeces 50 – 200
Oksidasi 200 – 300 IWL 850 – 1200
Jumlah 1500 – 3000 Jumlah 1500 – 3000
B. Komposisi Cairan Tubuh
Kandungan air pada saat bayi lahir adalah sekitar 75% BB dan pada saat berusia 1 bulan sekitar 65% BB. Komposisi cairan pada tubuh dewasa pria adalah sekitar 60% BB, sedangkan pada dewasa wanita 50% BB. Sisanya adalah zat padat seperti protein, lemak, karbohidrat, dll.
Air dalam tubuh berada di beberapa ruangan, yaitu intraseluler sebesar 40% dan ekstraseluler sebesar 20%. Cairan ekstraseluler merupakan cairan yang terdapat di ruang antarsel (interstitial) sebesar 15% dan plasma sebesar 5%. Cairan antarsel khusus disebut cairan transeluler misalnya cairan serebrospinal, cairan persendian, cairan peritoneum, dll.
Cairan tubuh 60%
Cairan ekstraseluler 20%
Cairan intraseluler 40%
Plasma darah 5%
Cairan interstitial 15%

C. Komposisi Elektrolit
Air melintasi membran sel dengan mudah, tetapi zat-zat lain sulit melintasinya atau membutuhkan proses khusus supaya dapat melintasinya; oleh sebab itu komposisi elektrolit di luar dan di dalam sel berbeda. Cairan intraseluler banyak mengandung ion K, Mg dan fosfat; sedangkan cairan ekstraseluler banyak mengandung ion Na dan Cl.

D. Komposisi Elektrolit Cairan Intra dan Ekstraseluler
CIS CES
Plasma Interstitial
Natrium 15 142 144
Kalium 150 4 4
Calsium 2 5 2,5
Magnesium 27 3 1,5
Clorida 1 103 114
HCO3 10 27 30
HPO4 100 2 2
SO4 20 1 1
Asam organik - 5 5
E. Gangguan Keseimbangan Cairan
1. Dehidrasi
2. Syok hipovolemik
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
1. Hiponatremia
Definisi : kadar Na+ serum di bawah normal (<>
Causa : CHF, gangguan ginjal dan sindroma nefrotik, hipotiroid, penyakit Addison
Tanda dan Gejala :
  • Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam beberapa jam, pasien mungkin mual, muntah, sakit kepala dan keram otot.
  • Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam, bisa terjadi sakit kepala hebat, letargi, kejang, disorientasi dan koma.
  • Mungkin pasien memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti gagal jantung, penyakit Addison).
  • Jika hiponatremia terjadi sekunder akibat kehilangan cairan, mungkin ada tanda-tanda syok seperti hipotensi dan takikardi.
2. Hipernatremia
Definisi : Na+ serum di atas normal (>145 mEq/L)
Causa : Kehilangan Na+ melalui ginjal misalnya pada terapi diuretik, diuresis osmotik, diabetes insipidus, sekrosis tubulus akut, uropati pasca obstruksi, nefropati hiperkalsemik; atau karena hiperalimentasi dan pemberian cairan hipertonik lain.
Tanda dan Gejala : iritabilitas otot, bingung, ataksia, tremor, kejang dan koma yang sekunder terhadap hipernatremia.
3. Hipokalemia
Definisi : kadar K+ serum di bawah normal (<>
Etiologi
  • Kehilangan K+ melalui saluran cerna (misalnya pada muntah-muntah, sedot nasogastrik, diare, sindrom malabsorpsi, penyalahgunaan pencahar)
  • Diuretik
  • Asupan K+ yang tidak cukup dari diet
  • Ekskresi berlebihan melalui ginjal
  • Maldistribusi K+
  • Hiperaldosteron
Tanda dan Gejala : Lemah (terutama otot-otot proksimal), mungkin arefleksia, hipotensi ortostatik, penurunan motilitas saluran cerna yang menyebabkan ileus. Hiperpolarisasi myokard terjadi pada hipokalemia dan dapat menyebabkan denyut ektopik ventrikel, reentry phenomena, dan kelainan konduksi. EKG sering memperlihatkan gelombang T datar, gelombang U, dan depresi segmen ST.

4. Hiperkalemia
Definisi : kadar K+ serum di atas normal (> 5,5 mEq/L)
Etiologi :
  • Ekskresi renal tidak adekuat; misalnya pada gagal ginjal akut atau kronik, diuretik hemat kalium, penghambat ACE.
  • beban kalium dari nekrosis sel yang masif yang disebabkan trauma (crush injuries), pembedahan mayor, luka bakar, emboli arteri akut, hemolisis, perdarahan saluran cerna atau rhabdomyolisis. Sumber eksogen meliputi suplementasi kalium dan pengganti garam, transfusi darah dan penisilin dosis tinggi juga harus dipikirkan.
  • Perpindahan dari intra ke ekstraseluler; misalnya pada asidosis, digitalisasi, defisiensi insulin atau peningkatan cepat dari osmolalitas darah.
  • Insufisiensi adrenal
  • Pseudohiperkalemia. Sekunder terhadap hemolisis sampel darah atau pemasangan torniket terlalu lama
  • Hipoaldosteron
Tanda dan Gejala : Efek terpenting adalah perubahan eksitabilitas jantung. EKG memperlihatkan perubahan-perubahan sekuensial seiring dengan peninggian kalium serum. Pada permulaan, terlihat gelombang T runcing (K+ > 6,5 mEq/L). Ini disusul dengan interval PR memanjang, amplitudo gelombang P mengecil, kompleks QRS melebar (K+ = 7 sampai 8 mEq/L). Akhirnya interval QT memanjang dan menjurus ke pola sine-wave. Fibrilasi ventrikel dan asistole cenderung terjadi pada K+ > 10 mEq/L. Temuan-temuan lain meliputi parestesi, kelemahan, arefleksia dan paralisis ascenden.
Penanganan Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
TERAPI CAIRAN
Definisi
Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti milieu interiur dalam batas-batas fisiologis.
Indikasi, antara lain:
  • Kehilangan cairan tubuh akut
  • Kehilangan darah
  • Anoreksia
  • Kelainan saluran cerna
Tujuan
  • Tujuan pemberian terapi cairan dijabarkan pada bagan di bawah ini.
  • Terapi Cairan
  • Resusitasi
  • Rumatan
  • Penggantian defisit kristaloid
  • Koloid
  • Kebutuhan normal harian kristaloid
  • Mengganti kehilangan akut (dehidrasi, syok hipovolemik)
  • Memasok kebutuhan harian
Teknik Pemberian
Prioritas utama dalam menggantikan volume cairan yang hilang adalah melalui rute enteral / fisiologis misalnya minum atau melalui NGT. Untuk pemberian terapi cairan dalam waktu singkat dapat digunakan vena-vena di punggung tangan, sekitar daerah pergelangan tangan, lengan bawah atau daerah cubiti. Pada anak kecil dan bayi sering digunakan daerah punggung kaki, depan mata kaki dalam atau kepala. Pemberian terapi cairan pada bayi baru lahir dapat dilakukan melalui vena umbilikalis.
Penggunaan jarum anti-karat atau kateter plastik anti trombogenik pada vena perifer biasanya perlu diganti setiap 1-3 hari untuk menghindari infeksi dan macetnya tetesan. Pemberian cairan infus lebih dari 3 hari sebaiknya menggunakan kateter besar dan panjang yang ditusukkan pada vena femoralis, vena cubiti, vena subclavia, vena jugularis eksterna atau interna yang ujungnya sedekat mungkin dengan atrium kanan atau di vena cava inferior atau superior.
TERAPI ELEKTROLIT
1. Hiponatremia
  • Atasi penyakit dasar
  • Hentikan setiap obat yang ikut menyebabkan hiponatremia
  • Koreksi hiponatremia yang sudah berlangsung lama secara perlahan-lahan, sedangkan hiponatremia akut lebih agresif. Hindari koreksi berlebihan karena dapat menyebabkan central pontine myelinolysis
  • Jangan naikkan Na serum lebih cepat dari 12 mEq/L dalam 24 jam pada pasien asimptomatik. Jika pasien simptomatik, bisa tingkatkan sebesar 1 sampai 1,5 mEq/L/jam sampai gejala mereda. Untuk menaikkan jumlah Na yang dibutuhkan untuk menaikkan Na serum sampai 125 mEq/L digunakan rumus:
Jumlah Na (mEq) = [125 mEq/L – Na serum aktual (mEq/L)] x TBW (dalam liter)
TBW (Total Body Water) = 0,6 x BB (dalam kg)
  • Larutan pengganti bisa berupa NaCl 3% atau 5% (masing-masing mengandung 0,51 mEq/ml dan 0,86 mEq/ml)
  • Pada pasien dengan ekspansi cairan ekstrasel, mungkin dperlukan diuretik
  • Hiponatremia bisa dikoreksi dengan NaCl hipertonik (3%) dengan kecepatan kira-kira 1 mL/kg per jam.
2. Hipernatremia
  • Hipernatremia dengan deplesi volume harus diatasi dengan pemberian normal saline sampai hemodinamik stabil. Selanjutnya defisit air bisa dikoreksi dengan Dekstrosa 5% atau NaCl hipotonik.
  • Hipernatremia dengan kelebihan volume diatasi dengan diuresis, atau jika perlu dengan dialisis. Kemudian Dekstrosa 5% diberikan untuk mengganti defisit air.
  • Defisit air tubuh ditaksir sbb:
Defisit = air tubuh (TBW) yang dikehendaki (liter) – air tubuh skrg
Air tubuh yg dikehendaki = (Na serum yg diukur) x (air tubuh skrg/Na serum normal)
Air tubuh sekarang = 0,6 x BB sekarang (kg)
  • Separuh dari defisit air yang dihitung harus diberikan dalam 24 jam pertama, dan sisa defisit dikoreksi dalam 1 atau 2 hari untuk menghindari edema serebral.
3. Hipokalemia
  • Defisit kalium sukar atau tidak mungkin dikoreksi jika ada hipomagnesia. Ini sering terjadi pada penggunaan diuretik boros kalium. Magnesium harus diganti jika kadar serum rendah.
  • Terapi oral. Suplementasi K+ (20 mEq KCl) harus diberikan pada awal terapi diuretik. Cek ulang kadar K+ 2 sampai 4 minggu setelah suplementasi dimulai.
  • Terapi intravena harus digunakan untuk hipokalemia berat dan pada pasien yang tidak tahan dengan suplementasi oral. Dengan kecepatan pemberian sbb:
o Jika kadar K+ serum > 2,4 mEq/L dan tidak ada kelainan EKG, K+ bisa diberikan dengan kecepatan 0 sampai 20 mEq/jam dengan pemberian maksimum 200 mEq per hari.
o Pada anak 0,5-1 mEq/kgBB/dosis dalam 1 jam. Dosis tidak boleh melebihi dosis maksimum dewasa.

4. Hiperkalemia
  • Pemantauan EKG kontinyu dianjurkan jika ada kelainan EKG atau jika kalium serum > 7 mEq/L
  • Kalsium glukonat dapat diberikan iv sebagai 10 ml larutan 10% selama 10 menit untuk menstabilkan myocard dan sistem konduksi jantung
  • Natrium bikarbonat membuat darah menjadi alkali dan menyebabkan kalium berpindah dari ekstra ke intraseluler. Bic nat diberikan sebanyak 40 sampai 150 mEq NaHCO3 iv selama 30 menit atau sebagai bolus iv pada kedaruratan
  • Insulin menyebabkan perpindahan kalium dari cairan ekstraseluler ke intraseluler. 5 sampai 10 unit regular insulin sebaiknya diberikan dengan 1 ampul glukosa 50% iv selama 5 menit
  • Dialisis mungkin dibutuhkan pada kasus hiperkalemia berat dan refrakter
Baca selengkapnya - GANGGUAN CAIRAN TUBUH DAN ELEKTROLIT

Teori Penuaan

Dikenal 2 kelompok teori penuaan yaitu:

1. Mekanisme inbuild geneti(herediter)

§ Setiap mahluk memiliki waktu harapan hidup alamiah yang khas

§ Bukti faktor genetik

Secara alamiah bahwa proses embriogenesis, bayi, remaja dan dewasa telah terprogram secara genetik. Dalam perjalanan tahapan tsb pada setip individu berbeda, hal ini dipengaruhi oleh 60% genetik dan 40% lingkungan.

2. Mekanisme ‘wear and tear’ lingkungan

§ Hilangnya sel yang normal dari tubuh dalam kehidupan sehari-hari dan akan menyebabkan kegagalan sistem yang cukup besar sehingga organisme akan mati.

§ Kegagalan jantung dan kemampuan sel tidak dapar berregenerasi.

Perubahan fisik dan fisiologis pada lansia

Perubahan yang terjadi pada:

1. Sel

Sel menjadi sedikit lebih sedikit jumlahnya dan ukurannya menjadi lebih besar, berkurangnya cairan tubuh termasuk cairan intrasel.

2. Sistem Integumen

Hilangnya jaringan lemak, menurunnya cairan adiposa,menurunnya aliran darah dan gangguan produksi pigmen , dan kelenjar keringt menurun jumlah dan fungsinya.

3. Sistem Muskular

Kekuatan kontraksi otot skeletal berkurang dan a at6rofi otot.

4. Sistem pendengaran

Terjdai presbiakusis, memberan dimpani atrofi. Dan penumpukan serumen.

5. Sistem Penglihatan

§ Lensa menjadi keruh

§ Daya adaptasi lambat

§ Hilangnya daya akomodasi

§ Lapang pandang menurun

§ Menurunnya daya membedaan warna hijau atau biru

6. Sistem Pernafasan

  • Otot-otot pernafasan kekuatannya menurun
  • Aktivitas silia menutun
  • Paru kurang elastis
  • Alveoli melebar dan jumlahnya berkurang
  • Oksigen arteri menurun
  • Kemampuan batuk berkurang

7. Sistem CV

  • Katup jantusng menebal dan lebih kaku
  • Kemampuan memompa menurun
  • Kehilangan elastisitas pembuluh darah
  • TD meningkat

8. Sistem Gastrointestinal

  • Kehilangan gigi
  • Kepekaan indra mengecap menurun
  • Esofagus melebar
  • Rasalapar menurun
  • Asam lambung menurun’
  • Waktu pengosongan lambung lambat
  • Peristaltik melemah
  • Atrofi hepar

9. Sistem Perkemihan

  • Ginjalmengecil
  • Aliran darah ke ginjal menurun
  • Fungsi tubulus menurun
  • Frekuensi bermemih meningkat

10. Sistem Reproduksi

  • Selaput lendir vagina mengering,
  • Mengecilnya uterus dan ovarium
  • Atrofi payudara
  • Testis masih dapat memproduksi walupun menurun berangsur-angsur
  • Dorongan seks meningkatkan sampai usia diatas 70 tahun.

11. Sistem Endokrin

  • Menurunnya produksi hampir semua hormon

12. Sistem Sensori

  • Reaksi menjadi lambat
  • Kurang sensitif terhadap sentuhan
  • Berat otak menurun 10-20%

Tanda klinis lekas mati:

§ Dilatasi pupil

§ Ketidakmampuan gerak

§ Kehilangan rwflek

§ Nadi cepat dan lemah

§ Pernafasan shyne strokes

§ Pernafasan hidung dengan penumpukan mukus di tenggorokan

§ TD menurun

§ Mata sering terbuka dan tertutup

Penentuan kematian seseorang:

§ Pupil tidak berepon, reflek kornea tidak ada, tidak ada reflek vestibulo okuler

§ Tidakada respon meotorik pada setiap bagian saraf kranial, tidak da reflek membuka mulut,

§ Tidak ada gerakan pernafasan

Patologi Kekebalan dan Mekanisme Daya Tahan Tubuh

Kekebalan

Tidak rentan terhadp penyakit, mekanisme pembentukan kekebalan dapat diperoleh melalui imunisasi, sel yang berperan penting dalam yakni amkrograf dan limfosit.

Antibodi:

Antibodi merupakan protein yang dihasilkan sebagai akibat dimasukkanya (reaksi) zay\t yang dikenaltubuh sebagai zat asing (antigen)

Macam-macam kekebalan:

§ Aktif

Daya tahan yang diperoleh karena bawaan, sakit dan vaksinasi

§ Pasif

Daya tahan yang diperoleh melalaui suntikan yang telah mengandung zat anti terhadap suatu penyakit tertentu.

Mekanisme daya tahan tubuh:

§ Imunitas spesifik

Sistem skekebalan tubuh yang tidak diarahkan kepada mikroba/antign khusus

§ Imunitas spesifik

Sistem kekeblan tubuh yang diarahkan pada satu-sua antigen tertentu.


Mekanisme daya tahan tubuh.

Tubuh mempunyai banyak penangkis yang mencegah terjadinya penykit yaitu: kulit, rongga mulut, lambung, usus, mata dan saluran pernafasan.

Gangguan Peredaran cairan tubuh, Elektrolit dan Darah

Keseimbangan cairan dan elektrolit

Pada tubuh yang sehat terdapat keseimbangan antara:

§ Caiaoran yang masuk dan keluar

§ Distribusi cairan dan elektrolit yang normal

Yang berperan dalam mengatur keseimbangan tubuh :

§ Konsentrasi partikel-partikel yang osmotik aktif mensitribusikan air dala tubuh

§ Ginjel yang memiliki fungsi dan kemampuan untukmenahan dan mengeluarkan air dan elektrolit agar dapat diselenggarakan volume konsentrasi dan pH yang normal dalam cairan tubuh.

Edema (Sembab)

Merupakan peningkatan volume cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler disertai dengan penimbunan cairan dalam sela-sela jarigandan rongga serosa, bersidat setempat atau umum.

Beberapa penyebab edema:

§ Akibat tekanan kapiler yang meninggi

§ Akibat tekanan osmotik koloid

§ Akibat retensi natrium dan air

Dehidrasi

Suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disertai out put yang melebihi intake sehingga jumlah air dalam tubuh berkurang.

Terjadi karena:

§ Kurang air

§ Kekurangannatrium

§ Kwekurangan keduanya

Hiperemia

Suatu keadaan yang disertai meningkatknya volume darah dalam pembuluh darah yang melebar dalam suatu alat atau bagian tubuh, yang dapt terjadi aktif dan pasif

Hemoragi (Perdarahan)

Suatu pengertian yang menunjukkan banyaknya darah yang keluar dari susunan kardiovaskuler, yang dapat terjadi pada kapiler, vena, arteri ataujantung, dan terbagiatas eksternal dan internal.

§ Kerusakan pembuluh darah

§ Trauma

§ Proses patologik

§ Penyakit yang berhubungan dengan gangguan pembekuan darah

§ Kelainan pembulh darah

Shock

Suatu keadaan yang disebabkan oleh defesiensi sirkulasi akibat disparitasi (ketidakseimbangan) antara volume darah dengan ruang susunan vaskuler.

§ Shock primer

Terjadi akibat fdefisiensi sirkulasi akibat ruang vaskuler membesar karena vasodilatasi yang asalnya neurogen

§ Shock Sekunder

Terjadi setelah beberapa waktu setelah terjadi kerusakan, terjadi gangguan keseimbagan cairan, yang menyebabkan defesiensi sirkulasi perifer.

Macam-macam Shock

§ Traumatik

Akibat kerusakan akibat kecelakaan keras pada anggota tubuh

§ Hemoragik

Akibat perdarahan

§ Septik

Akibat infeksi yang keras seperti pada sepsis

§ Kardial

Baca selengkapnya - Teori Penuaan

KOTAK PENCARIAN:

ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN:

=====
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...