- Sindrom ASI kurang.
- Ibu bekerja.
Sindrom ASI Kurang
Masalah sindrom ASI kurang diakibatkan oleh kecukupan bayi akan ASI tidak terpenuhi sehingga bayi mengalami ketidakpuasan setelah menyusu, bayi sering menangis atau rewel, tinja bayi keras dan payudara tidak terasa membesar. Namun kenyataannya, ASI sebenarnya tidak kurang. Sehingga terkadang timbul masalah bahwa ibu merasa ASInya tidak mencukupi dan ada keinginan untuk menambah dengan susu formula. Kecukupan ASI dapat dinilai dari penambahan berat badan bayi secara teratur, frekuensi BAK paling sedikit 6 kali sehari.
Cara mengatasi masalah tersebut, sebaiknya disesuaikan dengan penyebabnya. Hal yang dapat menyebabkan sindrom kekurangan ASI antara lain:
- Faktor teknik menyusui, antara lain masalah frekuensi, perlekatan, penggunaan dot/botol, tidak mengosongkan payudara.
- Faktor psikologis: ibu kurang percaya diri, stress.
- Faktor fisik, antara lain: penggunaan kontrasepsi, hamil, merokok, kurang gizi.
- Faktor bayi, antara lain: penyakit, abnormalitas, kelainan kongenital.
Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara ibu dan bayi sehingga produksi ASI dapat meningkat dan bayi dapat memberikan isapan secara efektif.
Ibu Bekerja
Ibu yang bekerja bukan menjadi alasan tidak dapat menyusui bayinya. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut, antara lain :
- Bawalah bayi anda jika tempat kerja ibu memungkinkan.
- Menyusui sebelum berangkat bekerja.
- Perahlah ASI sebagai persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja.
- Di tempat kerja, ibu dapat mengosongkan payudara setiap 3-4 jam.
- ASI perah dapat disimpan di lemari es atau freezer.
- Pada saat ibu di rumah, susuilah bayi sesering mungkin dan rubah jadwal menyusui.
- Minum dan makan makanan yang bergizi serta cukup istirahat selama bekerja dan menyusui.
Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 52-54).
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (bab 5, hlm : 4-5)
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 57).
No comments :
Post a Comment