BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai kendala dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya dalam bidang kesehatan. Hal itu tampak antara lain dari masih tingginya kelahiran dan kematian neonatal. Setiap tahun diperkirakan terdapat sejumlah 4.608.000 bayi dilahirkan dan 100.454 bayi diantaranya ternyata meninggal dunia pada neonatal atau sebelum menginjak usia sebulan, dengan kata lain setiap 5 menit satu bayi meninggal oleh berbagai sebab (Depkes RI, 2003).
Pelayanan kesehatan terutama untuk neonatal oleh tenaga kesehatan masih rendah sehingga keterampilan tenaga kesehatan perlu selalu ditingkatkan, salah satunya adalah menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, serta menilai hasil yang dicapai dalam menyusun rencana tindakan selanjutnya (Saifuddin, 2002)
Pada dasarnya kurang baiknya penanganan 6 jam pertama pada bayi baru lahir menyebabkan kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksia dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok dan beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang, contoh lain misalnya kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir dapat menyebabkan masuknya cairan lambung kedalam paru-paru yang mengakibatkan kesulitan bernapas, kekurangan zat asam dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdarahan otak, kerusakan otak, dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang (Saifuddin, 2002).
Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia, kematian bayi khususnya neonatal sebesar 10.000.000 jiwa per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa angka kematian bayi baru lahir masih sangat tinggi (Manuaba, 1998).
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, Angka Kematian Bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 20 per 1000 kelahiran hidup. Pelaksanaan ”Making Pregnancy Safer (MPS)”, target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian bayi baru lahir menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2004).
Sebagai indikator derajat kesehatan masyarakat, kematian neonatal pada umur 0-28 hari yang seharusnya 45 per 1.000 kelahiran, tahun 2006 ditemukan 861 kasus. Penyebab kematian bayi di Lampung, disebabkan karena kasus asfiksia dengan jumlah 199 kasus (31%), berat badan lahir rendah sebanyak 226 kasus (36%), tetanus neonatorum sebanyak 2 kasus dan penyebab lain 210 kasus (33%) (Wiwiek.depkes.go.id, 2004).
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan terhadap infeksi, mempertahankan suhu tubuh, membebaskan jalan nafas, serta pemberian ASI terutama kolostrum merupakan usaha dalam menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dan melahirkan (Saifuddin, 2002).
Hasil pra survei yang dilakukan pada bulan Maret 2008, dari catatan Medical Record di RSUD Ahmad Yani Metro, didapatkan data bayi lahir hidup pada tahun 2007 sejumlah 776 bayi. Berdasarkan data tersebut terdapat bayi yang mengalami asfiksia sebesar 43 kasus (5,54%) sedangkan bayi yang mengalami hipotermia sebesar 37 kasus (4,77%) dan dari hasil pengamatan 15 bidan terdapat 6 bidan yang tidak melakukan cuci tangan sebelum tindakan pertolongan persalinan.
Ditemukan bayi baru lahir mengalami asfiksia dan hipotermia diatas, kemungkinan merupakan akibat bila salah satu penatalaksanaan 6 jam pertama pada bayi baru lahir tidak dilakukan, sehingga diantaranya dapat menimbulkan asfiksia dan hipotermia yaitu dikarenakan kurang baiknya pembersihan jalan nafas, pencegahan infeksi yang tidak terlaksana dan suhu tubuh yang tidak terjaga. Asfiksia dan hipotermia pada bayi dapat dicegah salah satunya dapat dilakukan penatalaksanaan bayi baru lahir normal dengan baik. Atas dasar itulah penulis ingin melakukan penelitian tentang penatalaksanaan 6 jam pertama pada bayi baru lahir normal. Menurut masalah yang terjadi, penulis berminat melakukan penelitian di Ruang Kebidanan RSUD Ahmad Yani Metro tentang bagaimana penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal oleh Bidan di Ruang Kebidanan RSUD Ahmad Yani Metro tahun 2008.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini “Bagaimanakah penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal oleh Bidan di Ruang Kebidanan RSUD Ahmad Yani Metro tahun 2008.”
C. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang diteliti adalah sebagai berikut :
1. Jenis penelitian : Deskriptif
2. Subyek penelitian : Bidan yang bertugas di Ruang Kebidanan RSUD Ahmad Yani Metro
3. Obyek penelitian : Penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal
4. Lokasi penelitian : Ruang Kebidanan RSUD Ahmad Yani Metro
5. Waktu penelitian : 4-18 Juni 2008
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pada penelitian ini yaitu mengetahui gambaran penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal oleh Bidan di Ruang Kebidanan RSUD Ahmad Yani Metro.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada penelitian ini meliputi :
a. Diketahuinya pencegahan infeksi merupakan langkah penatalaksanaan 6 jam pertama pada bayi baru lahir normal.
b. Diketahuinya pencegahan kehilangan panas merupakan langkah penatalaksanaan 6 jam pertama pada bayi baru lahir normal.
c. Diketahuinya pembersihan jalan nafas merupakan langkah penatalaksanaan 6 jam pertama pada bayi baru lahir normal.
d. Diketahuinya pemberian ASI segera setelah bayi baru lahir merupakan langkah penatalaksanaan 6 jam pertama pada bayi baru lahir normal.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat pada penelitian ini yaitu :
1. Bagi Peneliti
Mengetahui dengan jelas mengenai penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal, menambah wawasan dan bahan penerapan ilmu yang telah didapat.
2. Bagi Bidan di Ruang Kebidanan
Sebagai bahan masukan mengenai penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
3. Bagi Institusi Prodi Kebidanan Metro
Menambah referensi tentang penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal bagi mahasiswa Politeknik Kesehatan Tanjung Karang Prodi Kebidanan Metro.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi atau bacaan bagi peneliti lain dikemudian hari terutama untuk meneliti hal-hal yang belum terungkap dalam penelitian ini.
Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai kendala dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya dalam bidang kesehatan. Hal itu tampak antara lain dari masih tingginya kelahiran dan kematian neonatal. Setiap tahun diperkirakan terdapat sejumlah 4.608.000 bayi dilahirkan dan 100.454 bayi diantaranya ternyata meninggal dunia pada neonatal atau sebelum menginjak usia sebulan, dengan kata lain setiap 5 menit satu bayi meninggal oleh berbagai sebab (Depkes RI, 2003).
Pelayanan kesehatan terutama untuk neonatal oleh tenaga kesehatan masih rendah sehingga keterampilan tenaga kesehatan perlu selalu ditingkatkan, salah satunya adalah menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, serta menilai hasil yang dicapai dalam menyusun rencana tindakan selanjutnya (Saifuddin, 2002)
Pada dasarnya kurang baiknya penanganan 6 jam pertama pada bayi baru lahir menyebabkan kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksia dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok dan beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang, contoh lain misalnya kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir dapat menyebabkan masuknya cairan lambung kedalam paru-paru yang mengakibatkan kesulitan bernapas, kekurangan zat asam dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdarahan otak, kerusakan otak, dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang (Saifuddin, 2002).
Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia, kematian bayi khususnya neonatal sebesar 10.000.000 jiwa per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa angka kematian bayi baru lahir masih sangat tinggi (Manuaba, 1998).
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, Angka Kematian Bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 20 per 1000 kelahiran hidup. Pelaksanaan ”Making Pregnancy Safer (MPS)”, target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian bayi baru lahir menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2004).
Sebagai indikator derajat kesehatan masyarakat, kematian neonatal pada umur 0-28 hari yang seharusnya 45 per 1.000 kelahiran, tahun 2006 ditemukan 861 kasus. Penyebab kematian bayi di Lampung, disebabkan karena kasus asfiksia dengan jumlah 199 kasus (31%), berat badan lahir rendah sebanyak 226 kasus (36%), tetanus neonatorum sebanyak 2 kasus dan penyebab lain 210 kasus (33%) (Wiwiek.depkes.go.id, 2004).
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan terhadap infeksi, mempertahankan suhu tubuh, membebaskan jalan nafas, serta pemberian ASI terutama kolostrum merupakan usaha dalam menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dan melahirkan (Saifuddin, 2002).
Hasil pra survei yang dilakukan pada bulan Maret 2008, dari catatan Medical Record di RSUD Ahmad Yani Metro, didapatkan data bayi lahir hidup pada tahun 2007 sejumlah 776 bayi. Berdasarkan data tersebut terdapat bayi yang mengalami asfiksia sebesar 43 kasus (5,54%) sedangkan bayi yang mengalami hipotermia sebesar 37 kasus (4,77%) dan dari hasil pengamatan 15 bidan terdapat 6 bidan yang tidak melakukan cuci tangan sebelum tindakan pertolongan persalinan.
Ditemukan bayi baru lahir mengalami asfiksia dan hipotermia diatas, kemungkinan merupakan akibat bila salah satu penatalaksanaan 6 jam pertama pada bayi baru lahir tidak dilakukan, sehingga diantaranya dapat menimbulkan asfiksia dan hipotermia yaitu dikarenakan kurang baiknya pembersihan jalan nafas, pencegahan infeksi yang tidak terlaksana dan suhu tubuh yang tidak terjaga. Asfiksia dan hipotermia pada bayi dapat dicegah salah satunya dapat dilakukan penatalaksanaan bayi baru lahir normal dengan baik. Atas dasar itulah penulis ingin melakukan penelitian tentang penatalaksanaan 6 jam pertama pada bayi baru lahir normal. Menurut masalah yang terjadi, penulis berminat melakukan penelitian di Ruang Kebidanan RSUD Ahmad Yani Metro tentang bagaimana penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal oleh Bidan di Ruang Kebidanan RSUD Ahmad Yani Metro tahun 2008.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini “Bagaimanakah penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal oleh Bidan di Ruang Kebidanan RSUD Ahmad Yani Metro tahun 2008.”
C. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang diteliti adalah sebagai berikut :
1. Jenis penelitian : Deskriptif
2. Subyek penelitian : Bidan yang bertugas di Ruang Kebidanan RSUD Ahmad Yani Metro
3. Obyek penelitian : Penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal
4. Lokasi penelitian : Ruang Kebidanan RSUD Ahmad Yani Metro
5. Waktu penelitian : 4-18 Juni 2008
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pada penelitian ini yaitu mengetahui gambaran penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal oleh Bidan di Ruang Kebidanan RSUD Ahmad Yani Metro.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada penelitian ini meliputi :
a. Diketahuinya pencegahan infeksi merupakan langkah penatalaksanaan 6 jam pertama pada bayi baru lahir normal.
b. Diketahuinya pencegahan kehilangan panas merupakan langkah penatalaksanaan 6 jam pertama pada bayi baru lahir normal.
c. Diketahuinya pembersihan jalan nafas merupakan langkah penatalaksanaan 6 jam pertama pada bayi baru lahir normal.
d. Diketahuinya pemberian ASI segera setelah bayi baru lahir merupakan langkah penatalaksanaan 6 jam pertama pada bayi baru lahir normal.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat pada penelitian ini yaitu :
1. Bagi Peneliti
Mengetahui dengan jelas mengenai penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal, menambah wawasan dan bahan penerapan ilmu yang telah didapat.
2. Bagi Bidan di Ruang Kebidanan
Sebagai bahan masukan mengenai penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
3. Bagi Institusi Prodi Kebidanan Metro
Menambah referensi tentang penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal bagi mahasiswa Politeknik Kesehatan Tanjung Karang Prodi Kebidanan Metro.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi atau bacaan bagi peneliti lain dikemudian hari terutama untuk meneliti hal-hal yang belum terungkap dalam penelitian ini.
DOWNLOAD KLIK DISINI:
Gambaran penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal oleh bidan di ruang kebidanan RSUD
No comments :
Post a Comment