BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanggal 5 Juli 1981, The Mordibity and Mortality Weekly Report (MMWR) mengetengahkan sebuah artikel mengenai tercatatnya lima kasus Pneumonia Pneumocystis Carinii (PCP) pada pria homoseksual (Muma, 1997).
Kasus yang sama terdapat pula di New York dan San Fransisco dalam waktu yang singkat, sementara dari laporan yang lain juga ditemukan adanya kasus herpes perianal dan diare yang tidak terkontrol, kesemuanya tidak menunjukkan respon terhadap pengobatan dan terjadi pada pria homoseksual. Laporan adanya non Hodgkin’s Lymphoma dan Kaposis Sarcoma (KS) pada pria homoseksual semakin memperumit teka teki gambaran medis. Keadaan ini menandakan timbulnya suatu penyakit baru, yang diberi nama Aqcuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS.) ( Muma, 1997).
Sindrom cacat kekebalan tubuh / AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus yang disebut Humman Immunodeficiency Virus (HIV). Sindrom yang fatal ini telah melanda dunia dan mengancam eksistensi manusia. Sampai saat ini belum ada obat yang ampuh membasmi virus yang ganas ini atau vaksin yang dapat mencegahnya. Pada pertengahan Juli 1996, diperkirakan bahwa di dunia 21,8 juta orang sudah terinfeksi HIV – 830.000 diantaranya adalah anak-anak dan sekitar 5,8 juta orang telah meninggal karena AIDS. Sebagian besar (94%) terdapat di negara-negara berkembang, khususnya di Asia Selatan – Tenggara terdapat 4,8 juta orang yang hidup dengan HIV. Selama enam tahun terakhir ini, jumlah infeksi HIV telah berkembang dua kali lipat dari 10 juta di tahun 1990 menjadi hampir 22 juta di pertengahan 1996. Menurut UNAIDS (Program Bersama PBB Untuk menanggulangi HIV/ AIDS) setiap hari terjadi sekitar 7.500 infeksi baru, dan sekitar 100 diantaranya terjadi pada bayi atau anak-anak. (Depkes RI, 1997).
Tahun 2000 menurut perkiraan WHO, di Indonesia diperkirakan ada 250.000 kasus HIV/AIDS. Proyeksi ini didasarkan pada perkiraan bahwa satu kasus AIDS yang sudah dilaporkan masih menyisakan 100 kasus lainnya yang belum terdeteksi (Fenomena Gunung Es). Sebagian besar (78,3%) yang diserang penyakit ini adalah kelompok usia produktif (15 – 39 tahun). Secara ekonomis, kelompok penduduk ini adalah kelompok usia produktif. Kalau penyebaran virus ini terus berkembang tanpa kendali dan merenggut kelompok penduduk usia produktif ini, dikhawatirkan berkembangnya penyakit ini di masyarakat akan berdampak sangat merugikan laju pembangunan di tanah air kita (Muninjaya, 1998).
Masalah AIDS cukup kompleks dan memerlukan penanganan yang khusus. Melihat penularan HIV berkaitan erat dengan prilaku manusia, penanggulangannya tidak dapat dilakukan melalui pelayanan medik saja, akan tetapi perlu disertai dengan pendekatan sosial budaya. Pengetahuan tentang HIV/ AIDS perlu disampaikan sedini mungkin kepada masyarakat sebagai bekal pengetahuan agar dapat menyikapi HIV/AIDS dengan benar, tidak hanya mengetahui dari mitos-mitos yang ada, sehingga menimbulkan sikap diskriminasi dan stigmasi masyarakat terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Mitos adalah persepsi yang salah mengenai HIV/AIDS. Mitos muncul dan berkembang di tengah masyarakat karena penyampaian informasi yang kurang tepat dan kurang lengkap, atau penyampaian informasi yang terlalu berlebihan sehingga menimbulkan sifat diskriminasi dan stigmasi di kalangan masyarakat terhadap ODHA. (Depkes RI, 1997). Selain mitos ada sikap diskriminasi terhadap ODHA, yaitu pembedaan perlakuan terhadap ODHA. (Depdikbud, 2002). Keadaan ini biasanya terjadi ketika kasus AIDS baru merebak dan masyarakat masih awam sekali dalam menghadapinya, dan beban sosiostruktural yang diakibatkan dengan aspek penularan dapat menyebabkan gangguan perilaku pada orang lain. Termasuk menghindari kontak fisik dan kontak sosial. Akibat dari keadaan ini terasa cukup menyakitkan bagi ODHA yang di diskriminasi di lingkungannya. Disamping diskriminasi terhadap ODHA, stigmasi juga terjadi pada kelompok berprilaku seks seperti pekerja seks komersial (PSK), baik wanita maupun pria, waria, homoseksual dan lelaki hidung belang. Mereka di tuding sebagai penyebab munculnya HIV/AIDS dan menyebarkannya kepada masyarakat. (Depkes RI, 1997). Hal ini yang harus diluruskan, karena sikap diskriminasi dan stigmasi ini sebenarnya muncul karena masyarakat belum memahami benar mengenai HIV/AIDS.
Menurut data kependudukan Kelurahan Imopuro, didapatkan data bahwa kelurahan Imopuro terbagi atas 6 lingkungan, 11 RW dan 33 RT. Lingkungan I, II, III merupakan wilayah 15 B Barat, sedangkan lingkungan IV, V, VI merupakan wilayah 15 B Timur. Jumlah penduduk pada kelompok usia 15 – 39 tahun sebanyak 1.685 jiwa, dengan rincian lingkungan IV berjumlah 656 jiwa, lingkungan V berjumlah 670 jiwa dan lingkungan VI berjumlah 359 jiwa. Ternyata di lingkungan V kelompok usia 15 – 39 tahun lebih banyak, yaitu sebanyak 39,8%.
Prasurvei yang penulis lakukan di lingkungan V, ternyata belum pernah di dapatkan informasi atau penelitian pendahulu mengenai mitos, diskriminasi dan stigmasi terhadap HIV/AIDS. Selain itu, penulis juga berasumsi bahwa ada sebagian dari kelompok usia tersebut mempunyai kecenderungan membentuk gankster yang sering mengkonsumi minuman keras dan NARKOBA serta mempunyai perilaku beresiko terhadap kesehatan reproduksinya, termasuk resiko terpapar HIV/AIDS.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengetahuan dan sikap masyarakat usia 15 – 39 tahun mengenai mitos, diskriminasi dan stigmasi terhadap HIV/ AIDS di lingkungan V wilayah 15 B Timur Kelurahan Imopuro Metro.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Usia 15 – 39 tahun mengenai mitos, diskriminasi dan stigmasi terhadap HIV/AIDS di lingkungan V wilayah 15 B Timur Kelurahan Imopuro Metro?”
C. Ruang Lingkup
Di dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang diteliti sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian : Deskriptif
2. Subyek penelitian : Masyarakat usia 15 – 39 tahun di lingkungan V wilayah 15 B Timur Kelurahan Imopuro Metro
3. Obyek Penelitian : Pengetahuan dan Sikap masyarakat usia 15 – 39 tahun mengenai mitos, diskriminasi dan stigmasi terhadap HIV/AIDS
4. Lokasi Penelitian : Lingkungan V 15 B Timur Kelurahan Imopuro Metro
5. Waktu Penelitian : Setelah usulan KTI disetujui
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap masyarakat usia 15 – 39 tahun mengenai mitos, diskriminasi dan stigmasi terhadap HIV/ AIDS di lingkungan V wilayah 15 B Timur Kelurahan Imopuro Metro.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pengetahuan masyarakat usia 15 – 39 tahun mengenai mitos, diskriminasi dan stigmasi terhadap HIV/ AIDS di lingkungan V wilayah 15 B Timur Kelurahan Imopuro Metro.
b. Diketahuinya sikap masyarakat usia 15 – 39 tahun mengenai mitos, diskriminasi dan stigmasi terhadap HIV/ AIDS di lingkungan V wilayah 15 B Timur Kelurahan Imopuro Metro.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :
1. Bagi Masyarakat usia 15 – 39 tahun di lingkungan V Kelurahan Imopuro wilayah 15 B Timur Metro.
Memberikan informasi mengenai pengetahuan dan sikap masyarakat usia 15 –39 tahun terhadap HIV/ AIDS, agar mencegah timbulnya mitos tidak baik di masyarakat, sehingga tidak terjadi diskriminasi dan stigmasi terhadap ODHA.
2. Bagi Institusi pendidikan Poltekkes Tanjung Karang Prodi Kebidanan Metro.
Sebagai bahan masukan terutama mengenai mitos, diskriminasi dan stigmasi terhadap HIV/AIDS yang ada di masyarakat dan sebagai bahan bacaan serta referensi yang diperlukan bagi penelitian sejenis berikutnya.
No comments :
Post a Comment