Liputan6.com, Boston: Pada setiap kemasan obat selalu ada peringatan untuk tetap keluar dari jangkauan anak-anak.Peringatan itu penting karena menurut penelitian, satu dari empat orang dewasa tidak dapat membedakan antara permen dengan obat-obatan. Hebatnya lagi, penelitian itu dilakukan oleh seorang bocah berusia 12 tahun yang dipresentasikan di Akademi Kedokteran Anak di Boston, Amerika Serikat.
Dalam penelitian tersebut, Casey Gittelman mencampur sekitar 20 jenis permen dan obat-obatan dalam sebuah kotak. Kemudian, sekitar 30 anak TK dan gurunya dimita untuk memisahkan antara permen dan obat-obatan. Hasilnya, banyak dari para guru TK yang menyangka obat adalah permen.
"Saya tidak terlalu terkejut ketika anak-anak tidak bisa membedakan antara obat dan permen. Tapi jika guru juga tidak bisa membedakan obat dan permen, itu sungguh luar biasa. Saya pikir orang dewasa selalu bisa membedakannya karena lebih banyak pengalaman dengan obat-obatan," ungkap Gittelman.
Obat sering dikira permen karena biasanya berbentuk bulat dan mengkilap. Obat jenis itu diberi lapisan khusus. Lebih membahayakan lagi, obat yang disangka permen itu tidak ditandai atau dicap untuk menunjukkan bahwa itu adalah obat. Perusahaan obat seharusnya menghindari rancangan tampilan obat-obatan mirip dengan permen.
Sementara itu, kasus keracunan obat pada anak cenderung meningkat. Lihat saja antara tahun 2001 hingga 2008 naik sebesar 30 persen. Sebagian dari anak-anak tertelan obat yang bukan untuk mereka. Mungkin karena warna-warna yang menarik perhatian dan terlebih lagi ada beberapa obat yang berlapis gula. (FoxNews/Medicmagic/Vin)
No comments :
Post a Comment