Guna mendukung penetapan masalah penelitian dan pembahasan yang akan diungkapkan, maka diperlukan tinjauan pustaka atau teori yang adekuat. Sebab tinjauan pustaka atau teori akan mendasari pengungkapan masalah dan pembahasan hasil penelitian yang menyeluruh. Tinjauan literatur mencakup dua hal yaitu:
1. Tinjauan teori yang terkait dengan masalah yang akan diteliti
2. Tinjauan hasil penelitian terkait yang pernah dilakukan.
A. Tujuan Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka diperlukan dalam sebuah penelitian dengan tujuan untuk:
1. Mengetahui apakah penelitian yang akan dilaksanakan pernah dilakukan orang lain sehingga tidak terjadi duplikasi.
2. Mengetahui hasil penelitian orang lain dalam bidan yang sama, sehingga dapat memperluas wacara pembahasan penelitian nantinya.
3. Mempertajam penguasaan teori yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.
4. Memperoleh informasi rancangan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain.
Dengan melakukan tinjauan pustaka maka diperoleh keuntungan beberapa hal penting berikut ini:
1. Mengarahkan pemahaman masalah penelitian, sehingga rumusan masalah penelitian dapat disusun dengan baik.
2. Membantu menentukan rancangan penelitian yang tepat, sehingga penelitian valid dan bermakna.
3. Menghindari pengutipan pndapat orang lain yang tidak tepat.
4. Membantu menyusun kerangka kerja penelitian
B. Tahapan Tinjauan Pustaka
1. Penelusuran Awal
Melakukan pemeriksaan sepitas terhadap sumber pustaka yang tersedia dan dikaitkan dengan masalah penelitian yang akan diteliti. Dengan penelusuran awal ini, bila diperoleh banyak sumber pusataka yang relevan dan mendukung penelitian.
2. Penelusuran Sekunder
Penelusuran dilakukan terhadap sumber pustaka secara lebih mendalam dan kritis dan relevan dengan masalah penelitian. Sumber pustaka yang diperoleh diharapkan yang terbaru dan komprehensif baik berupa buku bacaan rujukan maupun laporan riset.
3. Penelusuran komputer dan manual
Tinjauan pustaka teori dapat telusuri dan disusun dan berbagai sumber lain yang dapat diakses melalui:
a. Komputer, yaitu sumber pustaka yang berasal dari data base perpustakaan maupun dari website yang menyediakan jurnal-jurnal penelitian.
b. Cara manual, yaitu menelusuri pustaka dengan menggunakan indeks dan abstrak penelitian serta katalog buku perpustakaan.
C. Jenis Pustaka
Penelitian yang baik pada dasarnya didukung oleh bahan pustaka yang memadai. Sehingga seseorang yang akan melakukan penelitian harus akrab dengan pustaka. Bahan pustaka tersebut dapat digunakan digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Buku
Buku yang diterbitkan dan terdaftar pada katalog perpustakaan nasional
2. Penerbitan berkala: majalah, jurnal, buletin
3. Harian atau surat kabar yang memuat artikel terkait topik penelitian.
4. Karangan ilmiah yang tidak diterbitkan seperti makalah ilmiah, skripsi, thesis dan disertasi.
5. Laporan penelitian (LIPI, Litbangkes, Lembaga Riset) .
6. Laporan isnstansi resmi (Profil Kesehatan Provinsi atau Kabupaten, SP2TP Puskesmas).
D. Penulisan Tinjauan Pustaka
Setelah bahan pustaka diperoleh, langkah selanjutnya adalah menyusun dan menulis tinjauan pustaka atau landasan teori. Tinjauan pustaka disusun dan ditulis dengan menggunakan beberapa kaidah seperti kaidah menulis dan mengutip.
Uraian dan contoh penulisan serta pengutipannya sebagai berikut:
1. Mengutip dan menulis rujukan
a. Cara mengutip langsung dan menyebutkan rujukannya.
Kutipan yang berjumlah kurang dari 40 kata, maka harus dicantumkan tanda kutip diawal dan diakhir kutipan.
Contoh: Potter menjelaskan bahwa “berat badan merupakan salah satu indikator keadaan gizi seseorang”, (1998 hal 12)
Apabila kutipan berjumlah lebih dari 40 kata tidak perlu menggunakan tanda kutip dan halam rujukan penulis diakhir kutipan.
Contoh:
Menurut Rahardjo (1992) salah satu cara pemantauan DJJ dapat dilakukan dengan….dst (hal 76).
b. Mengutip tidak langsung dan menyebutkan rujukannya
1) Rujukan yang ditulis oleh satu orang penulis
Apabila penulis menyimpulkan tulisan penulis lain, maka nama akhir atau keluarga penulis yang dikutip ditempatkan dalam kurung pada akhir tulisan disertai dengan tahun penerbitannya.
Contoh: Pengukuran tekanan darah yang dilakukan selama ini masih merupakan cara yang … dst (Kozier, 1996).
Atau menulis nama penulis dan tahun penerbitannya dalam kurung kemudian kesimpulan tulisan.
Contoh: Kozier (1996) menyimpulkan bahwa, pengukuran tekanan darah yang dilakukan selama ini masih merupakan … dst.
2) Rujukan yang ditulis oleh dua orang atau lebih
Tulis kedua nama akhir atau keluarga para penulis tersebut dengan menggunakan simbol “&” atau menggunakan kata “dan”.
Contoh:
a) Penggunaan alkohol pada tali pusat hingga saat ini …dst (Machmud & Brastito, 1995)
b) Machmud dan Brastito (1995) menyatakan bahwa penggunaan alkohol pada tali pusat hingga saat ini … dst.
Atau menulis nama penulis dan tahun penerbitannya dalam kurung kemudian kesimpulan tulisan.
Contoh: Kozier (1996) menyimpulkan bahwa, pengukuran tekanan darah yang dilakukan selama ini masih merupakan … dst.
3) Rujukan yang ditulis tiga sampai dengan lima orang penulis
Untuk pertama kali mengutip tulisan, nama akhir atau keluarga semua penulis ditulis.
Contoh: Erlangga, Prayudi dan Gilrandy (1999) menyimpulkan bahwa …dst
Selanjutnya bila kita mengutip dari rujukan tersebut lagi, maka cukup ditulis nama akhir/keluarga penulis pertama saja ditambah et.al.
Contoh: Erlangga et.al (1999) menyimpulkan bahwa … dst.
4) Rujukan yang ditulis lebih dari lima orang penulis
Sejak pertama kali digunakan sebagai rujukan hanya nama akhir atau keluarga penulis pertama saja yang ditulis ditambah et.al.
Contoh: Sebuah buku dikarang oleh Ananto, Wibowo, Sutopo, Sumpeno, Kartini, dan Anas, maka cara menulis sumber rujukannya adalah: Ananto et.al (1989) menyimpulkan bahwa permasalahan tersebut…dst.
Bila beberapa tulisan dari pengaran yang berbeda digunakan dalam satu bahasan, maka urutan penulisan para pengarang tersebut mengikuti abjad.
Contoh: Beberapa ahli (Abdullah, 1999; Hamzah, 1987; Kartono, 2001) dapat menyimpulkan tentang batasan kepuasan pasien yaitu sebuah ungkapan…dst.
5) Menyebutkan nama penulis yang dikutip oleh penulis buku yang sedang kita rujuk.
Contoh: Suhardi dalam Monica (1997) menyatakan bahwa keterbatasan gerak yang dilakukan oleh pasien pasca Sectio diakibatkan oleh adanya …dst.
2. Menulis Daftar Pustaka
Pengetikan daftar pustaka dengan urutan sebagai berikut: Nama akhir atau keluarga penulis, tahun terbit, judul kota penerbit dan penerbit. Lebih terinci cara penulisannya sebagai berikut:
a. Penulis buku satu orang
Contoh: Sugiyono (1999). Statistik untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
b. Penulis dua atau tiga orang
Contoh: Aronaga, Kartini & Abdulah (1994). Madu dan Kandungan manfaatnya. Yogyakarta; Andi (Offset).
c. Penulis lebih dari satu orang
Contoh: Nettina et.al (2001). Manual nursing practice. (Second Edition). New York; Mc. Graw Hill.
d. Terjemahan
Contoh: Brockopp (1999). Riset dan aplikasinya. Diterjemahkan oleh Asih. Jakarta; EGC.
e. Buku dengan Editor
Contoh: Tapen (Ed) (2001). Management Concept and leadership. London’ Lippincott.
f. Dokumen
Contoh: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Permenkes RI Nomor 1239/Permenkes/III/2001. Tentang Praktek Keperawatan. Jakarta.
g. Karya Ilmiah (Thesis, skripsi dan sejenisnya)
Contoh: Saputra (2003). Perbedaan tekanan darah yang diukur berdiri dan berbaring ditempat tidur. Karya tulis ilmiah tidak diterbitkan. Poltekkes Tanjungkarang. Bandar Lampung.
h. Laporan
Contoh: Suyanto (2003). Faktor penghambat dan pendukung penyusunan KTI mahasiswa. Laporan penelitian Poltekkes Tanjungkarang. Bandar Lampung.
i. Buku Tahunan
Contoh: Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (2003). Profil Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2003. Bandar Lampung.
j. Hasil Seminar/Simposium/Konferensi
Contoh: Setiawan. Seminar Sehari; Perawatan pasien Eklampsia 27 Juli 1996. Bandar Lampung.
k. Karangan dalam majalah/buletin/surat kabar
Contoh: Wahid (1999). Citra Bidan dan Perawat di Kalangan profesi kesehatan. Buletin Medika 5 (2). 34-37.
l. Internet
Contoh:
http://www.nursingcentre.com.Job on Vacancy. Week26.2000.
Sumber: Suyanto & Salamah, Riset Kebidanan. 2008.
No comments :
Post a Comment