Operasi appendiks / usus buntu ; dilakukan pada usus buntu yang meradang /appendisitis.
Pada umumnya operasi dengan menggunakan bius umum spinal, obat bius dimasukkan lewat belakang, posisi pasien sedikit membungkuk. Setelah operasi pasien dapat segera makan dan minum. Bed rest sampai 12 jam setelah post operasi, setelah itu dapat mobilisasi bertahap.
Pasien dapat pulang setelah 3 hari dirawat. Tentunya hal ini berlaku untuk kasus apendisitis akut tanpa komplikasi.
Pada umumnya operasi dengan menggunakan bius umum spinal, obat bius dimasukkan lewat belakang, posisi pasien sedikit membungkuk. Setelah operasi pasien dapat segera makan dan minum. Bed rest sampai 12 jam setelah post operasi, setelah itu dapat mobilisasi bertahap.
Pasien dapat pulang setelah 3 hari dirawat. Tentunya hal ini berlaku untuk kasus apendisitis akut tanpa komplikasi.
Jika dilakukan dengan LAPAROSKOPI biasanya proses pemulihan bisa lebih cepat 2 hari pasien dapat pulang.
Pada kasus apendisitis dengan perlekatan apalagi jika apendiks nya sudah pecah / perforasi, masa perawatan di RS jauh lebih lama.
Komplikasi setelah operasi yang sering terjadi adalah perdarahan, infeksi bisa infeksi di luka operasi atau berupa nanah yang mengantong dikemudian hari. Usus yang mengalami paralitik juga dapat terjadi maksudnya usus masih 'malas' bekerja sehingga pasien harus puasa dulu beberapa hari. Jika terjadi 'usus malas' maka nutrisi di berikan lewat cairan infus, pasien dipasang maag slang / NGT untuk mengalirkan cairan usus untuk cegah kembung. Keadaan 'malas usus' / paralitik ini biasanya bervariasi lamanya ada yang sampai 1 minggu, setelah usus bekerja kembali maka pasien dapat makan/minum seperti biasa.
Pada kasus usus buntu yang sudah pecah / mengalami perforasi sayatan luka operasi biasanya agak cukup lebar (bisa disamping / kanan bawah perut atau di bagian tengah perut - tegak lurus) dan umumnya disertai pemasangan drain (selang) di perut kanan bawah. Drain / selang ini fungsinya adalah untuk mengeluarkan / mengalirkan sisa bekuan darah / nanah yang berasal dari rongga perut.
Setiap dokter bedah selalu akan memberikan penjelasan tentang kondisi usus buntu yang dialami oleh pasien dan kemungkinan2 yang terjadi setelah operasi.
Gejala apendisitis lebih banyak ditentukan lewat pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh seorang Dokter.
Pemeriksaan laboratorium hanya membantu dan sebagai persiapan untuk pre operatif. Tidak selalu apendisitis disertai dengan nilai laboratorium darah leukosit yang meningkat, tapi pada kasus perforasi pasti disertai dengan leukosit yang meningkat.
Pemeriksaan apendikogram dapat dilakukan pada kasus yang meragukan biasanya pada apendisitis yang sifatnya kronik.
Ingin berbagi soal apendisitis ? pernah mengalami operasi apendiks ?
Blog ini khusus buat mereka-mereka yang dalam waktu dekat ini berurusan dengan dokter bedah, akan menjalani pembedahan, mempunyai kerabat/saudara yang mau menjalani pembedahan atau buat mereka yang pengen tauk soal bedah .... juga buat pemerhati Ilmu Bedah ... mangkanya ditunggu dong komentarnya ....
No comments :
Post a Comment