salah satu kreasi pahat pasir yang akan dipamerkan di Sentul City (VIVAnews/ Heryu Nandiasa)
VIVAnews - Membangun istana pasir menjadi aktivitas jamak saat berlibur ke pantai. Berangkat dari keasyikan yang tercipta, kreasi pasir mulai naik kasta sebagai mahakarya bercita rasa tinggi: seni pahat pasir atau sand sclupture.
Jalur seni ini mulai berkembang di berbagai negara di dunia. Bahkan, telah memunculkan kompetisi pahat pasir bertaraf internasional, seperti di Brazil, Korea, Amerika, Belanda, Inggris, Spanyol, China, Jepang.
Teknik pahat pasir dikembangkan Mr Gerry Kirk, pemrakarsa Akademi Seni Pasir Dunia (World Sand Sclupting Academy - WSSA) pada pertengahan 1970an. Menyebar dari Pantai Barat Amerika hingga Jepang, seni pahat pasir mulai masuk ke Eropa tahun 1991, menyusul China tahun 1998.
Istana pasir umumnya tercipta dalam skala kecil. Namun, ada perupa pasir profesional yang membuatnya dalam skala besar, rumit, berpadu detail cantik.
Seni mengukir pasir ini terbilang sangat unik karena orang-orang bisa melihat karya patung pasir dibuat dan dibentuk ketika perupa sedang bekerja. Tentu menarik bagi orang-orang dari segala usia. Dan kemungkinan untuk menciptakan karya dengan pasir tidak terbatas.
Dengan hasil yang menakjubkan, seni pahat pasir hanya melibatkan elemen pasir dan air. Namun, pasirnya tidak sembarangan. Seni pahat pasir profesional tak bisa mengandalkan pasir pantai biasa.
Menurut CEO WSSA, Marcel Elsjan of Wipper, pasir yang bisa digunakan adalah pasir yang butirnya cukup halus dan bersudut tajam. Ini supaya pasir bisa dipadatkan dengan sempurna.
Di WSSA, terdapat lebih dari 600 perupa seni patung pasir dari berbagai penjuru dunia. Sembari mencari nafkah dari kreasi yang tercipta, mereka aktif mengikuti ratusan kompetisi tahunan di berbagai negara. Mereka bersaing memperebutkan beragam hadiah.
Penasaran melihat seni pahat pasir? Coba kunjungi 'The 1st Sand Sclupture Festival' di Sentul City, Bogor, mulai tanggal 18 Desember 2011 - 28 Januari 2012. Dengan harga tiket masuk Rp50 ribu untuk hari biasa atau Rp75 ribu untuk akhir pekan, Anda bisa menikmati keindahan seni pahat pasir kreasi sejumlah perupa profesional mulai dari pukul 11.00 hingga 19.00.
Di sana, Anda bisa melihat 40 kreasi pahat pasir dalam bentuk bangunan-bangunan khas Indonesia seperti Candi Borobudur, Prambanan, Rumah Gadang, Wayang, atau Komodo. Ada pula pahatan yang menduplikasi bangunan ikonik dunia seperti Piramida, London Brige, Patung Liberty, dan Taj Mahal.
Kreasi pahat pasir tersebut tercipta dari pasir yang didatangkan dari daerah Cilegon. Sebanyak 22 perupa pasir dari 11 negara berpartisipasi dalam pameran ini. Mereka datang dari Amerika, Spanyol, Inggris, Belanda, Itali, Meksiko, Belgia, Ukraina, Republik Ceko, Singapura, dan Jepang. Butuh waktu dua minggu bagi mereka untuk menyelesaikan karya dari 2.400 ton pasir.
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
Kirim Komentar
Anda harus Login untuk mengirimkan komentar
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }
No comments :
Post a Comment