Liputan6.com, New York: Sekitar 15 persen dokter bedah memiliki ketergantungan pada alkohol. Para peneliti menemukan sebanyak 45 persen ahli bedah telah menunjukkan tanda-tanda kecanduan alkohol. Menurut peneliti, kesalahan itu mereka akui dalam tiga bulan terakhir.
“Bedah adalah aktivitas yang membuat stres. Ada orang yang beralih ke alkohol untuk membantu mengatasi stres mereka,” kata Dr Edward Livingston, seorang profesor di Medical University of Texas Southwestern Center, Amerika Serikat, yang tidak terlibat dalam studi.
“Apakah itu mempengaruhi kinerja mereka. Siapa yang tahu?” tanyanya, seperti dikutip reuters.com, Rabu (22/2)
Para peneliti yang dipimpin Dr Michael Oreskovich, dari University of Washington, mengirim survei ke 25 ribu ahli bedah. Dalam surveinya, peneliti mengajukan pertanyaan tentang pekerjaan, gaya hidup, suasana hati, dan penyalahgunaan alkohol.
Secara keseluruhan, 15 persen dari dokter bedah menunjukkan tanda-tanda masalah alkohol. Penelitian lain memperkirakan di antara populasi umum, jumlah ini sekitar sembilan persen.
Studi ini tidak menjelaskan mengapa masalah alkohol lebih umum terjadi di kalangan ahli bedah. Oreskovich menyatakan, masalah alkohol yang terkait para dokter karena depresi dan kelelahan juga.
Menurut penelitian ini, kecanduan alkohol tersebut menimpa 14 persen dokter bedah pria dan 25 persen dokter bedah wanita. Studi ini tidak dapat menjelaskan mengapa wanita tampak lebih berisiko kecanduan alkohol dalam kelompok ini.
“Pengamatan dari studi sebelumnya menunjukkan bahwa stres menjadi dokter bedah dan menyeimbangkan kewajiban profesional dan pribadi, jauh lebih umum pada wanita dibanding ahli bedah pria,” kata Oreskovich kepada Reuters Health.(MEL)
No comments :
Post a Comment