Jum'at, 09 Desember 2011 | 21:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta- Siapakah yang berhak memperoleh pendidikan? Pendidikan merupakan hak setiap orang, bukan semata anak-anak namun juga orang dewasa, termasuk para orangtua. Apabila anak berhak mengenyam pendidikan di bangku sekolah untuk mempelajari berbagai bidang ilmu, maka salah satu pengetahuan yang berhak dimiliki oleh orangtua adalah tentang pengasuhan anak. Hal ini sangat mendasar mengingat pendidikan terhadap anak berawal dari dalam keluarga inti. Jika anak tidak memperoleh pengasuhan yang memadai dari orangtuanya, memahami nilai-nilai kekeluargaan, bagaimana ia akan siap menghadapi dunia di luar rumah, termasuk di lingkungan ia belajar?
Melaui program pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada masyarakat, atau lebih popular dengan istilah CSR (Corporate Sosial Responsibility) yang dilakukan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) pada hari Jumat (9/12) memberikan program pendidikan kepada orang tua berupa keping cakram atau CD yang berisi sisi-sisi penting pengasuhan anak bagi orangtua. CD berdurasi sekitar 1 jam ini membantu memberikan bekal orangtua, pengetahuan mendasar pengasuhan anak-anak, dari usia antara nol sampai dengan remaja belasan tahun secara bertahap. Program ini bekerjasama dengan Yayasan Langkah Kita, sebuah lembaga sosial yang memiliki fokus di bidang pengasuhan anak.
Fetty Kwartati, Corporate Secretary MAP menuturkan, "Pendidikan menjadi hak setiap individu, baik untuk anak-anak, maupun orang dewasa, serta untuk mereka yang normal maupun memiliki keterbatasan. Selain memberikan bantuan dana pendidikan untuk sejumlah anak jalanan, program CSR MAP bekerjasama dengan Yayasan Langkah Kita juga mendukung produksi audio CD Panduan Pengasuhan Mengenal dan Memahami Anak untuk Orangtua Tuna Netra. Menandai kehadiran dan dimulainya sosialisasi audio CD tersebut, hari ini kami menyerahkannya secara simbolik kepada PERTUNI, seiring dengan peringatan Hari Penyandang Cacat Internasional yang jatuh pada 3 Desember lalu."
Fetty juga menambahkan, sosialisasi akses pengetahuan tentang pengasuhan akan tetap menjadi salah satu fokus CSR yang akan dilanjutkan MAP di tahun depan. "Implementasi program CSR hasilnya tidak dapat dilihat hanya dalam waktu sekejap. Oleh karena itu, komitmen untuk meneruskan program ini menjadi perhatian kami, agar salah satu prinsip program CSR tercapai, yaitu mengubah suatu keadaan menjadi lebih baik dan dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakat."
Sementara Bendri Jaisyurrahman dari Yayasan Langkah Kita mengungkapkan,"Sejak awal kami meyakini bahwa setiap keluarga tanpa kecuali berhak melahirkan bintang yang bersinar meski mereka selama ini kesulitan melihat cahaya. Dan bintang ini lahir dari sentuhan orangtua, yang di tengah keterbatasannya masih menyisakan ruang cinta dan pengorbanan yang tulus," katanya.
Menurut Bendri, melalui keping cakram parenting ini diterbitkan bukan sebagai pemandu utama bagi mereka, melainkan sebagai penguat akan tekad mereka untuk melahirkan generasi berkualitas. Dia meyakini, orangtua hebat adalah ayah bunda yang selalu menyalakan jiwa putra putrinya agar bisa menerbitkan cahaya bagi ananda yang bersumber dari nurani yang bersih. Kami yakin, nurani bersih ini dimiliki secara fitrah oleh para ayah dan bunda yang tergabung dalam PERTUNI.
Sebanyak 5.000 keping cakram ini siap disebarluaskan ke berbagai wilayah tanah air, antara lain melalui kerjasama dengan Persatuan Tunanetra Indonesia (PERTUNI). Sosialisasi ini dilakukan melalui program training-for-trainer yang dikoordinir oleh lembaga tersebut. HADRIANI P
No comments :
Post a Comment