KOMPAS.com - Cara mengoreksi perilaku ketergantungan si batita pada ibu sebenarnya sederhana, yakni dengan memberikan kesempatan pada sosok pengganti (ayah misalnya) untuk berinteraksi dengan si kecil.
Tugas utama ibu adalah menumbuhkan keyakinan dalam diri si batita, bahwa melakukan aktivitas dengan orang lain, selain ibu, juga mengasyikkan. Berikut langkah-langkahnya untuk menumbuhkan kepercayaan tersebut:
1. Perlihatkan rasa percaya.
Ibu terlebih dahulu harus memiliki kepercayaan bahwa orang lain (ayah) pun sanggup mengasuh si kecil dengan baik. Rasa percaya ini perlu dibangun demi mengusir kegelisahan yang bakal muncul. Perlu diketahui, sinyal kegelisahan ibu bisa ditangkap oleh anak sebab mereka memiliki kepekaan tinggi terhadap perasaan orangtuanya.
2. Ciptakan interaksi untuk menumbuhkan keyakinan.
Pada tahap ini, ibu membujuk si batita untuk mau mencoba berinteraksi dengan ayahnya. Misal dengan mengatakan, "Yuk, bikin susu sama Ayah. Susu bikinan Ayah juga lezat loh." Interaksi ini akan membuka peluang bagi ayah untuk membuktikan dirinya pun mampu melakukan hal-hal yang biasa dilakukan ibu.
3. Mendampingi si batita saat proses adaptasi.
Menumbuhkan kepercayaan membutuhkan sebuah proses. Jadi, tak perlu terburu-buru memaksa si batita langsung percaya pada sosok pengganti karena ia tentunya butuh waktu untuk beradaptasi.
Agar proses beradaptasi antara si kecil dan ayahnya itu lancar, ibu sebaiknya masih ada di sekitar mereka kala mereka sedang beraktivitas bersama. Ketika Ayah hendak membuatkan susu bagi si kecil, ibu berbenah di ruangan yang sama sambil bersuara sebagai pertanda ibu masih ada di dekatnya.
4. Secara perlahan tinggalkan si batita.
Cobalah amati, bila si batita sudah tampak nyaman dengan ayahnya, perlahan menjauhlah dengan meminta izin terlebih dahulu sehingga anak tidak merasa ditinggalkan begitu saja. Jangan lupa sampaikan penghargaan kepadanya.
"Ibu mandi dulu ya. Ira minum susu ditemani Ayah. Kan Ira anak pintar. Nanti kita main lagi bertiga ya kalau Ibu selesai Mandi."
5. Tingkatkan frekuensi.
Bila si batita mulai menerima sosok yang diharapkan terlibat dalam pengasuhan, tingkatkan frekuensi aktivitas bersama mereka. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan bersama, niscaya rasa percaya anak kepada orang tersebut akan semakin tinggi. Lama kelamaan si batita tak perlu bergantung lagi pada ibu. Ibu pun tak lagi kerepotan sendirian menghadapi si kecil.
(Tabloid Nakita/Utami Sri Rahayu)
No comments :
Post a Comment