KOMPAS.com - Idealnya uang di tabungan bertambah setiap bulan, tapi kok ini malah berkurang? Sebelum kebablasan, cari tahu mengapa uang Anda menguap dan temukan solusinya.
1. Pengeluaran lebih besar dari pendapatan. Merasa masih memiliki uang di tabungan, banyak orang yang tanpa sadar mengeluarkan uang untuk belanja. Kebiasaan ini berulang setiap bulan. Di tengah bulan, panik menyerang lantaran dana di tabungan semakin menipis. Padahal hari-hari berikut yang harus dilalui masih panjang. Idealnya, apabila Anda menerima gaji sebesar X-juta rupiah per bulan, uang yang keluar dari tabungan tidak boleh lebih besar dari jumlah tersebut. Jika jumlah pengeluaran lebih besar dari pemasukan, walaupun selisihnya sedikit, berarti keuangan Anda dalam bahaya. Lakukan hal ini: Cetak buku tabungan secara rutin. Hal ini untuk mempermudah Anda mengetahui berapa total pemasukan dan pengeluaran secara rinci. Beri diri Anda sanksi dan patuhi 'hukuman' tersebut. Caranya, apabila bulan ini pengeluaran Anda lebih besar dari pemasukan, hitung selisihnya dan kurangi jatah pengeluaran bulan depan sejumlah selisih tersebut. 2. Membeli barang yang tidak digunakan. Pernah membeli barang hanya karena iseng atau tergoda diskon? Padahal Anda tahu barang yang dibeli tersebut belum tentu akan digunakan. Atau, apakah Anda biasanya berpikir 'mumpung diskon', suatu hari mungkin bisa digunakan? Bila kerap melakukan ini, sama saja Anda membuang uang secara percuma. Karena pada banyak kasus, barang tersebut hanya akan menumpuk di gudang atau dihibahkan ke orang lain. Contoh lainnya, Anda mendaftarkan diri di gym, namun hanya terpakai sesekali saja. Lakukan ini: Sebelum membeli sesuatu, pastikan barang tersebut berguna dan akan Anda pakai dalam waktu dekat. Pada saat mendaftarkan diri jadi anggota pusat kebugaran misalnya, pastikan Anda mendapat keuntungan dan sering menggunakan fasilitas itu nantinya.
3. Tarik tunai dalam jumlah besar. Sering kehabisan uang tunai di dompet? Sekali dua kali mungkin masih wajar, namun jika terjadi beberapa kali dalam sebulan, artinya Anda perlu waspada. Biasakan untuk tidak mengambil uang tunai dari ATM dalam jumlah banyak. Ambil seperlunya, kira-kira untuk memenuhi kebutuhan satu minggu. Lakukan ini: Catat pengeluaran uang tunai setiap harinya, sekecil apapun. Sehingga Anda bisa mengetahui ke mana perginya uang tersebut. Jangan menyepelekan pengeluaran kecil, karena jika sering jumlahnya akan membesar. Usahakan pakai uang dalam nominal kecil terlebih dahulu. Karena apabila nominal besar terpecah, penggunaannya semakin tak terkontrol. 4. Toleransi tinggi. Bertoleransi memang baik, tapi tidak pada kartu kredit. Kalaupun tagihan kartu kredit sedikit, bukan berarti Anda bisa menambah belanja. Jangan mudah tergoda jika tak ingin mencelakakan diri sendiri dengan menggunakan tabungan untuk membayar tagihan kartu kredit. Lakukan ini: Gunakan kartu kredit hanya pada keadaan mendesak. Ingat prinsipnya, menggunakan kartu kredit sama dengan berutang. Makin banyak dipakai, makin besar utang Anda. 5. Gemar window shopping. Niat awalnya cuci mata, tapi Anda tak tahan dengan rayuan diskon di pusat belanja. Boleh saja tergoda diskon, tapi manfaatkan di waktu khusus yang memang Anda membutuhkan barang tersebut, misalnya saat hari raya. Namun kalau setiap bulan Anda selalu tergoda diskon, dampaknya akan buruk pada keuangan Anda. Lakukan ini: Bila memang niat awal ke pusat belanja atau mal untuk cuci mata, bawa uang secukupnya dan tinggalkan dompet Anda. Jadi, meski diskon "melambai" Anda tak terbujuk olehnya. Ingatkan teman Anda, untuk tidak meminjamkan uang kepada Anda. Tetapkan dalam setahun, kapan waktunya bersenang-senang dengan uang Anda, misalnya menjelang hari raya, usahakan disiplin. Dengan mengerem pengeluaran pada waktu terlarang, bukan kah Anda lebih leluasa dengan jatah ekstra saat waktunya berbelanja tiba? (Precillia Merisa)
No comments :
Post a Comment