anak batuk (inmagine)
VIVAnews - Sejak lahir, bayi perlu memperoleh beberapa jenis vaksin untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap beberapa jenis bakteri dan virus. Salah satunya vaksin difteri pertusis dan tetanus (DPT) yang diberikan lima kali pada usia 2, 4, 6 dan 18 bulan dan saat usia pra-sekolah (5-6 tahun).
Vaksin ini dimaksudkan agar bayi memiliki ketahanan tubuh terhadap bakteri penyebab batuk rejan (pertusis). Sebuah studi terbaru di AS menemukan, vaksin batuk rejan akan kehilangan efektivitasnya tiga tahun pasca vaksinasi terakhir.
Temuan didasarkan survei terhadap 15.000 anak di Marin County, California, di mana wabah bakteri penyebab batuk menewaskan 11 bayi dan menginfeksi lebih dari 8.000 orang pada 2010.
"Ketika pertama kali mulai mengalami wabah pertusis, kami mengasumsikan ini akibat populasi yang tak divaksinasi," ujar Dr David Witt, dari Kaiser Permanente Medical Center di San Rafael seperti dikutip dari laman Yahoo.
Namun dari identifikasi, sebagian besar anak telah divaksinasi, namun ada pengecualian pada anak usia 8-12 tahun.
Dalam penelitian awal yang dipresentasikan pada Konferensi InterScience pada Agents Antimicrobial and Chemotherapy (ICAAC) di American Society of Microbiology, ahli menemukan ada 171 kasus batuk rejan di semua kelompok usia anak, terbesar terjadi pada usia 8-12 tahun sebanyal 103 kasus.
Anak-anak di usia ini memiliki risiko 20 kali lebih tinggi mengalami batuk rejan daripada mereka yang baru divaksinasi. Namun begitu, studi menekankan vaksin pada bulan-bulan awal hingga lima tahun pertama akan memberi perlindungan lebih baik untuk mengurangi gejala infeksi.
Dia menyarankan agar orangtua mengawasi bila anak mengalami batuk rejan yang lama hingga 10 minggu. Hal ini dapat berakibat fatal terutama pada bayi. Batuk rejan umumnya diobati dengan antibiotik untuk mengurangi gejala dan mencegah penyebaran penyakit.
Batuk rejan menginfeksi 30-50 juta orang di seluruh dunia setiap tahun dan membunuh sekitar 300.000 orang, menurut pusat pengendali penyakit AS (CDC).
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }
No comments :
Post a Comment