Rambut beruban (inmagine)
VIVAnews - Rambut yang memutih seiring bertambahnya usia, merupakan hal yang wajar. Namun, banyak orang yang menutupinya dengan cat rambut demi terlihat awet muda. Selain cat rambut, ada satu lagi cara yang bisa ditempuh demi mempertahankan warna rambut agar tak memutih.
Yaitu, dengan mengonsumsi pil penangkal uban yang bentuknya seperti vitamin. Diproduksi oleh produsen produk penataan dan perawatan rambut, L'Oreal, pil ini diklaim bisa mempertahankan warna rambut selama mungkin.
Dengan berbahan ekstrak buah yang dirahasiakan, menurut Bruno Bernard, kepala biologis rambut L'Oreal, pil ini aman untuk dikonsumsi setiap hari.
"Idealnya, Anda bisa mengonsumsinya selama hidup. Tapi secara realistis kami menyarankan untuk dikonsumsi sebelum rambut memutih. Itu karena pil ini tak bisa mengembalikan warna rambut jika sudah muncul uban," katanya seperti dikutip dari Daily Mail.
Diciptakannya pil ini tak lepas dari fakta bahwa banyak orang yang mewarnai rambutnya hanya demi menutupi uban. Menurut data dari L'Oreal antara 2008 hingga 2010 lalu, terjadi peningkatan jumlah pria yang mengunjungi salon untuk menutup uban dengan mewarnai rambut sebesar 50 persen.
Artinya, makin banyak orang yang sengaja untuk menutupi uban yang memang muncul secara alami. Uban biasanya mulai tumbh ketika memasuki usia 30-an. Saat itu sel rambut manusia mulai melewati proses yang disebut stres oksidatif.
Hal ini membuat rambut lebih rentan terhadap racun. Pil ini berfungsi melakukan perlindungan terhadap sel rambut saat melalui proses ini.
Menurut tim peneliti, sel-sel pigmen rambut mati seiiring bertambahnya usia karena kurangnya enzim pelindung yang disebut tyrosinase-related protein 2 (TRP-2). Mereka mengganggap, daripada menciptakan obat sintetis untuk meniru TRP-2, lebih baik mencari senyawa alami yang mirip.
Melalui penelitian selama lebih dari 10 tahun, senyawa yang mirip dengan TRP-2 itu, ditemukan dalam buah yang tidak disebutkan namanya itu. Dan, pil yang berisi senyawa tersebut saat ini masih dalam proses produksi dan belum dipasarkan. Anda tertarik untuk mengonsumsinya?
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }
No comments :
Post a Comment