Paige Roffey (Daily Mail)
VIVAnews - Paige Roffey masih merasa tubuhnya belum pulih sepenuhnya dari penyakit langka yang menyerangnya. Gadis remaja berusia 15 tahun ini nyaris meninggal dunia akibat penggunaan tampon saat menstruasi.
Paige menggunakan tampon selama empat jam. Namun, ia mengalami sindroma syok toksik yang membuatnya hilang kesadaran. Orangtuanya segera membawanya ke dokter. Awalnya, dokter menyangka ia terserang virus dan dikembalikan ke sekolah. Namun ketika dia kembali pingsan, remaja ini segera dirawat di rumah sakit.
Dalam kondisi kritis, dokter menemukan penyebabnya, sindroma syok toksik akibat pembalut tampon. Sindroma ini ditandai oleh penetrasi bakteri ke dalam darah dan hanya menimpa satu dari tiga juta wanita. Dalam pengobatan, Paige sengaja dibuat koma dan diberi resep obat antibiotik dosis tinggi untuk mempertahankan hidupnya.
Sang ibu Sarah, 39, sempat mengakui mulai pasrah dan menyiapkan pemakaman bagi putrinya. "Kami tidak tahu akan yang akan terjadi. Semua temannya datang ke rumah sakit dan saya menyangka hidupnya akan berakhir," ujarnya kepada Daily Mail. Untungnya, kondisi Paige berangsur membaik dan dapat meninggalkan rumah sakit setelah 10 hari.
Keadaan syok toksik adalah fenomena langka, tapi sangat berbahaya. Hal ini terjadi ketika bakteri yang aman bila berada di permukaan kulit menembus ke dalam aliran darah dan memproduksi racun berbahaya. Salah satu gejala pertama adalah penurunan tekanan darah. Gejala lain, yang meliputi nyeri otot dan diare, yang memungkinkan diganosa salah sebagai diare.
Lepas dari maut, ibu dan anak ini menyebarkan pentingnya informasi mengenai syok toksik dan bahayanya. Peringatan paling umum penggunaan tampon adalah tidak menggunakan tampon lebih dari empat jam untuk menghindari berkembang biaknya bakteri.
"Saya masih sering merasa sakit, namun mulai pulih. Saya ingin lebih banyak orang yang tahu mengenai hal ini," katanya. Dia berharap, dapat memeringatkan wanita muda dan remaja sebayanya akan bahaya menggunakan tampon.
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }
No comments :
Post a Comment