KOMPAS.com - Menjadi pendengar yang baik tidaklah semudah yang dibayangkan. Sebab, seorang pendengar belum tentu seorang pendengar yang baik dan aktif. Ketika Anda menjadi pendengar aktif, Anda memberikan perhatian pada pembicaraan orang lain, dan tak terganggu dengan hal-hal lain termasuk yang ada dalam pikiran Anda sendiri. Anda juga memberikan perhatian pada komunikasi verbal dan gerakan non verbal lainnya, serta memberikan timbal balik terhadap pembicaraan tersebut.
Kunci dari menjadi pendengar yang baik adalah mengenali hambatan-hambatan dalam diri Anda, yang menyebabkan Anda susah berkonsentrasi dan memberi perhatian lebih pada orang yang sedang berbicara dengan Anda. Hal-hal yang sering menjadi penghambat Anda menjadi seorang pendengar yang baik adalah:
Selalu membandingkan. Ketika seseorang bercerita kepada Anda, yang ada di benak Anda adalah selalu membandingkannya dengan diri sendiri. Hal ini bisa menghambat Anda untuk berpikir jernih dan menjadi pendengar yang baik. Ketika membandingkan, Anda mulai berpikir bahwa Anda lebih hebat darinya, lebih mampu, dan memiliki emosi yang lebih stabil. Sebagai contoh, "Untuk sarapan dia makan makanan berat, sementara saya cuma makan apel. Nggak heran dia jadi gendut begitu!" Sifat pembenaran terhadap diri sendiri, dan cenderung menganggap orang lain selalu salah bisa membuat Anda justru dimusuhi orang lain.
Membaca pikiran orang. Sangat sulit untuk memberikan perhatian pada pembicaraan orang lain ketika Anda sibuk menganalisa apa yang dipikirkan orang tersebut. Jika Anda melakukan hal ini, maka Anda hanya bisa berasumsi dan menerka-nerka perasaan orang tersebut tanpa melihat kenyataannya.
Ketika melakukan hal ini, Anda berusaha untuk menyaring informasi, dan menganalisa tingkat emosional seseorang. Begitu Anda melakukan ini, Anda membiarkan pikiran Anda memikirkan hal-hal lainnya. Anda hanya menyimak satu cerita dan tidak cerita lainnya. Tapi terkadang hal ini juga bisa bersifat positif karena membuat Anda menyaring infomasi yang negatif. Ketika merasa bosan, Anda cenderung untuk mengalihkan pembicaraan, sehingga pembicaraan ini menjadi tidak serius.
Memikirkan jawaban. Ketika Anda berusaha untuk melatih apa yang harus Anda katakan setelah orang tersebut selesai berbicara, hal ini akan menyita perhatian Anda. Ketika berusaha memikirkan jawaban atas obrolan yang tengah berlangsung, Anda jadi tidak menyimak apa yang dibicarakan orang tersebut.
Menghakimi. Ketika Anda menghakimi seseorang, Anda memberikan cap negatif padanya. Tak jarang, Anda malahan memberikan cap tersebut ketika Anda belum mendengar semua ceritanya. Tak jarang pendapat Anda tersebut malah menimbulkan perdebatan di antara Anda. Jika harus membuat penilaian, buatlah penilaian tersebut setelah selesai mendengar keseluruhan cerita.
Tenggelam dengan pikiran sendiri. Saat sedang mendengarkan separuh cerita yang panjang, tak jarang Anda justru berimajinasi dengan masa lalu yang pernah Anda alami. Terkadang, cerita hidup seseorang memang hampir mirip dengan perjalanan hidup Anda sendiri. Namun, jangan lantas tenggelam dengan pikiran Anda sendiri sehingga tidak menyimak keseluruhan kisah teman Anda. Kita cenderung untuk melamun ketika kita merasa gelisah atau bosan. Ketika Anda melakukan hal ini, artinya Anda tidak menghargai orang tersebut.
Sok tahu. Jika Anda sering memotong pembicaraan, dan kemudian menasehati seseorang tanpa mendengarkan seluruh jalan ceritanya, Anda jadi terlihat sok tahu. Lebih baik, dengarkan dulu dengan baik semua ceritanya, baru kemudian memberi nasehat atau jalan keluar untuk masalah yang dialaminya.
Menjilat. Anda suka ketika orang lain menyukai Anda, sehingga Anda setuju dengan semua hal yang dibicarakan. Seolah-olah, Anda mengerti semua hal yang mereka sampaikan. Anda senang terlihat supportif dan baik, agar terlihat manis di depan orang lain. Seringkali Anda mengatakan, "Oh ya, benar banget!", "Iya, aku tahu", "Iya, aku pikir juga begitu". Mungkin sebenarnya Anda bermaksud untuk menenangkan, namun Anda tidak benar-benar terlibat dalam cerita secara utuh.
Sumber: Your Tango
No comments :
Post a Comment