KOMPAS.com - Menyaksikan bagaimana sejumlah merek begitu terkenal dan dicintai konsumen tentu membuat siapapun berdecak kagum. Popularitas merek menjadi impian bagi pebisnis yang tengah berjuang memasarkan merek-nya sendiri. Jika Anda berada pada posisi ini: merek yang mengejar konsumen, yakinlah Anda bisa membalikkan kondisi menjadi: konsumen yang mengejar merek Anda.
Ippho Santosa, penulis bestseller juga buku Hot Branding, Cara Paling Panas Mengorbitkan Merek, menjelaskan bagaimana agar merek Anda semakin dikenal dan berhasil merajai pasar.
Menurut Ippho, ada dua skenario dalam pengembangan bisnis. Pertama, merek laku terlebih dahulu, kemudian barulah Anda membuka cabang di mana-mana. Kedua, Anda langsung membuka cabang di mana-mana tanpa menghiraukan apakah merek Anda laku atau tidak. Anda mungkin bertanya-tanya dengan cara kedua. Namun, dalam pandangan Ippho, cara tersebut tak salah karena dengan adanya cabang di mana-mana, merek Anda akan terkesan laku.
"Kendati sangat jarang dibahas di buku bisnis, namun skenario yang kedua cukup sering diterapkan oleh pelaku bisnis," kata Ippho.
Ia pun menyontohkan, bisnis restoran. Saat menjalani bisnis restoran, idealnya hidangan yang lezat lah yang membuat banyak orang berkunjung ke restoran Anda dan kendaraan berjejer, antrian pun padat. Tapi tak ada salahnya jika skenario dibalik. Misal, usahakanlah restoran Anda tampak penuh dengan orang yang antri dan kendaraan yang parkir.
Dengan skenario yang dibalik ini, masyarakat awam akan beranggapan restoran selalu ramai pengunjung karena masakannya enak dan disukai. Alhasil, restoran akan ramai dengan sendirinya. Setidaknya pada tahap awal cara ini dapat mendongkrak merek. Inilah yang dimaksud hukum jungkir-balik.
Masih butuh contoh? Anda masih belum yakin untuk menentukan mana yang benar, kualitas dulu baru mahal, atau mahal dulu baru kualitas? Ippho menjelaskan, keduanya mungkin saja berlaku. Bisa jadi, harga ditetapkan mahal terlebih dahulu, sehingga produk dianggap berkualitas. Contoh lain, merek yang ngetop tentu saja dapat mendongkrak omzet. Namun jangan salah, omzet yang membludak juga dapat mengatrol merek.
Ippho berpandangan, aturan mengenai jungkir-balik ini jangan ditelan mentah. Pelaku bisnis perlu rajin mengamati aturan-aturan yang ada dalam bisnis. Setelah mengamati dengan seksama, pelaku bisnis dapat menemukan sendiri bahwa ada sejumlah aturan yang bisa dijungkir-balikkan, ada juga yang tidak bisa diutak-atik dan memang harus dipatuhi apa adanya.
Lantas bagaimana cara menemukannya? "Tak ada patokan sama sekali. Hanya jam terbang dan feeling dari seorang marketer-lah yang sanggup menentukan mana yang pantas dijungkir-balikkan, mana yang tidak," jelasnya. Sumber: Buku Hot Branding, Cara Paling Panas Mengorbitkan Merek, Ippho Santosa, Gramedia Pustaka Utama.
No comments :
Post a Comment