KOMPAS.com - Kontraksi secara umum menjadi petunjuk bahwa proses persalinan telah dimulai. Namun, kontraksi yang dialami jauh sebelum jadwal kelahiran bayi dapat membuat para calon ibu merasa cemas. Inilah informasi dari duo pakar Dr Mehmet Oz dan Dr Michael Roizen, penulis buku You: Having a Baby, yang perlu Anda ketahui seputar kontraksi dan sejauh mana hal itu normal terjadi:
* Kontraksi dini. Kontraksi ini dapat dialami pada trimester awal, saat tubuh Anda sedang menyesuaikan diri dengan perubahan akibat kehamilan. Kondisi ligamen di sekitar rahim yang meregang dapat menyebabkan kontraksi, yang diikuti oleh dehidrasi, konstipasi, dan perut kembung. Jika kondisi ini diikuti dengan adanya bercak darah, perdarahan, dan/atau nyeri di bagian perut, segera kunjungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
* Kontraksi palsu. Sering juga dikenal dengan istilah kontraksi Braxton-Hicks, yang terjadi setelah kehamilan menginjak usia 34 minggu. Waktu terjadinya tidak bisa ditebak dan tidak teratur. Namun jika Anda merasakan kontraksi ini setiap 10 menit atau kurang, kemungkinan Anda sudah masuk ke waktu persalinan. Segera laporkan kontraksi ini pada dokter untuk diadakan pemeriksaan lanjutan.
* Kontraksi saat berhubungan intim. Jika kehamilan Anda berlangsung normal tanpa adanya komplikasi, kontraksi yang terjadi saat orgasme tidak akan meningkatkan risiko kelahiran prematur. * Kontraksi terjadi menjelang jadwal kelahiran. Ketika kontraksi terjadi dalam interval waktu yang teratur dan saling berdekatan, lalu rasanya sangat nyeri sehingga Anda tak bisa berbicara dengan orang lain, mungkin saat yang ditunggu-tunggu telah tiba. Namun, masa persalinan aktif baru akan terjadi ketika kontraksi yang Anda alami datang setiap 5 menit dan lamanya sekitar 1 menit. Saat itu, sebaiknya Anda sudah berada di rumah sakit karena tak lama kemudian persalinan akan dimulai.
Sumber: Fit Pregnancy
No comments :
Post a Comment