Jum'at, 13 Januari 2012 | 20:14 WIB
TEMPO.CO, California - Presiden University of California, Mark Yudof, menegaskan larangan rokok di kalangan kampus pada 2014. Larangan itu tercantum dalam surat yang dikirim Yudof ke seluruh rektor University of California pada Senin kemarin.
Selain melarang rokok, Yudof juga tidak mengizinkan segala bentuk iklan atau penjualan yang berhubungan dengan tembakau di kawasan kampus. "Larangan ini menawarkan lingkungan bebas rokok dan akan memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan serta kesejahteraan semua siswa, dosen, staf, dan pengunjung kampus," kata Yudof dalam suratnya.
Sedangkan juru bicara Universitas California di Los Angeles (UCLA), Phil Hampton, mengatakan hingga kini belum ada informasi pasti mengenai dampak larangan tersebut. "Kami baru membuat rumusan aturan terkait larangan tersebut," ujar Phil.
Aturan tersebut sengaja baru diterapkan dalam waktu dua tahun ke depan guna memberi waktu kepada perokok untuk menyapih kecanduannya itu sendiri. Sebab pihak kampus tidak ingin para perokok berhenti hanya karena aturan semata.
Meski para rektor bersedia menerapkan aturan itu, bagi mahasiswa larangan tersebut tidak masuk akal. Mereka marah atas peraturan itu. Misalnya saja Trenton Szewczyk, seorang mahasiswa seni tahun keempat.
"Saya mengerti mengapa kampus buat larangan itu. Tapi hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan, sebab bagi saya tembakau bisa menghilangkan stres," ujarnya seraya mengisap rokok.
Sedangkan mahasiswa lainnya, Justin Wong, menganggap aturan tersebut akan sangat sulit diterapkan. "Aturan itu seperti melarang orang bicara melalui telepon genggam," kata Wong.
DAILYBRUIN | CORNILA DESYANA
No comments :
Post a Comment