KOMPAS.com - Setiap orang memiliki warna kulit yang berbeda-beda, meski pada dasarnya kulit orang Indonesia cenderung berwarna kecoklatan. Hal ini disebabkan adanya kandungan melanin yang lebih banyak pada kulit orang Indonesia, dibandingkan dengan orang Eropa. "Hal ini sebenarnya normal, karena merupakan proses alami dalam tubuh. Yang tidak normal adalah ketika kulit menjadi hitam karena terpapar matahari terlalu lama, dan menyebabkan kanker," tukas dr Eddi Karta, SpKK, dokter spesialis kulit dari RSCM kepada Kompas Female, di Hotel Hilton, Bandung, beberapa waktu lalu.
Masalahnya, selama ini selalu ditanamkan bahwa perempuan yang cantik adalah yang berkulit putih. Akibatnya, banyak perempuan Indonesia yang ingin mengubah kulitnya menjadi putih dengan menggunakan berbagai produk pemutih buatan. "Perlu diingat bahwa produk pemutih ini tidak akan bertahan lama, dan hanya menghambat pembentukan melanin dalam kulit, tapi tidak akan menjadi putih selamanya," tukas Eddi.
Sebenarnya, produk pemutih ini tidak disarankan untuk penggunaan demi memutihkan kulit semata, melainkan lebih disarankan untuk alasan medis yang memerlukan penggunaan pemutih kulit. "Jika tidak ada alasan medis, seperti keluhan hiperpigmentasi, melasma, lentigo, atau solaris, sebaiknya tidak perlu pakai pemutih," tambahnya.
Namun jika Anda memang menginginkan memiliki kulit yang lebih cerah dan menggunakan berbagai krim pemutih, menurut Eddi beberapa hal ini harus dijadikan pegangan:
1. Diagnosis. Sebelum menentukan jenis krim pemutih, perhatikan diagnosis atau analisa kebutuhan pemutihan kulit. Diagnosis yang berbeda akan menentukan jenis krim pemutih yang akan digunakan. Selain itu, sebenarnya berbagai krim pemutih memiliki "spesialisasi" sendiri untuk mengatasi berbagai masalah kulit yang menghitam. "Krim yang digunakan pun berbeda untuk mengatasi spot hitam, atau flek. Maka sebaiknya perhatikan kebutuhan dan diagnosis kulit Anda," tambahnya.
2. Lokasi. Untuk menggunakan krim pemutih, perhatikan juga area yang akan diputihkan. "Beda lokasi atau bagian yang ingin diputihkan, beda juga krim yang digunakan, dan akan memengaruhi lamanya pengobatan," bebernya. Misalnya, jika Anda ingin memutihkan daerah sekitar mata, maka krim yang digunakan pasti berbeda dengan krim untuk memutihkan seluruh wajah. Sebab, kulit sekitar mata lebih tipis dan sensitif dibanding kulit wajah lainnya. Selain itu, proses memutihkan bagian mata saja memakan waktu yang berbeda dengan proses pemutihan seluruh wajah.
3. Tipe kulit. Tipe kulit dibagi menjadi dua bagian, yaitu kulit berminyak dan kulit kering. Jenis kulit ini akan mempengaruhi keefektifan dari jenis pemutih yang digunakan. Jika salah pilih jenis krim pemutih, kulit justru bisa semakin bertambah kering atau berminyak. Sampai sekarang sudah banyak produk pemutih yang disesuaikan dengan jenis kulit yang berbeda.
4. Formulasi. Beda jenis kulit, beda pula jenis formulasi atau bahan dasar pemutih yang digunakan. Kesesuaian formulasi dengan tipe kulit juga akan memengaruhi keefektifan daya kerja pemutih ini. Untuk kulit yang berminyak, sebaiknya hindari penggunaan pemutih yang mengandung minyak. Sedangkan untuk kulit yang kering, pilih pemutih yang mengandung minyak.
5. Respons terhadap produk sebelumnya. Ada baiknya jika Anda memperhatikan respons yang dialami kulit ketika menggunakan berbagai produk pemutih ataupun berbagai kosmetik lain sebelumnya. Mungkin saja ada beberapa formulasi dalam bentuk minyak atau krim yang tidak cocok untuk Anda sehingga menimbulkan alergi. Untuk menghindari terjadinya alergi atau semakin parahnya masalah kulit seperti jerawat, antisipasi reaksi negatif yang mungkin saja muncul.
No comments :
Post a Comment