KOMPAS.com - Kekerasan terhadap perempuan (KDP) terjadi dalam berbagai cara dan rupa. Tak hanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), terhadap istri juga anak perempuan. Namun kekerasan juga bisa dialami perempuan muda dalam relasi sosialnya, baik di sekolah, dalam lingkungan pertemanan bahkan saat berpacaran juga melalui media sosial.
Yayasan PULIH, lembaga nirlaba yang 10 tahun terakhir aktif memberikan pelayanan pemulihan dari trauma dan penguatan psikososial pada korban kekerasan, untuk kali pertama memulai gebrakan baru yang berbeda.
PULIH bekerja sama dengan UN Women (United Nations Entity for Gender Equity and the Empowerment of Women), menggelar kampanye stop kekerasan terhadap perempuan, menyasar kalangan muda usia 16-24 di Jakarta.
Kampanye stop kekerasan bertema "Nyatakan Sekarang Stop Kekerasan Terhadap Perempuan", dirancang dan dikemas berbeda, untuk kalangan muda. Rangkaian kegiatan stop kekerasan terhadap perempuan ini berlangsung mulai 8 Februari di beberapa titik di Jakarta, termasuk sekolah dan universitas.
Soraya Salim, Project Officer Kampanye Stop Kekerasan terhadap Perempuan dari Yayasan PULIH, menyatakan kepedulian terhadap isu kekerasan mulai muncul di kalangan muda. Kampanye ini membantu meningkatkan kepedulian dan membuat kalangan muda lebih siap terhadap isu kekerasan di kemudian hari. Untuk mencapai tujuan ini, pemahaman mengenai KDP disampaikan dengan cara paling mudah, dekat dengan kehidupan sehari-hari.
"Selama ini kita banyak bergerak di area kuratif, sesudah kasus muncul. Kali ini gerakan lebih preventif. Memunculkan kesadaran yang sebenarnya sudah ada di kalangan muda, hanya belum terkomunikasikan dengan baik," jelas Soraya saat jumpa pers di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (2/2/2012).
Soraya berharap, kampanye ini mencapai sasarannya yakni membuat kalangan muda lebih mampu mengidentifikasi kekerasan yang terjadi di sekitarnya. Selain juga mendorong mereka untuk lebih peduli mencegah terjadinya kekerasan, dan berani bertindak untuk memutus rantai kekerasan terhadap perempuan. "Bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga terhadap teman-temannya," lanjut Soraya. Andalkan media sosial Anak muda masa kini akrab dengan media sosial, dan memiliki komunitas kuat. PULIH dan PBB memahami dunia anak muda ini dengan menghadirkan kampanye yang menyesuaikan berbagai hal yang digemari kalangan muda.
Penggunaan media sosial pun menjadi andalan. Kampanye ini disampaikan dengan gaya anak muda, melalui gerakan di media sosial, "gerakan5jari" lewat Facebook dan Twitter. Tak hanya kegiatan online, kampanye ini juga diperkuat dengan kegiatan offline.
Soraya menyebutkan, nantinya akan ada roadshow ke lima sekolah dan lima universitas di Jakarta. Kegiatan lainnya yang tak kalah menarik adalah seminar publik photovoice dan videography mengenai stop kekerasan terhadap perempuan. Salah satunya mendatangkan sutradara ternama Riri Riza. Dilanjutkan dengan kompetisi pembuatan foto atau video dengan materi yang sama.
Hadir dalam berbagai kegiatan ini, presenter Ben Kasyafani dan Puteri Indonesia Intelegensia 2011 Putri Ayudya sebagai Sahabat PULIH, ambassador kampanye tersebut.
"Siapa pun bisa menjadi Sahabat PULIH untuk menyuarakan mengenai stop kekerasan terhadap perempuan ini. Nantinya saya dan Ben akan bergantian terlibat dalam kegiatan di sekolah-sekolah dan universitas," jelas Putri kepada Kompas Female seusai jumpa pers.
Melalui kedua persona ini, PULIH berharap ajakan untuk stop kekerasan terhadap perempuan dapat disampaikan dengan cara yang sesuai dengan kalangan muda seusia Ben dan Ayu. Soraya menambahkan, persona pria yang diwakili Ben juga dihadirkan bukan tanpa maksud.
"Meningkatkan kepedulian anak muda juga harus dilihat dari sisi laki-laki. Hal ini memang masih menjadi tantangan, terutama untuk mengubah mindset masyarakat karena berhubungan dengan budaya dan sosial. Namun tantangan ini tak hanya terjadi di Indonesia namun juga di Asia," jelasnya.
Sebagai salah satu acara puncaknya, pada 18 Maret, didukung oleh radio Prambors yang menyasar kalangan muda, diperkirakan 3.000 orang akan berpartisipasi dalam kegiatan Flash Mob, sebagai cara anak muda menyuarakan kepeduliannya, dengan menyatakan stop kekerasan terhadap perempuan.
No comments :
Post a Comment