TEMPO Interaktif, Boston- Risiko bayi meninggal dunia saat dia tidur bisa dikurangi apabila si bayi divaksinasi, diberi air susu ibu (ASI), dan tidak ada "bantalan" besar melintang di sisi-sisi tempat tidurnya.
Ketiga hal itu merupakan rekomendasi terbaru yang dibuat oleh para dokter ahli anak di Amerika Serikat, Selasa 18 Oktober 2011 dalam rangka mempromosikan tidur aman bagi bayi dan mengurangi risiko kematian mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau disebut juga Crib Death.
"Tujuan utama kami adalah meminimalkan kematian jenis ini," kata Dr. Rachel Moon, seorang dokter anak di Children's National Medical Center di Washington DC, salah seorang dari tim yang membuat rekomendasi terbaru itu.
Dalam rekomendasi terbaru itu disarankan juga untuk menyingkirkan semua barang dari tempat tidur bayi, termasuk bantal dan selimut, serta menghindari "berbagi tempat tidur"–suatu kondisi ketika bayi tidur dengan orang tuanya atau anak lain.
"Diperlukan lebih banyak edukasi untuk para penyedia jasa heatlh care dan orang-orang yang terlibat di dalamnya tentang cara mencegah mati lemas dan untuk mengurangi SIDS dan penyebab-penyebab lain kematian bayi," tutur Dr. Moon.
Pada 1992 Asosiasi Dokter Anak Amerika (AAP) merekomendasikan agar bayi tidur telentang ketimbang telungkup. Ini dikenal dengan "Back to Sleep" yang ternyata bisa menurunkan angka kematian mendadak (SIDS) hingga 50 persen. Namun kematian bayi oleh sebab lain termasuk mati lemas dan tersedak, meningkat.
Guna menurunkan angka kematian bayi akibat kedua hal tersebut, AAP memperbarui panduan tidur aman untuk anak-anak berusia satu tahun ke bawah, yaitu bayi harus diberi ASI, ketika memungkinkan, dan diimunisasi. Hasil studi menunjukkan bahwa kedua cara tersebut terbukti bisa menurunkan risiko terjadinya SIDS.
Tempat tidur bayi yang ideal, menurut AAP, adalah yang hanya terdiri dari matras bayi yang kuat, dan tidak ada jarak antara matras dan tempat tidurnya. Meskipun berbagai item bayi seperti selimut dan bantalan pelindung tempat tidur (bumper pads) bisa membuat tempat tidur bayi terlihat "cute", ternyata justru berbahaya bagi bayi, ungkap Dr. Moon.
Bantalan pelindung berpotensi meningkatkan risiko mati lemas (jika bayi berguling berlawanan arah dengan bantalan dan tidak bisa kembali lagi) serta risiko tercekik (jika bayi terperangkap di antara tali bantalan tersebut).
"Karena itu, tak ada alasan untuk memberikan bantalan," kata Dr. Moon. "Bantalan-bantalan itu tidak menghindarkan terjadinya cedera serius," lanjut dia. Bayi-bayi belum memiliki kekuatan otot yang cukup atau kemampuan motorik untuk melemparkan balik dirinya sendiri dari sisi yang berlawanan dari tempat tidur mereka dengan kekuatan yang cukup yang menyebabkan cedera.
LIVESCIENCE / ARBA'IYAH SATRIANI
No comments :
Post a Comment