TEMPO Interaktif, Bandung - Dua game developer lokal, Agate Studio dan Kummara, akan menggelar acara Indonesia Bermain di Bandung pada 22-23 Oktober 2011. Arena di Gedung Sasana Budaya Ganesha ITB akan dibagi untuk pertemuan para pembuat game Indonesia, pameran produk, bermain game massal, kompetisi, dan konferensi untuk berbagi ilmu membuat game serta peluang kariernya.
Perayaan bermain game itu akan dimeriahkan oleh karya 25 game developer yang mayoritas perusahaan Indonesia, 15 game publisher, 150 boardgames dan cardgames, 150 jenis game digital dan mobile, 6 Abox, serta 10 konsol game. Dengan membayar tiket masuk Rp 10 ribu per orang, pengunjung bisa menjajal seluruh game sepuasnya. "Kami perkirakan bisa menarik 10 ribu pengunjung selama dua hari," kata Ketua Panitia Indonesia Bermain, Eko Nugroho, di Bandung, Selasa, 18 Oktober 2011.
Menurut dia, acara tersebut untuk mengangkat semangat positif bermain game yang selama ini terkesan negatif. Misalnya dengan menampilkan beragam game edukatif dan interaktif yang bisa dimainkan beberapa orang sekaligus. "Bermain itu bisa untuk belajar dan menjadi proses kreatif," ujarnya.
Selain itu, acara itu juga ingin mempertemukan para pembuat game serta peminat baru. Lahan pekerjaannya, kata Eko, sangat menjanjikan walau pasarnya masih banyak dari luar negeri. "Banyak mahasiswa yang baru semester 3 dan 4 yang sudah punya penghasilan USD 2000," katanya.
Lucunya, para pembuat game perorangan itu masih merahasiakan karyanya ke orang tua mereka sendiri. Sebab, kata Eko, orang tua menganggap pekerjaan membuat game tidak menjanjikan. "Game bajakan di sini katanya banyak, murah cuma Rp 5000," ujarnya. Padahal, perusahaan di luar negeri banyak merekrut pembuat game dari Indonesia. Peluang, kata Eko, bakal bertambah lebar karena Malaysia akan membangun pusat game developer di Asia Tenggara pada 2014.
ANWAR SISWADI
No comments :
Post a Comment