TEMPO Interaktif, London - Bayi yang lahir dengan berat kurang dari 1,8 kg mempunyai peluang lebih besar menjadi autis ketimbang bayi yang lahir dengan berat badan normal. Hasil studi yang dipublikasikan di jurnal pediatrik ini meneliti 862 anak-anak di New Jersey yang lahir dengan berat badan rendah hingga pemuda berusia 21 tahun.
Sebanyak lima persen dari mereka didiagnosis autis. Meski begitu, para ahli mengatakan bahwa riset ini perlu diperdalam guna memahami hubungan antara keduanya. Hubungan antara rendahnya berat lahir dengan masalah kognitif dan motorik sudah diketahui dari penelitian sebelumnya. Sedangkan penelitian ini, kata para peneliti, adalah riset perdana yang mencoba mencari tahu apakah anak-anak tersebut mempunyai risiko menjadi autis.
Bayi yang menjadi subjek penelitian adalah mereka yang lahir antara September 1984 hingga Juli 1987 di tiga wilayah di New Jersey. Berat badan mereka berkisar antara 0,5 kg hingga 2 kg. Pada usia 16 tahun, sebanyak 623 anak di-screening untuk mengetahui risiko terjadinya autism spectrum disorder (ASD).
Sebanyak 117 dari mereka diketahui positif dalam screening dan 70 orang lainnya akan diteliti lagi saat berusia 21 tahun. Sebelas orang dari mereka ternyata mengidap ASD. Dari hasil tersebut, para peneliti memperkirakan prevalensi rata-rata ASD adalah 31 dari 623 anak atau sekitar lima persen.
Profesor Jennifer Pinto-Martin dari School of Nursing di University of Pennsylvania yang juga Direktur Pusat Autis, tempat riset ini dilakukan, mengatakan, "Masalah kognitif pada anak-anak kemungkinan menutupi persoalan autis ini. Jika ada kecurigaan autis atau hasil screening adalah positif ASD, orang tua seharusnya melakukan evaluasi atas ASD ini. Penanganan dini akan meningkatkan hasil jangka panjang dan dapat membantu anak-anak tersebut di sekolah atau di rumah."
Namun, profesor di bidang pengembangan neuropsikologi di Oxford University, Dorothy Bishop, mengatakan bahwa sangat penting untuk melihat hasil riset ini dengan sebuah sudut pandang tertentu. "Hubungan tersebut kelihatannya nyata, tetapi kenyataannya sebagian besar bayi yang lahir dengan berat badan kurang tidak menjadi autis dan sebaliknya anak-anak yang autis tidak mempunyai berat lahir rendah saat dilahirkan."
Sedangkan Georgina Gomez, peneliti dari The National Autistic Society, mengatakan bahwa riset ini membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara rendahnya berat lahir bayi dengan autis. Juga perlu dipahami lebih mendalam mengenai bayi yang lahir dengan berat rendah serta kecenderungan untuk menjadi autis.
"Berat lahir rendah sering dikaitkan dengan problem kognitif dan motorik serta berkenaan juga dengan kelahiran prematur dan komplikasi saat melahirkan. Karena itu, penting untuk mendalami lebih jauh guna memahami proses bilogis dan kejadian-kejadian yang menjelaskan koneksi tersebut," ujar Gomez.
BBC ONLINE I ARBA'IYAH SATRIANI
No comments :
Post a Comment