memanggang roti di oven (inmagine)
VIVAnews - Memberikan hukuman kepada anak menjadi salah satu metode pembelajaran agar tak mengulang kesalahan sama. Tapi, hati-hati. Jangan sampai hukuman meninggalkan trauma psikologis atau malah membahayakan nyawa anak, seperti yang dilakukan Gregory Colver.
Pria berusia 21 tahun itu nekat memasukkan anaknya yang masih berusia 17 bulan ke dalam oven yang tengah menyala. Niatnya, ingin memberi pelajaran kepada anaknya bahwa oven itu panas dan berbahaya.
Colver agaknya kehilangan akal sehat dengan caranya memberi pelajaran. Pria asal Daly City, Inggris, ini tak sadar bahwa cara yang ia tempuh membuat anaknya mengalami luka bakar yang cukup serius, dengan level tiga derajat celcius.
Mulanya, Colver membantah sengaja memasukkan anaknya ke dalam oven. Berdasar dokumen yang dibacakan di pengadilan, ia sempat mengaku tertidur saat anaknya bergerak ke dapur lalu memanjat ke arah oven yang masih menyala.
Colver ditangkap petugas dua hari setelah kejadian. Ia menghadapi ancaman hukuman dua bulan penjara dengan masa percobaan lima tahun atas pasal kekerasan terhadap anak. "Ia juga diwajibkan mengikuti kelas konseling dan pengasuhan anak," kata Hakim John Grandsaert, seperti dikutip dari Daily Mail.
Hindari kekerasan fisik Menurut psikolog anak, menangani anak bandel dengan cara berteriak atau kekerasan fisik bisa menimbulkan efek negatif terhadap emosi si kecil. Kenali cara lain yang lebih efektif untuk buah hati Anda, seperti dikutip dari laman Modern Mom.
- Beri contoh Contohkan perilaku yang baik agar si kecil menirunya. Menurut penelitian, teknik itu selalu direspon baik oleh anak-anak. Sebab, memberi si kecil contoh dari apa yang harus dilakukan, bukan apa yang tidak boleh dilakukan.
Anak-anak lebih mudah meniru perilaku orang dewasa. Mereka lebih mudah menerima pendekatan itu daripada diberi tahu apa yang tidak boleh mereka lakukan.
- Beri penghargaan Anda harus ingat untuk selalu menghargai anak setiap kali dia menunjukkan perilaku baik. Lontarkan pujian kepada si kecil tidak hanya lewat kata-kata, tapi juga menawarkan hadiah favoritnya. Si kecil tentu akan merasa Anda benar-benar bangga pada dirinya sendiri.
- Ungkapkan ketidaksetujuan Selalu ungkapkan pendapat Anda jika Anda merasa tingkahnya tidak tepat. Jelaskan kepadanya tentang perilaku yang tidak baik itu. Mengekspresikan pendapat Anda merupakan pendidikan keluarga yang bagus. Ini akan efektif mengubah perilaku si kecil.
- Beda usia, beda cara Pertimbangkan usia anak karena penanaman disiplin pada anak tidak sama di setiap tingkat usia. Misalnya, anak usia 15 bulan, gunakan metode pengalihan perhatian untuk membuatnya disiplin. Berbeda dengan anak usia yang lebih muda atau lebih tua, cobalah abaikan mereka jika merengek-rengek atau bertindak tidak tepat.
- Konsekuensi Jika anak tidak disiplin atau melakukan kesalahan untuk pertama kalinya, segera katakan salahnya. Ini untuk menghindari ia melakukan kesalahan kedua kali. Katakan juga bahwa setiap kesalahan memiliki konsekuensi atau hukuman. Hukuman bisa berupa tidak mengizinkannya menonton televisi beberapa hari atau memotong uang jajannya sementara waktu.
Jangan berikan hukuman fisik seperti memukul, hal itu hanya akan menimbulkan trauma dan bisa meregangkan hubungan Anda dengannya. Memberikan hukuman atau konsekuensi atas kesalahan anak juga melatih perkembangan psikologisnya. Mereka jadi lebih peka dan berpikir panjang sebelum melakukan sesuatu kesalahan.
Baca juga:
Diet Ekstrem: Santap Tikus Hingga Kucing
Waspada Bakteri E Coli di Ponsel
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }
No comments :
Post a Comment