KOMPAS.com - Siapa sih yang tak ingin tinggal di rumah agar bisa menyaksikan bagaimana anak-anak tumbuh besar di dalam pengawasan kita? Banyak orangtua yang menginginkannya, tetapi belum berani atau belum mampu melakukannya. Banyak juga yang tak ingin kehilangan waktu dengan anak, tetapi juga butuh aktualisasi diri dengan berkarier di kantor. Namun ternyata, sangat sulit untuk membagi waktu antara karier dan rumah tangga. Banyak pasangan muda yang beruntung bisa menitipkan anak setiap hari pada kakek-neneknya, tetapi jauh lebih banyak yang terpaksa menitipkan anak pada pengasuhnya.
Untuk Anda yang masih bimbang, silakan pertimbangkan masukan dari Brian Reed, kontributor InvestingAnswers.com, ini. Menurutnya, menjadi ibu rumah tangga sebenarnya banyak manfaatnya. Ia juga mengingatkan bahwa mengasuh anak bukan hanya tugas ibu. Dengan makin banyaknya pria yang memilih pekerjaan yang bisa dikerjakan di rumah, entah sebagai penulis, desainer grafis, atau penerjemah, peluang menjadi bapak rumah tangga juga terbuka lebar. Artinya, kemungkinan salah satu dari orangtua untuk tinggal di rumah dan menemani anak juga semakin besar.
Inti dari masukannya adalah, bila salah satu dari Anda tinggal di rumah, Anda sebenarnya sedang membuat investasi besar dalam kesehatan emosional seluruh keluarga. Namun sebelumnya, cari tahu apa lima keuntungan yang dimaksudnya.
1. Lebih hemat Bila suami-istri bekerja, kita tentu akan mendapat penghasilan dan tabungan yang lebih besar. Sedangkan jika salah satu dari pasangan tinggal di rumah, artinya keluarga mengandalkan hidup hanya dari satu gaji. Bukankah ini merupakan penurunan, dan kita harus melakukan penghematan besar-besaran? Hm... coba lihat dari sisi lain. Bila Anda berdua bekerja, hitung saja berapa ongkos transportasi (termasuk bensin, tol, dan joki, jika mengendarai kendaraan pribadi), ongkos makan siang dan sore (snacking time), hingga ongkos ngopi-ngopi sepulang kantor? Berapa pula pengeluaran yang Anda habiskan untuk membeli busana kantor, sepatu, atau tas untuk dipakai berganti-ganti? Jika Anda atau suami tinggal di rumah, Anda justru bisa menghemat semuanya itu tanpa terpaksa.
2. Waktu Menjadi orangtua tidak memiliki jam kerja, jadi tipe kerja 9-to-5 tidak berlaku. Jika Anda berdua bekerja penuh waktu, ditambah waktu yang dihabiskan di jalan berteman kemacetan, waktu Anda bersama anak jadi makin berkurang. Anda bisa menghitung sendiri berapa lama waktu yang Anda luangkan untuk anak setiap harinya. Anda mungkin masih bisa meluangkan waktu berkualitas bersama anak pada akhir pekan, tetapi jangan lupa, anak-anak juga ingin ditemani orangtuanya setiap hari saat membuat PR. Jika tinggal di rumah, Anda tentu masih harus melakukan banyak pekerjaan rumah tangga, tetapi setidaknya anak-anak masih dalam pengawasan Anda secara penuh.
3. Energi Jam berapa Anda pulang dari kantor setiap harinya? Bisa pukul 18.00 jika Anda menumpang kereta komuter. Tetapi lebih banyak lagi pasangan yang baru tiba di rumah paling cepat pukul 20.00. Anda pulang dalam keadaan lelah dan mungkin stres akibat beban kerja di kantor. Artinya, Anda tidak dalam kondisi prima untuk menemani anak-anak. Dengan menjadi ibu rumah tangga, atau bekerja di rumah, Anda juga menghemat waktu dan energi. Anda bisa memenuhi kuota jam tidur yang disarankan, entah 7 atau 8 jam. Di akhir pekan, Anda bisa melakukan "me time" karena anak-anak bisa bermain atau jalan-jalan dengan ayahnya.
4. Bonding Menurut U.S. Department of Health and Human Services, anak-anak yang tidak didampingi orangtua dalam waktu lebih lama cenderung mengalami peningkatan masalah perilaku. Dengan menghabiskan waktu lebih banyak di rumah, Anda tak kehilangan momen-momen penting pertumbuhan anak. Anda bisa bertindak sebagai role model yang baik bagi anak, tidak tergantikan oleh pengasuh atau siaran televisi yang tidak bermutu. Anda bisa mendampingi ketika anak melalui masa-masa sulitnya, entah karena dikucilkan di sekolah atau putus cinta.
5. Stres Menjadi orangtua tidak berarti tidak akan membuat Anda stres, tetapi yang pasti Anda tidak akan stres menghadapi tuntutan untuk membagi peran antara karier dan rumah tangga. Berbagi peran seperti ini sungguh bukan pekerjaan mudah. Ketika akhirnya menyerah dan memutuskan berhenti bekerja, seringkali orangtua berpikir seharusnya sejak dari dulu melakukannya. Dengan "bekerja di rumah", orangtua tidak merasakan tekanan untuk mengurangi aktivitas agar bisa lebih sering bersama anak.
Baca juga: "Stay Home Dad" Makin Populer Hidup dari Satu Gaji, Bagaimana Triknya?
Sumber: InvestingAnswers
No comments :
Post a Comment