TEMPO Interaktif - Banyak orang mengatakan, para lelaki berubah 180 derajat ketika menikah dan berkeluarga. Ia disebut lebih bertanggung jawab ketimbang saat melajang. Sebenarnya apa yang menjadi penyebab?
Ternyata, ada dua tingkat hormon testosteron pada seorang ayah. Saat kaum pria menjadi ayah, sistem tubuh akan menekan hormon seks sedemikian rupa. Akibatnya, mereka lebih tertarik mengasuh anak daripada bersenggama.
Peneliti Amerika, seperti dilansir oleh situs Daily Mail, melakukan pengamatan terhadap 600 pria usia 20-an tahun selama 5 tahun. Selama waktu penelitian ini, sekitar sepertiga dari pria tersebut telah memiliki anak dengan pasangan mereka.
Pada awalnya, pria-pria tersebut memiliki tingkat hormon testosteron tinggi. Tetapi setelah memiliki anak pertama, produksi hormon tersebut mulai menurun dan penurunan terbesar ada pada ayah yang langsung merawat anak-anak mereka.
"Testosteron meningkatkan perilaku dan sifat lain yang mendukung pria untuk cenderung bersaing dengan pasangannya," ujar Christopher Kuzawa, penulis sekaligus profesor antropologi di Universiitas Northwestern.
Studi sebelumnya menjelaskan pria yang sudah menikah dan memiliki anak memiliki tingkat testosteron lebih rendah dibandingkan dengan pria lajang. Para peneliti mengambil air liur para pria 21 tahun dari Filipina yang tak memiliki anak untuk mengukur kadar testosteron.
Lima tahun berikutnya, pria-pria yang telah memiliki anak mengalami penurunan testosteron sebesar 14 persen. Besaran penurunan ini lebih berkaitan dengan bertambahnya usia. Namun, akan terlihat khas bagi pria yang menjadi ayah, kadar testosteron mereka turun sebesar 34 persen.
Bagi seorang ayah dengan anak di bawah umur 1 bulan, penurunan menunjukkan angka 50 persen. Angka ini ternyata tetap konsisten rendah jika dibandingkan dengan pria-pria lain yang telah memiliki anak sebelumnya hingga keturunan mereka setidaknya berumur 1 atau 2 tahun.
Para pria yang merawat anak mereka antara 1 hingga 3 jam perhari memperlihatkan penurunan kadar testosteron terbesar. Dalam kasus ini, Kuzawa tak memperhitungkan tingkat stres atau kurang tidur.
Gettler Lee, asisten penulis dan juga antropolog di Universitas Northwestern, memprediksi kadar testosteron pria akan tetap rendah untuk beberapa tahun. "Wajar terjadi jika mereka tetap terlibat dalam memberikan perawatan kepada anak-anak mereka," ujarnya.
DAILY MAIL | ISMI WAHID
No comments :
Post a Comment