KOMPAS.com - Perempuan memiliki kekuatan dari dalam diri yang mendorongnya memberikan kontribusi terbaik untuk pribadinya juga orang lain di sekitarnya. Perempuan urban dan mapan mampu memberdayakan dirinya, meningkatkan kualitas hidupnya, menjadi sosok mandiri dengan identitas yang unik.
Perempuan modern di Indonesia serba bisa, gigih mengejar karier sekaligus juga memilih untuk tetap mencintai budaya dan tradisi. High Heeled Warriors dipilih sebagai simbol untuk mewakili karakter perempuan modern di perkotaan, di Asia dan khususnya di Indonesia.
Adalah Universal Networks International (UNI) yang mengungkapkan High Heeled Warriors (laskar bertumit hak tinggi) sebagai representasi perempuan Asia. UNI melakukan studi psikografis dengan metode kualitatif juga kuantitatif di empat negara, termasuk Indonesia.
Memang, high heels tak selamanya identik dengan keperempuanan. Tak semua perempuan memakai high heels sebagai pilihan berpenampilan. Juga bukan berarti, tak memakai high heels lantas dianggap bukan perempuan. High heels di sini punya makna khusus terutama bagi perempuan urban dan modern.
"High heels adalah metafor untuk sosok perempuan cerdas, energik, aktif, modern, juga melek fashion. High Heeled Warriors merupakan simbol dari perempuan urban yang mapan yang berorientasi pada karier, memiliki ambisi, punya ekspektasi tinggi, kuat, sekaligus mencintai tradisi dan budaya, dan tak ingin kehilangan identitasnya," jelas Chiristine Fellowes, Managing Director Asia Pasific of Universal Networks International di Jakarta, Jumat (28/10/2011).
Untuk mengungkap High Heeled Warriors ini, UNI mengadakan studi melalui focus group discussion, kunjungan rumah, dan hasil riset pihak ketiga dalam hal ini Synovate, terhadap perempuan Asia usia 22-40 tahun, para pemirsa televisi berbayar. Studi dilakukan pada Juni-Agustus 2011di Filipina, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Khusus di Indonesia, UNI menemukan fakta bahwa perempuan modern di perkotaan serba bisa dan mampu melakukan segalanya. Hasil riset ini menunjukkan, perempuan urban dan mapan ini mengenali dirinya sebagai orang yang terpelajar, memiliki kompetensi, berdaya beli tinggi, dan merasa mampu melakukan semua hal.
Perempuan Indonesia mampu menjalani lebih dari tiga peran. Tak hanya sebagai profesional, ibu, dan istri, namun juga sebagai saudara perempuan, anak perempuan dan lainnya. Kecintaan terhadap budaya dan tradisi, membuat perempuan urban dan mapan di Indonesia untuk menantang dirinya berbuat lebih, untuk dirinya, anak-anaknya, keluargannya, komunitasnya, orang lain yang dekat dan penting baginya.
Tiga motivasi
Bagi perempuan Indonesia, budaya dan tradisi takkan menghentikannya untuk meraih mimpinya, ekspektasi dan ambisi pribadinya. Ada tiga hal yang memotivasi perempuan untuk meraih keinginannya.
"Ada tiga motivasi penting bagi perempuan Indonesia. Kebersamaan, keamanaan, dan kepemilikan. Perempuan Indonesia lebih termotivasi secara finansial untuk memenuhi ketiga hal tadi," lanjut Fellowes.
Ia menjelaskan, kebersamaan penting bagi perempuan Indonesia, yakni perasaan keterikatan. Hal ini direfleksikan dengan sikap senang bergaul, senang berada dalam komunitas, keakraban dengan seluruh anggota keluarga. Hubungan yang mendalam, kebersamaan dengan teman dekat yang memberikan dukungan, penting bagi perempuan.
Sedangkan motivasi keamanan, lebih kepada perasaan aman secara finansial dan kesehatan. Perempuan takut sakit, karenanya ia lebih merencanakan pola makan lebih baik sebagai langkah pencegahan. Perempuan memikirkan nutrisi yang baik, tak hanya untuk dirinya tetapi juga keluarganya.
Sementara kepemilikan, direfleksikan perempuan dengan memberikan perhatian dan kasih sayang terhadap seluruh anggota keluarganya. Perempuan cenderung memotivasi dirinya untuk memberikan anak-anaknya, hal-hal yang tidak dapat dilakukan suami. Perempuan juga lebih peduli mendiskusikan rencana keuangan dengan suami sebagai cara untuk mewujudkan keinginannya meningkatkan kualitas hidup.
Inilah fakta yang disampaikan UNI untuk menjadi inspirasi bagi siapa pun yang bergelut dengan dunia perempuan. Fakta yang didapatkan dari riset terkini ini fokus pada kebiasaan, gaya hidup, motivasi psikologis, juga identitas perempuan Asia.
Mengenai apakah perempuan Asia, termasuk Indonesia, melakukan segalanya dengan tantangan atau bahkan hambatan? belum ada penelitian lanjutan yang bisa membuktikannya. Fellowes mengatakan, UNI untuk kali pertama melakukan studi psikografis terhadap perempuan Asia dan berencana menjadikannya sebagai penelitian rutin tahunan.
Di balik tantangan perempuan urban dalam menjalani berbagai peran, UNI menunjukkan sisi positif dalam diri perempuan. Bahwa perempuan Asia, terutama Indonesia, memiliki motivasi kuat dari dalam dirinya untuk maju dan berkembang, secara kualitas personal, finansial, juga pendidikan, demi mewujudkan keinginannya, mimpi-mimpinya.
Ingin tahu seperti apa perempuan, ibu bekerja, menyeimbangkan kehidupan personal, karier, kaluarga? baca lipsus Working Mom.
No comments :
Post a Comment