Liputan6.com, Colombia: Badai La Nina terbukti menjadi salah satu pemicu virus H1N1 atau yang dikenal virus flu babi. Seperti dilansir laman BBC, belum lama ini, hasil penelitian yang ditulis dalam jurnal "Proceedings of The National Academy of Sciences" menyatakan bahwa penyebaran pandemi diduga datang bersama air dingin yang dibawa La Nina.
Menurut seorang Ilmuwan Universitas Colombia Jeffrey Shaman, fenomena iklim mempengaruhi timbulnya pandemi yang kemungkinan juga membawa virus penyakit berbahaya lainnya.
"La Nina memberikan dampak yang berbeda di seluruh dunia, dan tidak ada gambaran yang koheren untuk menjelaskan detail penyebaran dan perkembangan virus tersebut," kata Jeffrey.
Semua pandemi tersebut mengakibatkan munculnya jenis virus baru yang belum ditemukan obatnya. Virus baru biasanya terbentuk ketika dua virus yang sudah ada menjangkiti hewan seperti burung atau babi dan bertukar materi genetik.
La Nina telah membawa virus Flu Spanyol yang dimulai 1918, Flu Asia 1957, Flu Hong Kong 1958 dan flu babi pada 2009. Sebelum virus H1N1 ini berkembang, La Nina memang sempat menyerang Peru. Flu Babi terbukti membahayakan kesehatan manusia, karena pandemi ini menyerang sistem imun manusia.
La Nina adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan Pasifik. Fenomena tidak dapat dilihat oleh kasat mata, periodenya pun tidak tetap.
La Nina lebih dikenal sebagai arus air laut hangat yang kadang-kadang mengalir dari utara ke selatan antara pelabuhan Paita dan Pacasmayo di daerah Peru yang terjadi pada Desember. gelombang ini merupakan sepupu gelombang panas El Nino dan keduanya membentuk apa yang disebut dengan Osilasi Selatan El Nino.(IAN/BBC)
No comments :
Post a Comment