KOMPAS.com - Salah satu wujud kepedulian Wafer Tango terhadap peningkatan gizi anak-anak Indonesia dicetuskan melalui program Tango Peduli Gizi pada tahun 2010 lalu. Hal ini dilakukan untuk menjawab keprihatinan akan tingginya angka insiden gizi buruk dan gizi kurang yang diderita anak-anak Indonesia. "Program ini dilakukan sebagai komitmen untuk memperbaiki status gizi anak Indonesia, dan menciptakan generasi muda yang sehat dan ceria," tukas Yuna Eka Kristina, PR Manager Orang Tua Group, dalam acara Obrolan Langsat 'Tango Peduli Gizi' di Rumah Langsat, Kebayoran Baru, Rabu (25/1/2012) lalu.
Tango, yang bekerjasama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI), telah melaksanakan program tersebut di Nias, Sumatera Utara, dan di Ruteng, Nusa Tenggara Timur. Program peduli gizi ini meliputi pemberian makanan bergizi tambahan selama tiga bulan penuh untuk sekitar 72 anak berusia di atas enam bulan sampai 12 tahun di Nias dan Ruteng. Selain itu juga ada pembangunan Balai Pemulihan Gizi (BPG), yang membantu pemulihan gizi anak-anak tersebut.
"Sebenarnya status gizi buruk ini ada dimana-mana, tidak hanya di daerah tersebut. Namun menurut survei yang dilakukan, kedua daerah terpencil ini punya angka (gizi buruk) yang jauh lebih besar dibanding daerah lain," beber Yuna.
Menurut survei yang dilakukan Tango dan OBI, penyebab tingginya gizi buruk di Nias antara lain faktor budaya, dimana mereka tidak diperbolehkan untuk ber-KB, kondisi rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan, faktor ekonomi keluarga yang rendah, dan faktor makanan yang tidak memenuhi gizi seimbang. Untuk itu Tango mengadakan pelatihan dan pendampingan yang mencakup pengetahuan untuk mengolah bahan makanan yang tersedia di alam sekitar untuk menghasilkan makanan bergizi, cara mengolah bahan makanan yang baik dan benar, sampai perilaku hidup sehat, termasuk perbaikan sanitasi dan penyembuhan penyakit menular.
Selain itu, ada juga pelatihan mengenai pemberdayaan ekonomi yang mencakup pemberian benih hewan atau bibit tanaman yang dapat digunakan untuk pemenuhan kecukupan gizi sehari-hari, sebagai tambahan pemasukan ekonomi, serta pendampingan cara memasarkan hasil ternak. Sampai saat ini Tango sudah menyalurkan bantuan berupa 18.000 benih lele budidaya, ayam, dan babi, untuk diternakkan. Diharapkan, hasil ternak ini bisa menjadi pemenuh gizi keluarga sekaligus menambah penghasilan.
Program ini dilakukan dalam dua tahap di Nias, yaitu pada bulan Juli sampai Oktober 2011 lalu untuk 10 keluarga sebagai tahap awalnya. Pada tahap kedua, bantuan diserahkan pada bulan November 2011 sampai Februari 2012 untuk 15 keluarga. Program ini mencakup 25 keluarga Nias dimana anak-anak yang mengalami gizi buruk telah dinyatakan sembuh setelah mengikuti program BPG pada tahun 2010, dan menyatakan komitmennya untuk membantu keluarga lain dalam memberantas gizi buruk.
"Program ini dilakukan Tango untuk membantu pemerintah mengentaskan gizi buruk di Indonesia, dan merupakan program berkesinambungan untuk pemberantasan gizi buruk di Indonesia," pungkas Yuna. Untuk mencapai tujuan ini, Tango mengajak kita semua untuk berpartisipasi mengentaskan gizi buruk anak Indonesia dengan membeli Wafer Tango. Setiap penjualan Wafer Tango akan disisihkan sekian persen untuk menyumbang program ini.
No comments :
Post a Comment