ibu hamil (corbis)
VIVAnews - Hati-hati mengonsumsi obat penghilang rasa sakit yang mengandung ibuprofren saat merencanakan kehamilan hingga usia kandungan 20 minggu. Sebuah penelitian menemukan, wanita yang mengasup ibuprofen sesaat sebelum hamil hingga usia 20 minggu berisiko dua kali lipat mengalami keguguran.
Para ilmuwan memperingatkan, puluhan ribu ibu hamil mengasup ibuprofen saat kehamilan tanpa menyadari bahayanya. Meskipun ada peringatan jelas mengenai bahaya obat selama kehamilan, satu dari enam ibu hamil masih meminum obat pereda rasa sakit ibuprofen.
Penelitian melibatkan kelompok obat penghilang rasa sakit yang dikenal sebagai non-steroid atau obat anti inflamasi (OAINS) meliputi ibuprofen dan naproxen. Aspirin merupakan salah satu kategori ini meski tak dimasukkan dalam studi. Sementara parasetamol dianggap aman selama kehamilan. Para peneliti percaya, asupan obat-obatan menyebabkan embrio tidak melekat dalam rahim dengan sempurna sehingga wanita lebih mungkin menderita keguguran atau aborsi spontan.
Sekitar satu dari delapan kehamilan berakhir dengan keguguran, dan mayoritas terjadi dalam 12 minggu pertama. Seringkali, penyebab keguguran belum jelas, namun wanita yang berusia lebih tua, minum minuman beralkohol atau menderita obesitas memiliki risiko jauh lebih tinggi.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Medical Association Kanada melibatkan 47.050 wanita berusia 15-45 tahun. Mereka ditanya apakah mengasup obat penghilang rasa sakit selama dua minggu sebelum hamil hingga 20 minggu pertama kehamilan. Dan, satu dari enam wanita hamil mengaku minum obat penghilang rasa sakit.
Dr Anick Berard dari Universitas Montreal mengatakan, "Kami secara konsisten melihat bahwa risiko aborsi spontan dikaitkan dengan penggunaan diklofenak, naproxen, celecoxib, ibuprofen dan rofecoxib secara sendiri atau dalam kombinasi selama kehamilan. Wanita yang mengasup jenis dan dosis OAINS non-aspirin selama awal kehamilan lebih mungkin untuk memiliki aborsi spontan, " ujarnya seperti dimuat Daily Mail.
Namun, keguguran akibat obat penghilang rasa sakit terbilang kecil. Studi juga tak memperhitungkan penyebab lain seperti merokok dan obesitas. Dr Virginia Beckett, juru bicara untuk Royal College of Obstetricians dan Gynaecologists, mengatakan, "Penting agar setiap wanita mengurangi risiko saat merencanakan dan selama kehamilan untuk mengurangi komplikasi dengan gaya hidup sehat." (eh)
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }
No comments :
Post a Comment