KOMPAS.com - Sampai saat ini, masih banyak kondisi yang membuat para ibu tidak dapat memberikan ASI secara eksklusif. Salah satunya karena kurangnya informasi dan edukasi untuk mereka.
"Selain untuk memberi makan, menyusui merupakan salah satu cara untuk menjalin kedekatan batin ibu dan anak. Banyak keuntungan yang bisa didapat dari pemberian ASI eksklusif. Salah satunya adalah menekan angka kematian bayi dan balita sekaligus menurunkan angka kesakitan anak," ungkap Mia Sutanto, ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), dalam acara Ashoka Social Entrepreneur di @America, Pacific Place, Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2011) lalu.
Salah satu penyebab tingginya tingkat kematian bayi dan balita di Indonesia ini adalah karena kurangnya asupan ASI dari sang ibu. Sebuah penelitian dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007 mengungkapkan, angka kematian bayi dan balita tergolong sangat tinggi, yaitu 34 bayi meninggal dari 1000 kelahiran, dan 44 dari 1000 balita meninggal. "Hal ini berarti dalam waktu 6 menit 1 bayi meninggal, dan dalam 2,5 menit maka 1 balita meninggal di Indonesia. Ini menurut catatan dari WHO," tukas Mia.
Pemberian ASI eksklusif bisa membantu daya tahan tubuh bayi dan menjaganya tetap sehat dan kuat. Bila umumnya standar pemberian ASI eksklusif diberlakukan selama enam bulan, Mia menyarankan agar ASI eksklusif tetap didapatkan hingga anak berusia dua tahun.
Untuk menekan tingginya angka kematian bayi dan balita akibat kurangnya asupan ASI, WHO dan UNICEF menerapkan standar emas pemberian ASI bagi bayi dan balita.Ada empat poin penting yang dikemukakan dalam standar emas ini:
1. Inisiasi menyusu dini. Bayi yang baru lahir secara alamiah akan langsung menyusu pada ibunya. Semakin sering bayi yang baru lahir menyusu pada ibunya, semakin erat hubungan batin antara ibu dan anak. Selain itu, bayi pun akan jarang menangis, dan berat badannya akan mudah naik, sehingga berpengaruh pada kekuatan tubuhnya.
2. ASI eksklusif dari lahir sampai 6 bulan. ASI eksklusif adalah menyusui bayi tanpa tambahan asupan apapun selain ASI. ASI sudah mengandung berbagai asupan makanan yang sangat dibutuhkan tubuh bayi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan lainnya, sehingga bayi sebenarnya tak membutuhkan zat apapun lainnya di luar ASI.
3. Pemberian makanan pendamping selain ASI. Pemberian makanan pendamping ini diberikan setelah bayi berumur 6 bulan. Saat bayi berusia 6-12 bulan, ASI hanya bisa memenuhi kebutuhan tubuhnya sebanyak 70 persen, sehingga dibutuhkan asupan tambahan lainnya.
4. Pemberian ASI sampai usia 2 tahun. Setelah mencapai usia dua tahun, ASI hanya mampu memenuhi kebutuhan ASI sebanyak 30 persen, namun zat imun dalam ASI justru semakin meningkat. Zat ini berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh balita sesuai dengan aktivitasnya yang makin bertambah dan rawan penyakit.
* Ingin mengetahui problema ibu bekerja, tips gaya dan menjaga kebugaran, baca Lipsus Working Mom.
No comments :
Post a Comment