KOMPAS.com - Upacara pernikahan tradisional peranakan Tionghoa "Chio Tau" massal menarik perhatian pengunjung Mal Ciputra, Jakarta Barat. Pengunjung mal tak beranjak menyaksikan upacara massal yang melibatkan 20 pasangan menikah ini dan berlangsung sekitar tiga jam per sesinya.
"Upacara Chio Tau ini terbagi dua sesi, 10 pasangan pengantin pertama pada sesi satu dengan keseluruhan prosesi berlangsung tiga jam. Dilanjutkan dengan 10 pasangan berikutnya pada sesi kedua dengan prosesi yang sama," jelas Ferry Irianto, General Manager Mal Ciputra Jakarta, kepada Kompas Female di sela kegiatan, Minggu (5/2/2012).
Upacara Chio Tau dipilih sebagai acara penutup dari rangkaian perayaan Imlek yang telah berlangsung tiga pekan di Mal Ciputra. Upacara pernikahan tradisonal peranakan Tionghoa secara massal di mal ini merupakan salah satu cara untuk melestarikan sekaligus mengenalkannya kepada generasi muda. Sekaligus sebagai kegiatan sosial dari pihak mal, dengan memberikan kesempatan kepada pasangan menikah yang belum sempat melaksanakan upacara tradisi ini.
"Upacara pernikahan di kalangan peranakan Tionghoa di Indonesia ini semakin hilang, hanya dijalankan komunitas tertentu dan oleh generasi tua. Generasi muda kalangan peranakan Tionghoa yang menjalankan upacara ini semakin berkurang. Kegiatan ini ingin mengangkat budaya yang semakin hilang, dengan harapan generasi muda bisa mengadopsinya untuk konsep pernikahan, dan tak hanya memilih konsep pernikahan internasional," jelasnya.
Menurut Ferry, upacara Chio Tau massal yang melibatkan 20 pasangan menikah usia 20-50 tahun ini untuk kali pertama diadakan di mal. Meski begitu, mal ini sudah dua kali menghadirkan tradisi pernikahan yang merupakan asimilasi budaya ini kepada pengunjungnya. "Pada 2006 lalu, kami pernah menghadirkan upacara serupa, namun hanya pertunjukkan saja bukan dalam bentuk pernikahan massal seperti yang dilakukan pada 2012 ini," sambungnya.
Untuk mengedukasi publik mengenai Chio Tau, Mal Ciputra mendatangkan komunitas yang masih melestarikan budaya ini dari tiga wilayah di Tangerang, Banten. Di antaranya komunitas China Benteng, Tangerang, dan dua komunitas lagi masing-masing dari Wihara Guna Shambara di Kotabumi, Tangerang dan Wihara Jetavana di Karawaci Tangerang, kata Ferry.
Menarik perhatian Kehadiran pasangan pengantin yang melaksanakan upacara sesuai tradisi asli peranakan Tionghoa ini menarik perhatian pengunjung, dari berbagai usia. Pengunjung mal menanti prosesi upacara pernikahan yang berlangsung tepat pukul 13:00 di lantai dasar mal.
Nuansa merah dan emas, serta para pengantin perempuan yang dirias bersamaan di atas panggung menjadi pemandangan yang tak biasa. Upacara Chio Tau atau Shang Dou dalam bahasa Mandarin, secara harfiah berarti menata kepala atau rambut. Upacara tradisional Tionghoa yang sudah punah di daratan Tiongkok ini memiliki makna sakral. Upacara ini merupakan titik balik dari dunia remaja ke dunia dewasa yang dilakukan di hadapan Tuhan (Tian) dan leluhur. Tanpa mengikuti upacara Chio Tau yang hanya boleh dilakukan sekali sumur hidup, laki-laki tetap dianggap anak laki-laki dan perempuan dianggap sebagai anak perempuan.
Dipandu oleh Steni Agustaf dan Novita Angie, 13 prosesi upacara Chio Tau dilakukan bertahap sesuai tradisi, mengambil dua tempat di area lobby dan lantai dasar di bagian dalam mal.
Prosesi penghormatan seperti Meja Sam Kai, Sawer, Sembahyang Kawin dilakukan di area lobby mal di ruang terbuka. Sementara beberapa ritual lainnya dilakukan di dalam mal (area panggung) dan menjadi pertunjukkan unik untuk pengunjung mal yang antusias menyaksikan meski harus berdesak-desakan. Sejumlah ritual yang dilaksanakan di area panggung di antaranya: Penyisiran Rambut, Pemberian Uang Pelita, Pemakaian Baju Pengantin, Pay Ciu atau orangtua memberikan arak beras kepada anaknya, Makan 12 Mangkuk, Makan Nasi Melek, Pemasangan Oto dan Kerudung, Soja Pengantin, Suap-suapan Pengantin, dan Teh Pay atau kedua pengantin menyuguhkan teh kepada orangtuanya.
Upacara Chio Tau sarat makna ini nyatanya mampu memikat hari pengunjung mal, yang tak hanya memadati area panggung di lantai dasar tetapi juga area balkon lantai teratas mal yang menghadap langsung ke panggung utama.
No comments :
Post a Comment