bebek betutu (dok. The Sultan Hotel)
VIVAnews - Rendang mencuat sebagai santapan terenak di dunia berdasar poling di situs jejaring sosial yang dilakukan CNN. Momentum ini harus segera ditanggapi sebagai pintu gerbang menduniakan keragaman santapan nusantara lainnya.
William Wongso, pakar kuliner yang concern dengan cita rasa nusantara, mengatakan, tampilan menjadi daya pikat. "Menyajikan makanan nusantara dengan tampilan modern menjadi salah satu trik memikat masyarakat dunia," katanya, di sela acara 'Taste of New Zealand'.
Ia lantas menyajikan sejumlah gambar makanan nusantara yang tersaji dalam kemasan internasional. Sajian yang kerap ia tampilkan dalam sejumlah kesempatan bersantap di mancanegara.
Ada asinan Jakarta yang tersaji di gelas wine dengan liuk udang yang menggoda. Ada micro tumpeng, nasi tercetak kerucut dengan penampilan yang cantik.
Sajian lain yang tak kalah cantik adalah oyster sambal dabu-dabu, west sumatera caramelized beef curry atau rendang padang, chicken tuturuga, lambshank betutu, dan sop buntut. "Penampilan modern, tapi rasa asli," ujarnya.
Bagi William, yang tak boleh ditawar ada cita rasa asli. Menduniakan makanan nusantara bukan berarti berkreasi dengan menyesuaiakan cita rasa bangsa lain. "Menyesuaikan bumbu dengan lidah bangsa lain itu yang jadi kesalahan besar kita, bagaimana memperkenalkan makanan kita kalau bumbunya berubah," ucapnya.
William memang disiplin soal rasa. Bersama Departemen Luar Negeri, ia akan menggelar workshop bersama sejumlah pemilik restoran di Belanda. Ia ingin menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya cita rasa. Bahkan, kalau perlu membawa bahan asli dari Indonesia.
Ia sedih ketika suatu kali jalan-jalan ke Belanda melihat menu khas Indonesia, bakmi dan lumpia, tapi rasanya jauh dari asli. "Bagaimana masyarakat dunia akan mengenal bakmi dan lumpia yang sebenarnya kalau tak ada disiplin mempertahankan rasa," ujarnya. "Mempertahankan cita rasa asli itu yang terpenting."
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
Kirim Komentar
Anda harus Login untuk mengirimkan komentar
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }
No comments :
Post a Comment