Sampel Darah Melalui Vena

Sampel Darah Melalui Vena

TINJAUAN UMUM

Suatu tindakan pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratrium guna menunjang diagnosa pasien dalam mempertimbangkan pengobatan yang tepat

A. PERSIAPAN

I. Persiapan Klien

- Cek perencanaan Keperawatan klien

- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

II. Persiapan Alat

- Spuit dan jarum steril

- Kapas alkohol 70 %

- Plester dan gunting

- Tabung darah

- Perlak dan torniquet

- Bengkok

B. PELAKSANAAN

- Perawat cuci tangan

- Menentukan lokasi

- Meletakan perlak kecil dibawah tangan yang akan diambil darah

- Melakukan pembendungan / fiksasi

- Menghapus lokasi tusukan / desinfeksi

- Memasukan jarum dengan sudut 5-30 0

- Menghisap darah sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan

- Torniquet / pembendung dilepas

- Jarum dicabut dan tekan bekas punksi / tusukan

- Memasukan darah ke dalam tabung darah dan beri etiket / nama

- Membereskan alat-alat dan rapihkan klien

- Perawat cuci tangan

- Perhatikan dan catat reaksi klien setelah melakukan tindakan

C. EVALUASI

- Perhatikan respon klien dan hasil tindakan

D. DOKUMENTASI

catat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil tindakan, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

Baca selengkapnya - Sampel Darah Melalui Vena

Sampel Urine untuk Pemeriksaan Laboratorium

Sampel Urine untuk Pemeriksaan Laboratorium

TINJAUAN UMUM

Suatu tindakan pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratrium guna menunjang diagnosa pasien dalam mempertimbangkan pengobatan yang tepat

A. PERSIAPAN

I. Persiapan Klien

- Cek perencanaan Keperawatan klien

- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

II. Persiapan Alat

- Pot / urinal / bengkok

- Botol urine yang sudah diberi etiket

B. PELAKSANAAN

- Perawat cuci tangan

- Memberitahu tindakan yang akan dilakukan

- Pasang sampiran disekitar tempat tidur

- Menyuruh klien untuk berkemih dalam pot / urinal dan memasukan kedalam botol urine

- Urin sisa yang ada pada pot urinal dibuang

- Membereskan alat-alat dan mengmbalikan ketempatnya

- Perawat cuci tangan

- Perhatikan dan catat reaksi klien setelah melakukan tindakan

C. EVALUASI

- Perhatikan respon klien dan hasil tindakan

D. DOKUMENTASI

- Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil tindakan, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

Baca selengkapnya - Sampel Urine untuk Pemeriksaan Laboratorium

Melakukan Skin Test

Melakukan Skin Test

TINJAUAN UMUM

Skin test adalah melakukan test antibiotik melalui sub cutan untuk mengetahui ketahanan terhadap salah satu jenis antibiotik

A. PERSIAPAN

a. Persiapan Alat

i. Spuit 1 cc dan jarum seteril dalam tempatnya

ii. Obat-obatan yang diperlukan

iii. Kapas alkohol dalam tempatnya

iv. Gergaji ampul

v. NaCl 0,9 % /aquadest

vi. Bengkok, ball point/ spidol

b. Persiapan Klien

i. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

B. PELAKSANAAN

1. Perawat cuci tangan

2. Menggulung lengan baju pasien bila perlu

3. Mengisi spuit dengan obat yang akan ditest sejumlah 0,1 cc dilarutkan dengan NaCl 0,9 atau aquadest menjadi 1 cc

4. Mendesinfeksi kulit yang akan di suntik dengan menggunakan kapas alkohol kemudian diregangkan dengan tangan kiri perawat

5. Menyuntikan obat sampai permukaan kulit menjadi gembung dengan cara lubang jarum menghadap ke atas dan membuat sudut antara 15 – 30 derajat dengan permukaan kulit

6. Beri tanda pada area suntikan

7. Menilai reaksi obat setelah 10-15 menit dari waktu penyuntikan, hasil (+) bila terdapat tanda kemerahan pada daerah penusukan dengan diameter minimal 1 cm, hasil (-) bila tidak terdapat tanda tersebut diatas

8. Perawat cuci tangan

C. EVALUASI

Mencatat tindakan dan hasil skin test pada dokumen perawatan

Baca selengkapnya - Melakukan Skin Test

Menyiapkan Injeksi dari Vial / Flacon

Menyiapkan Injeksi dari Vial / Flacon

TINJAUAN UMUM

Suatu kegiatan pelayanan keperawatan menyiapkan injeksi untuk pengobatan / therapi kepada pasien yang sedang dirawat

A. PERSIAPAN

I. Persiapan Klien

- Cek perencanaan Keperawatan klien

- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

II. Persiapan Alat

- Jarum seteril dan spuit

- Kapas alkohol 70 %

- Alat tulis

- Obat injeksi ( vial / flacon ) sesuai order dokter

- Bengkok

- Kartu obat dan etiket

B. PELAKSANAAN

- Perawat cuci tangan

- Buka tutup dan bersihkan / desinfektan bagian atas botol ( karet ) dengan kapas alkohol

- Buang kapas alkohol ke bengkok

- Menarik udara secukupnya kedalam spuit

- Tusuk jarum tegak lurus ketengah karet penutup

- Mendorong udarah dalam spuit kadalam botol, membalikan vial dan tarik obat seumlah yang diperlukan

- Tarik jarum dengan menarik boto, keluarkan udara yang ada dalam spuit

- Jarum ditutup dan vial /’ flacon dibuang ke bengkok / tempatnya ( jika sudah habis )

- Beri etiket nama pada spuit dan masukan ketampat injeksi

- Perawat cuci tangan

C. EVALUASI

- Perhatikan dosisi obat, nama obat dan nama klien sesuai dengan order dari dokter

D. DOKUMENTASI

Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

Baca selengkapnya - Menyiapkan Injeksi dari Vial / Flacon

Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanul

Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanul

TINJAUAN UMUM

Suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh pada pasien yang mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen

PERSIAPAN

Persiapan Klien

- Cek perencanaan Keperawatan klien

- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

Persiapan Alat

- Tabung / central oksigen yang sudah dilengkapi dengan socket dan manometer / flowmeter

- Humedifier yang sudah di isi dengan aquadest sampai pembatas yang sudah ditentukan

- Nasal kanul

PELAKSANAAN

- Perawat cuci tangan

- Atur posisi yang nyaman

- Periksa manometer central O 2 / tabung O 2, humedifier dan flowmeter

- Hubungkan kanul dengan O 2 / alirkan O 2 yang rendah

- Masukan kedua ujung kanul ke dalam lubang hidung

- Mengatur aliran O 2 yang sesuai dengan terapi

- Membersihkan nasal kanul setiap 8 jam sekali

- Perawat cuci tangan

- Perhatikan dan catat reaksi klien setelah melakukan tindakan

EVALUASI

- Perhatikan respon klien dan hasil tindakan

DOKUMENTASI

Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil tindakan, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

Baca selengkapnya - Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanul

Mengganti Balutan Pada Pasien Luka Bakar

Mengganti Balutan Pada Pasien Luka Bakar

TINJAUAN UMUM

Menukar balutan/penutup luka yang sudah kotor atau yang lama dengan penutup/pembalutan luka yang baru

Gunanya untuk

- Mencegah terjadinya infeksi

- Mencegah masuknya kuman dan kotoran kedalam luka

- Mencegah infeksi silang

- Memberi rasa nyaman dan aman pada pasien

Operasional dilakukan pada :

Pasien Combustie ( luka bakar )

PERSIAPAN

Persiapan Alat

a. Alat Seteril

- 1 Pinset anatomi

- 2 pinset chirurgis

- 2 klem arteri

- 1 gunting lurus

- 2 kapas lidi

- 10-15 lembar kassa seteril

- 5 buah deppers

- mangkok seteril

- 1 tong sampak

a. Alat Tidak Seteril

- Gunting pembalut

- Plester kecil

- Botol berisi bensin cuci

- Mercurohroom

- Bengkok

- NaCl 1 ml, 500 cc

- Zalf Dermazia

- Kantong Plastik

- Obat-obatan desinfektan ( Savlon, bethadine, dll )

Persiapan Pasien

Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

PELAKSANAAN

1. Perawat cuci tangan

2. Balutan lama dibuka dan dibuang pada tempatnya

3. Bekas plester dibersihkan dengan kapas bensin

4. Luka dibersihkan dengan cairan NaCl ka satu arah dengan menggunakan deppers

5. Deppers kotor dibuang pada tempatnya

6. Pinset yang sudah dipakai disimpan pada bengkok yang bersisi desinfektan

7. Kemudian luka diobati dengan mercurohroom, setelah itu luka diberi zalf Dermazim dengan menggunakan tongspatel

8. Luka ditutup dengan kasa seteril secukupnya

9. Luka dibalut/diplester dengan rapih

10. Setelah selesai pasien dirapihkan dan alat-alat dibereskan ketempat semula

11. Perawat cuci tangan

EVALUASI

Mencatat hasil tindakan dan respon pasien pada dokumen keperawatan

Baca selengkapnya - Mengganti Balutan Pada Pasien Luka Bakar

Shalat Sunnah

Shalat Sunnah: "

Shalat-shalat Shunnah.

Selain shalat wajib, juga ada shalat sunnah. Macamnya ada lima belas shalat, yaitu :

1. Shalat Wudhu, Yaitu shalat sunnah dua rakaat yang bisa dikerjakan setiap selesai wudhu, niatnya :

?Ushalli sunnatal wudlu-I rak?ataini lillahi Ta?aalaa? artinya : ?aku niat shalat sunnah wudhu dua rakaat karena Allah?

2. Shalat Tahiyatul Masjid, yaitu shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika memasuki masjid, sebelum duduk untuk menghormati masjid. Rasulullah bersabda ?Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak duduk sebelum shalat dua rakaat lebih dahulu? (H.R. Bukhari dan Muslim). Niatnya :


?Ushalli sunnatal Tahiyatul Masjidi rak?ataini lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah tahiyatul masjid dua rakaat karena Allah?

3. Shalat Dhuha. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika matahari baru naik. Jumlah rakaatnya miimal 2 maksimal 12. Dari Anas berkata Rasulullah ?Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga? (H.R. Tarmiji dan Abu Majah). Niatnya :


?Ushalli sunnatal Dhuha rak?ataini lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah?

4. Shalat Rawatib. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu. Niatnya :

a. Qabliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib. Waktunya : 2 rakaat sebelum shalat subuh, 2 rakaat sebelum shalat Dzuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum shalat Ashar, dan 2 rakaat sebelum shalat Isya?. Niatnya:


?Ushalli sunnatadh Dzuhri* rak?ataini Qibliyyatan lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah sebelum dzuhur dua rakaat karena Allah?

* bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.

b. Ba?diyyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu. Waktunya : 2 atau 4 rakaat sesudah shalat Dzuhur, 2 rakaat sesudah shalat Magrib dan 2 rakaat sesudah shalat Isya. Niatnya :


?Ushalli sunnatadh Dzuhri* rak?ataini Ba?diyyatan lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah sesudah dzuhur dua rakaat karena Allah?

* bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.

5. Shalat Tahajud, adalah shalat sunnah pada waktu malam. Sebaiknya lewat tengah malam. Dan setelah tidur. Minimal 2 rakaat maksimal sebatas kemampuan kita. Keutamaan shalat ini, diterangkan dalam Al-Qur?an. ?Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji? (Q.S. Al Isra : 79 ). Niatnya :


?Ushalli sunnatal tahajjudi rak?ataini lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah tahajjud dua rakaat karena Allah?

6. Shalat Istikharah, adalah shalat sunnah dua rakaat untuk meminta petunjuk yang baik, apabila kita menghadapi dua pilihan, atau ragu dalam mengambil keputusan. Sebaiknya dikerjakan pada 2/3 malam terakhir. Niatnya :


?Ushalli sunnatal Istikharah rak?ataini lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah?

7. Shalat Hajat, adala shalat sunnah dua rakaat untuk memohon agar hajat kita dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah SWT. Minimal 2 rakaat maksimal 12 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat. Niatnya :


?Ushalli sunnatal Haajati rak?ataini lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah hajat dua rakaat karena Allah?

8. Shalat Mutlaq, adalah shalat sunnah tanpa sebab dan tidak ditentukan waktunya, juga tidak dibatasi jumlah rakaatnya. ?Shalat itu suatu perkara yang baik, banyak atau sedikit? (Al Hadis). Niatnya :


?Ushalli sunnatal rak?ataini lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah dua rakaat karena Allah?

9. Shalat Taubat, adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada Allah SWT, agar mendapat ampunan-Nya. Niatnya:


?Ushalli sunnatal Taubati rak?ataini lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah?

10. Shalat Tasbih, adalah shalat sunnah yang dianjurkan dikerjakan setiap malam, jika tidak bisa seminggu sekali, atau paling tidak seumur hidup sekali. Shalat ini sebanyak empat rakaat, dengan ketentuan jika dikerjakan pada siang hari cukup dengan satu salam, Jika dikerjakan pada malam hari dengan dua salam. Cara mengerjakannya

a. Niat :


?Ushalli sunnatan tasbihi raka?ataini lilllahi ta?aalaa? artinya ?aku niat shalat sunnah tasbih dua rakaat karena Allah?

b. Usai membaca surat Al Fatehah membaca tasbih 15 kali.

c. Saat ruku?, usai membaca do?a ruku membaca tasbih 10 kali

d. Saat ?itidal, usai membaca do?a ?itidal membaca tasbih 10 kali

e. Saat sujud, usai membaca doa sujud membaca tasbih 10 kali

f. Usai membaa do?a duduk diantara dua sujud membaca tasbi 10 kali.

g. Usai membaca doa sujud kedua membaca tasbih 10 kali.

Jumlah keseluruhan tasbih yang dibaca pada setiap rakaatnya sebanyak 75 kali. Lafadz bacaan tasbih yang dimaksud adalah sebagai berikut :


?Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar? artinya : ?Maha suci Allah yang Maha Esa. Segala puji bagi Akkah, Dzat yang Maha Agung?.

11. Shalat Tarawih, adalah shalat sunnah sesudah shalat Isya? pada bulan Ramadhan. Menegenai bilangan rakaatnya disebutkan dalam hadis. ?Yang dikerjakan oleh Rasulullah saw, baik pada bulan ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat? (H.R. Bukhari). Dari Jabir ?Sesungguhnya Nabi saw telah shallat bersama-sama mereka delapan rakaat, kemudian beliau shalat witir.? (H.R. Ibnu Hiban)


Pada masa khalifah Umar bin Khathtab, shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat dan hal ini tidak dibantah oleh para sahabat terkenal dan terkemuka. Kemudian pada zaman Umar bin Abdul Aziz bilangannya dijadikan 36 rakaat. Dengan demikian bilangan rakaatnya tidak ditetapkan secara pasti dalam syara?, jadi tergantung pada kemampuan kita masing-masing, asal tidak kurang dari 8 rakaat. Niat shalat tarawih :


?Ushalli sunnatan Taraawiihi rak?ataini (Imamam/makmuman) lillahi ta?aallaa? artinya : ?Aku niat shalat sunat tarawih dua rakaat (imamam/makmum) karena Allah?

12. Shalat Witir, adalah shalat sunnat mu?akad (dianjurkan) yang biasanya dirangkaikan dengan shalat tarawih, Bilangan shalat witir 1, 3, 5, 7 sampai 11 rakaat. Dari Abu Aiyub, berkata Rasulullah ?Witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakan lima, kerjakanlah. Siapa yang suka mengerjakan tiga, kerjakanlah. Dan siapa yang suka satu maka kerjakanlah?(H.R. Abu Daud dan Nasai). Dari Aisyah : ?Adalah nabi saw. Shalat sebelas rakaat diantara shalat isya? dan terbit fajar. Beliau memberi salam setiap dua rakaatdan yang penghabisan satu rakaat? (H.R. Bukhari dan Muslim)


?Ushalli sunnatal witri rak?atan lillahi ta?aalaa?artinya : ?Aku niat shalat sunnat witir dua rakaat karena Allah?

13. Shalat Hari Raya, adalah shalat Idul Fitri pada 1 Syawal dan Idul Adha pada 10 Dzulhijah. Hukumnya sunat Mu?akad (dianjurkan).?Sesungguhnya kami telah memberi engkau (yaa Muhammad) akan kebajikan yang banyak, sebab itu shalatlah engkau dan berqurbanlah karena Tuhanmu ? pada Idul Adha – ?(Q.S. Al Kautsar.1-2)Dari Ibnu Umar ?Rasulullah, Abu Bakar, Umar pernah melakukan shalat pada dua hari raya sebelum berkhutbah.?(H.R. Jama?ah). Niat Shalat Idul Fitri :

?Ushalli sunnatal li?iidil fitri rak?ataini (imamam/makmumam) lillahita?aalaa? artinya : ?Aku niat shalat idul fitri dua rakaat (imam/makmum) karena Allah?

Niat Shalat Idul Adha :


?Ushalli sunnatal li?iidil Adha rak?ataini (imamam/makmumam) lillahita?aalaa? artinya : ?Aku niat shalat idul adha dua rakaat (imam/makmum) karena Allah?

Waktu shalat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari. Syarat, rukun dan sunnatnya sama seperti shalat yang lainnya. Hanya ditambah beberapa sunnat sebagai berikut :

a. Berjamaah

b. Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua

c. Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir.

d. Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih.

e. Membaca surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al Qomar di rakaat kedua. Atau surat A?la dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua.

f. Imam menyaringkan bacaannya.

g. Khutbah dua kali setelah shalat sebagaimana khutbah jum?at

h. Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada Idul Adha tentang hukum ? hukum Qurban.

i. Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya.

j. Makan terlebih dahulu pada shalat Idul Fitri pada Shalat Idul Adha sebaliknya.

14. Shalat Khusuf, adalah shalat sunat sewaktu terjadi gerhana bulan atau matahari. Minimal dua rakaat. Caranya mengerjakannya :

a. Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku? yaitu pada rakaat pertama, setelah ruku? dan I?tidal membaca fatihah lagi kemudian ruku? dan I?tidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua.

b. Disunatkan membaca surat yang panjang, sedang membacanya pada waktu gerhana bulan harus nyaring sedangkan pada gerhana matahari sebaliknya.

Niat shalat gerhana bulan :


?Ushalli sunnatal khusuufi rak?ataini lillahita?aalaa? artinya : ?Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah?

15. Shalat Istiqa?,adalah shalat sunat yang dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT. Niatnya ?


?Ushalli sunnatal Istisqaa-I rak?ataini (imamam/makmumam) lillahita?aalaa? artinya : ?Aku niat shalat istisqaa dua rakaat (imam/makmum) karena Allah?

Syarat-syarat mengerjakana Shalat Istisqa :

a. Tiga hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat dengan berpusa dan meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan beramal shaleh. Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya rejeki dan datangnya murka Allah. ?Apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lebih dulu kami perbanyak orang-orang yang fasik, sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-hancurnya?(Q.S. Al Isra? : 16).

b. Pada hari keempat semua penduduk termasuk yang lemah dianjurkan pergi kelapangan dengan pakaian sederana dan tanpa wangi-wangian untuk shalat Istisqa?

c. Usai shalat diadakan khutbah dua kali. Pada khutbah pertama hendaknya membaca istigfar 9 X dan pada khutbah kedua 7 X.

Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dengan khutbah lainnya, yaitu :

a. Khatib disunatkan memakai selendang.

b. Isi khutbah menganjurkan banyak beristigfar, dan berkeyakinan bahwa Allah SWT akan mengabulkan permintaan mereka.

c. Saat berdo?a hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya.

d. Saat berdo?a pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi makmumnya.


"
Baca selengkapnya - Shalat Sunnah

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

Tujuan instruksional khusus

1. Mahasiswa akan dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat pemeriksaan glukosa darah untuk menegakan diagnosa penyakit diabetes melitus

2. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar glukosa darah dengan GOD-PAP

3. Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan glukosa darah pada saat praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal


Dasar Teori

Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem saraf dan eritrosit. Glukosa juga dibutuhkan di dalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida – glisero, dan mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara pada siklus asam sitrat di dalam banyak jaringan tubuh



Gulosa berasal sebagian diperoleh dari makanan, kemudian dibentuk dari berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukoneogenesis lalu juga dapat dibentuk dari glikogen hati melalui glikogenolosis.

Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil didalam darah merupakan salah satu mekanisme homeostatis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu mekanisme di hepar, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon.

Diantara hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon. Insulin, suatu hormon anabolic, merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan mengakibatkan penyimpanan glukosa. Glukagon, suatu hormon katabolic, membatasi sintesis makromolekul dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan. Peningkatan konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan pengurangan sekresi glukagon, demikian sebaliknya.

Diantara hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon. Insulin, suatu hormon anabolic, merangsang sintesis komponene makromolekuler sel dan mengakibatkan penyimpanan glukosa. Glukagon, suatu hormon katabolic, membatasi sintesis makromolekul dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan. Peningkatan konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan pengurangan sekresi glukagon, demikian sebaliknya.

Diantara hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon. Insulin, suatu hormon anabolic, merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan mengakibatkan penyimpanan glukosa. Glukagon, suatu hormon katabolic, membatasi sintesis makromolekul dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan. Peningkatan konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan pengurangan sekresi glukagon, demikian sebaliknya. Perubahan kadar darah biasanya akan terjadi pada diabetes gravidarum.

Diabetes kehamilan adalah diabetes yang menyerang semasa kehamilan dan lazimnya hilang selepas kelahiran bayi. Kejadian biasa ini mempunyai hubungan dengan kadar glukosa darah tinggi yang dikenali untuk kali pertama semasa kehamilan. Ia muncul pada saat pertengahan usia kehamilan karena perubahan dalam hormon ibu.

Siapa yang menghadapi resiko menderita diabetes kehamilan ?

Kaum wanita :

 Berusia melebihi 30 tahun

 Mempunyai sejarah keluarga untuk diabetes tipe 2

 Kelebihan berat

 Dari kumpulan ethnik tertentu seperti ; India, Asia, Kepulauan Pasifik, Timur Tengah.

Bagaimana Diabetes Kehamilan didiagnosa ?

Diagnosa dibuat setelah pemeriksaan. Pemeriksaan darah dilaksanakan sebelum dan setelah minuman glukosa diberikan. Lazimnya, pemeriksaan dilakukan pada bulan ke-6 dalam kehamilan.

Adalah dinasihatkan bahwa semua perempuan yang hamil diperiksa untuk diabetes pada antara minggu ke-26 dan ke-28 dalam masa kehamilan.

Perawatan

Perawatan adalah berasaskan makanan sehat dan latihan jasmani yang teratur seperti berjalan-jalan.


Panduan untuk memakan secara sehat

 Memakan berjenis-jenis makanan

 Memakan makanan biasa dan makanan kecil seperti, tiga kali makanan sederhana dan tiga kali makanan kecil yang dijadualkan rata-rata sepanjang hari

 Memasukan makanan karbohydrate ( tepung ) dalam tiap-tiap makanan biasa dan makanan kecil seperti, roti “ multigrain “, padi-padian, berbagai kacang, pasta, beras, buah-buahan dan sayur

 Menghindari dari makanan dan minuman yang mengandung banyak gula

 Gunakan cara memasak dengan sedikit lemak saja dan memilih makanan yang kurang lemak

 Minum banyak air


Rancangan makanan sehat dapat membantu ibu dan bayinya. Adalah penting bahwa kaum wanita mengawasi supaya keadaan diabetes mereka terkawal dengan melaksanakan pemeriksaan dirumah setiap hari. Pastikan kadar glukosa darah berada dibawah 7 mol/12 jam selepas makan.

Sekiranya makanansehat dan latihan jasmani tidak dapat mengawal diabetes kehamilan, suntikan insulin penting diperlukan untuk mempertahankan kehamilan. Insulin untuk anda dan bayi. Obat-obatan untuk perawatan diabetes tidak diberikan semasa hamil. Asalkan tiada kesulitan yang lain, kehamilan dapat diteruskan dengan biasa sehingga melahirkan dengan bayi yang sehat.


Bagaimana Diabetes Kehamilan menjangki bayi saya ?

Jika diabetes tidak dapat dijaga dengan baik, ia boleh menyebabkan masalah seperti bayi besar, yang menyulitkan kelahirannya. Kemungkinan juga bayi mempunyai kadar glukosa rendah untuk masa singkat selepas kelahiran jika masalah berlanjut, rujuk ke rumah saki.


Apa yang terjadi selepas kelahiran bayi anda ?

Selepas bayi dilahirkan, lazimnya diabetesnya lenyap. Satu pemeriksaan glukosa darah khas dilakukan 6 minggu selepas kelahiran untuk memastikan bahwa glukosa darah kembali ke kadar biasa. Biar pun begitu, wanita yang menderita diabetes kehamilan mempunyai faktor resiko lebih terkena diabetes tipe 2 kemudian.


Untuk mencegah permulaan diabetes tipe 2, adalah penting untuk :

• Meneruskan makanan sehat

• Mempertahankan berat sehat

• Adakan latihan jasmani

• Memberikan glukosa darah tiap – tiap 1- 2 tahun


Cara pemeriksaan glukosa darah

1. GlucoSure digital

2. Lancet steril

3. kapas alcohol

4. stik glukosa


Cara kerja :

1. jari tangan disterilkan dengan kapas alcohol

2. teteskan darah yang keluar pada stik glukosa

3. masukan stik glukosa pada alat GlucoSure

4. baca hasil pemeriksaan

kadar normal glukosa darah : 80 – 120 gr/dl


Bahan

 Reagen GOD – PAP

 Reagen Standard Glukosa

 Serum atau plasma


Alat

 Tabung reaksi ukuran 5 ml

 Rak tabung reaksi

 Pipet ukuran 30 µl

 Spectrofotometer


Cara kerja

1. Disiapkan 3 buah tabung reaksi ukuran 5 ml, masing – masing diberi label RB ( Reagen Blanko ), STD ( Reagen Standar ) dan SPL ( Reagen Sampel )

2. Tabung RB diberi 3.000 µl Reagen GOD – PAP

3. Tabung STD diberi 30 µl Reagen standar glukosa dan ditambah dengan 3.000µl Reagen GOD – PAP, dicampur hingga homogen.

4. Tabung SPL diberi 30 µl serum dan ditambah dengan 3.000 Reagen GOD – PAP, dicampur hingga homogen

5. Selanjutnya masing – masing diinkubasi selama 15 menit pada temperatur kamar

6. Diukur Absorbansinya ( AA ) standar dan Abs sampel terhadap ReagenBlanko ( RB ) dengan spectrofotometer pada panjang gelombang 546 nm.


Pengukuran terhadap Reagen Blanko

RB STD SPL

Sample ( µl ) - - 30

Standar ( STD ) - 30 -

Reagen ( µl ) 3000 3000 3000


PERHITUNGAN

Kadar glukosa ( mg/dl ) = ΔA SPL X 100 mg/dl

ΔA STD

Atau ΔA SPL X 5,55 mg/dl

ΔA STD

Linearitas

Batas linearitas alat sampai kadar 700 mg/dl sehingga hasil yang lebih tinggi dari angka tersebut, serum harus diencerkan dengan NaCL 0,9 % dengan perbandingan 1 + 1, hasil dikalikan dengan 2.

Nilai normal

Serum atau plasma = 75 – 115 mg/dl atau 4,2 – 6,4 mmol/l

Pertanyaan :

1. jelaskan mengapa pada penyakit diabetes melitus terjadi peningkatan kadar glukosa darah !

2. Mengapa sering terjadi ketoasidosis pada kasus DM ?

Baca selengkapnya - PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN ( Hb )

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN ( Hb )

Dasar Teori

Hemoglobin merupakan protein sel darah merah ( SDM ) yang funsinya antara lain :

1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dan jaringan ke paru-paru

2. Memberi warna merah pada darah

3. Mempertahan kan keseimbangan asam basa dalam tubuh


Hemoglobin mengandung protein globin yang berkaitan dengan hem ( senyawa besi protein ), mempunyai berat molekul 64450 dalton. Di dalam darah mengandung Hb antara 7,8 – 12,2 mM/l atau 12,6 – 18,4 gr/dl, tergantung pada jenis kelamin dan umur individu.

Pada setiap tetramer Hb mampu mengikat 4 atom oksigen yang terikat pada atom ferro ( Fe 2+ ) dalam hem. Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen disebut oksihemoglobin ( HbO2 ) sedang yang telah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin ( HbCO ) jika Hb mengikat gas CO hasil pembakaran yang tidak sempurna. Ikatan Hb dengan CO, 200 kali lebih kuat disbanding ikatan Hb dengan oksigen. Dalam keadaan tertentu, Hb juga dapat berikatan sehingga besi teroksidasi ( Fe3+ ) membentuk methemoglobin ( Met Hb atau Hb ( Fe3+ ). Hb dalam bentuk MetHb akan menyebabkan kemampuan mengikat oksigennya menjadi hilang. Beberapa derivate hemoglobin satu sama lain dapat dibedakan dengan cara pengenceran. HbO2 pada pengenceran terlihat berwarna merah kekuningan, HbCO berwarna merah terang ( carmine tint ) sedang deoksihemoglobin ( Hb ) berwarna kecoklatan.


Metode

Hemoglobin Sianida ( Sianomethemoglobin )


Prinsip

Hemoglobin dengan larutan K2Fe ( CN )6 berubah menjadi methemoglobin kemudian menjadi hemoglobin sianida ( HiCN ) oleh KCN dengan absorbansi maksimum pada 540 nm. Pengaturan pH dilakukan dengan menambah KH2FO4, untuk mempercepat lisis eritrosit dan mengurangi kekeruhan HiCN ditambah non ionic detergent. Absorbansi warna berbanding lurus dengan konsentrasi Hb.


Persiapan Reagen

Larutan isi satu botol reagen dengan 500 nm akuabides, simpan dalam botol warna gelap. Reagen stabil bila disimpan dalam gelap pada suhu 15 – 25 oC selama 4 bulan.


Bahan dan Alat

Bahan : darah kapilerm darah vena-EDTA, akuabides dan reagen sianmethemoglobin

Alat : Erlenmeyer, tabung reaksi, spektrofotometer.


Cara Kerja

1. Disiapkan 3 tabung reaksi seukuran 5 ml, masing-masing diberi label reagen blanko ( RB ), Reagen standarr ( RTD ) dan Reagen Sampel ( RPL )

2. Tabubg RB diberi 5000 µl ( 5 cc ) Reagen Hb Cyanida

3. Tabung RTD diberi 20 µl sample darah standard an ditambah dengan 5000µl Reagen Hb Cyanida dicampur hingga homogen

4. Tabung RPL diberi 20 µl sample darah dan ditambah dengan 5000 µl Reagen Hn Cyanida didiamkan selama 3 menit pada suhu kamar

5. Diukur absorbansi RTD dan abs ( RPL ) terhadap reagen blanko pada panjang gelombang 578 nm


Perhitungan

Hb = Abs RPL X 15 G/DL

Abs RTD

Nilai normal :

Wanita : 12-16 g/dl

Pria : 14-18 g/dl

Bayi : 10-15 g/dl

Balita : 11-14 g/dl

Anak-anak : 12-16 g/dl

Bayi baru lahir : 16-25 g/dl

Bayi belum lahir : masih mengandung Hb fetal dari plasenta

Baca selengkapnya - PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN ( Hb )

Askeb Nifas

Askeb Nifas

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of Health, 1993). Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimis. Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berllangsung terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal. Namun, beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui (Hillan, 1992b; glazener et al. 1993; bick dan MacArthur, 1995a) dsan dapat berlangsung dalam waktu lama (macArthur et al. 1991).

Pengetahuan menyeluruh tenytang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor yang berhubungan dengannnya seperti obstetric, anestesi dan factor social.


B. Tujuan Penulisan

a. Mengetahui perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada system musculus atau otot pada ibu nifas.

b. Mengetahui perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada system skeleton atau rangkapada ibu nifas.

c. Mengetahui masalah system musculoskeletal pada ibu nifas

d. Mengetahui intervensi yang diberikan pada ibu nifas yang berhubungan dengan masalah system musculoskeletal.


C. Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Penulisan

C. Sistematika Penulisan


BAB II KONSEP DASAR

A. Definisi Nifas

B. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Nifas

C. Beberapa Gejala Musculoskeletal Yang Timbul Pada Pascapartum

D. Intervensi dalam Menghadapi Perubahan Fisiologi Pada Pascapartum


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran


DAFTAR PUSTAKA


BAB II

ISI


A. Definisi Nifas

Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang disebut puerperium atau trimester ke empat kehamilan. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, di mana proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik. Banyak factor, termasuk tingkat energi, tingkat kenyamanan, kesehatan bayi baru lahir, dan perawatan serta dorongan semangat yang diberikan tenaga kesehatan professional ikut membentuk respons ibu terhadap bayinya selama masa ini. Untuk memberi perawatan yang menguntungkan ibu, bayi, dan keluarganya, seorang perawat harus mampu memanfaatkan pengetahuannnya tentang anatomi dan fisiologi ibu pada periode pemulihan.


B. Perubahan Fisiologi Ibu Nifas pada Sistem Muskuloskeletal


1. Afterpains

Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodic sering dialami multipara dan sering menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal puerperium. Rasa nyeri setelah melahirkan ini lebih nyata setelah ibu melahirkan, di tempat uterus terlalu teregang (misalnya pada bayi besar dsan kembar). Menyusui dan oksitoksin tambahan biasnya sering meningkatkan nyeri ini karena keduanya merangsang kontraksi uterus.


2. Topangan Otot Panggul

Struktur penopang uterus dan vagina bisa mengalami cidera sewaktu meahirkan dan masalah ginekologi dapat timbul di kemudian hari. Jaringan penopang dasar panggul yang terobek atau teregang saat ibu melahirkan memerlukan waktu sampai enam bulan untuk kembali ke tonus semula. Istilah relaksasi panggul berhubungan dengan pemanjangan dan melemahnya topangan permukaan struktur panggul. Struktur ini terdiri atas uterus, dinding vagina posterior atas,, uretra, kandung kemih, dan rectum.


3. Abdomen

Dalam dua minggu setelah melahirkan, dinding abdomen wanita itu akan rileks. Diperlukan sekitar enam minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil. Pengembalian tonus otot bergantung pada kondisi tonus sebelum hamil, latihan fisik yang tepat, dan jumlah jaringan lemak. Pada keadaan tertentu dengan atau tanpa ketegangan yang berlebihan, seperti bayi besar atau hamil kembar, otot-otot dinding abdomen memisah, disebut diastasis rekti abdominis. Apabila menetap, defek ini dapat dirasa mengganggu pada wanita, tetapi penanganan melalui upaya bedah jarang dibutuhkan.


4. Uretra dan Kandung Kemih

Rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, laserasi vagina, atau episiotomi menurunkan atau mengubah reflek berkemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik. Pada masa pascapartum tahap lanjut, distensi yang berlebihan ini dapat menyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga menggganggu proses berkemih. Apabila terdapat distensi berlebih pada kandung kemih dalam jangka waktu lama, dinding kandung kemih dapat mengalami kerusakan lebih lanjut (atoni). Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat, tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam lima sampai tujuh hari setelah bayi lahir.


5. Rongga Panggul

Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligament rotundum menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.

Sebagai akibat putusnya serat-serat elastic kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara waktu. Pemulihan ini dapat dibantu dengan latihan.


C. Beberapa Gejala Muskuloskeletal Yang Timbul Pada Masa Pascapartum

Terdapat beberapa gejala musculoskeletal yang dapat terjadi pada periode pascapartum, diantaranya adalah:

1. Nyeri Punggung

Nyeri punggung adalah gejala pascapartum jangka panjang yang sering terjadi. Mekanisme yang menghasilkan nyeri punggung yang dihipotesis oleh beberapa ahli peneliti adalah ketegangan postural pada system musculoskeletal akibat posisi pada saat persalinan. Nyeri punggung umumnya tidak berat.


2. Sakit Kepala, Sakit pada leher dan Nyeri pada bahu

Sakit kepala jangka pendek yang timbul setelah persalinan terjadi selama minggu pertama pascapartum dan mengalami migren dalam tiga bulan setelah melahirkan yang berlangsung selama enam minggu. Sakit kepala pascapartum sangat menyakitkan, timbul beberapa kali dalam satu minggu dan memengaruhi aktivitas.

Sakit kepala akibat fungsi postdural pada wanita yang mendapat anastesi epidural atau spinal harus dimonitor. Sakit pada leher dan nyeri bahu jangka panjang telah dilaporkan timbul setelah pemberian anastesi umum.


D. Intervensi Dalam Menghadapi Perubahan Fisiologi Masa Nifas


1. Rasa Nyaman

Kebanyakan Ibu mengalami nyeri segera setelah mengalami persalinan.Penyebab umum nyeri meliputi nyeri pasca melahirkan sampai pembesaran payudara. Intervensi yang dapat dilakukan diantaranya dengan memberikan kompres hangat ,distraksi, membayangkan sesuatu, sentuhan terapiutik, relaksasidan interaksi dengan baik bisa mengurangi nyeri yang ditimbulkan kontraksi rahim. Intervensi lain yang bisa diberikan adalah dengan pemberian obat analgesik.

Bila wanita mengeluh tentang adanya afterpains,dapat diberi analgetika atau sedatifa supaya ia dapat beristirahat atau tidur.


2. Istirahat

Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan cara menggosok-gosok punggung, tindakan lain yang dapat memberi kenikmatan selama beberapa malam pertama setelah melahirkan.


3. Ambulasi

Intervensi ini bermanfaat untuk mengurangi insiden tromboembolisme dan mempercepat pemulihan kekuatan ibu.


BAB III

PENUTUP


A. KESIMPULAN

1. Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.

2. Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodic sering dialami multipara dan menimbulkan rasa nyeri.

3. Jaringan penopang dasar panggul yang terobek atau teregang saat ibu melahirkan memerlukan waktu sampai enam bulan untuk kembali ke tonus semula. Istilah relaksasi panggul berhubungan dengan pemanjangan dan melemahnya topangan permukaan struktur panggul.

4. Pengembalian tonus otot-otot dinding perut bergantung pada kondisi tonus sebelum hamil, latihan fisik yang tepat, dan jumlah jaringan lemak.

5. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik. Pada masa pascapartum tahap lanjut, distensi yang berlebihan ini dapat menyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga menggganggu proses berkemih.

6. Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang

7. Intervensi yang dapat diberikan kepada ibu yang mengalami perubahan pada masa nifas diantaranya adalah intervensi yang dapat mmberikan rasa nyaman,istirahat dan ambulasi.

B. SARAN

Lakukan kompres hangat,istirahat dan ambulasi untuk meringankan rasa nyeri atau berkunjung ke dokter untuk mendapatkan obat analgesic.


DAFTAR PUSTAKA

Bobak,dkk.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta.:EGC

Prawirohardjo,Sarwono.2006.Ilmu Kebidanan.Jakarta:FKUI

Handerson,Cristine.2005.Buku Ajar Konsep Kebidanan.Jakarta:EGC

Baca selengkapnya - Askeb Nifas

PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA PROSES PERTOLONGAN PERSALINAN DI KLINIK

KTI KEBIDANAN

PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA PROSES

PERTOLONGAN PERSALINAN DI KLINIK
......



BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

WHO (World Health Oraganization) memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Di Asia Selatan, wanita berkemungkinan 1:18 meninggal akibat kehamilan / persalinan selama kehidupan Negara Afrika 1:4, sedangkan di Amerika Utara 1:6.366 lebih dari 50% kematian di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya relatif rendah (Saifuddin, 2006:3).

Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) menempati angka tertinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar 307 per seratus ribu kelahiran hidup. Itu berarti ada 50 ribu meninggal setiap harinya, menurut data tahun 2003, (www.beritaindonesia .com)

Di Propinsi Lampung Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan dan Angka Kematian Bayi (AKB) tergolong tinggi secara nasional. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), AKI di Propinsi Lampung 307 diantaranya meninggal dari 100 ribu kelahiran hidup. Sementara Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 55 per 1.000 kelahiran atau dalam setiap 1000 bayi yang lahir, 55 diantaranya meninggal dunia (Lampung- - bkkbn online).

Persalinan yang bersih dan aman sebagai pilar ketiga Safe Motherhood yang di kategorikan sebagai pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pada tahun 1997 baru mencapai 60 % (Saifuddin, 2006 : 7). Pencegahan infeksi merupakan aspek ketiga dari Lima Benang Merah yang terkait dalam asuhan perasalinan yang bersih dan aman dan juga merupakan salah satu usaha untuk melindungi ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI 2004 : 1-1).

Tindakan pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran, saat memberikan asuhan dasar selama kunjungan antenatal/pasca persalinan/bayi baru lahir/saat menatalaksana penyulit. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya. Juga upaya-upaya menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi mikroorganisme yang menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya (Buku Acuan APN, 2004 : 1-8). Mengingat bahwa infeksi dapat ditularkan melalui darah, sekret vagina, air mani, cairan amnion dan cairan tubuh lainnya maka setiap petugas yang bekerja di lingkungan yang mungkin terpapar hal-hal tersebut mempunyai resiko untuk tertular bila tidak mengindahkan prosedur penegahan infeksi (Saifuddin, 2006:15).

Berdasarkan pre survei yang penulis lakukan di Klinik Bersalin Griya Medika, Banjar Agung, .................. Jumlah ibu bersalin periode Januari – Desember 2007 adalah 169 orang. Dengan jumlah ibu bersalin normal adalah 68 orang (40,2%) dan jumlah ibu bersalin dengan penyulit adalah 101 orang (59,8%) antara lain, kasus Post Partum Haemorhagi adalah 24 orang (14,2%), Ketuban Pecah Dini adalah 21 orang (12,4%) , Pre Eklampsi adalah 16 orang (9,5%), Seksio Sesarea adalah 12 orang (7,1%), Ante Partum Haemorhagi adalah 8 orang (4,7%), Letak Sungsang adalah 6 orang (3,5%), Retensio Plasenta adalah 6 orang (3,5%), Post Date adalah 5 orang (3%), Eklampsi adalah 2 orang (1,1%), Ekstraksi Vacum 1 orang (0,6%). (Laporan Bulanan Periode Januari – Desember 2007 Klinik Bersalin Griya Medika)

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah ibu bersalin dengan penyulit di Klinik Bersalin Griya Medika, Banjar Agung ................. periode Januari – Desember 2007 cukup tinggi, yaitu 101 orang (59,8%). Dengan adanya hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan pencegahan infeksi untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi pada ibu bersalin di Klinik Bersalin ................................. ................., yang meliputi : Prosedur cuci tangan, pemakaian sarung tangan, pengelolaan cairan antiseptik, pemrosesan alat bekas pakai, dan pengelolaan sampah medik belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan pedoman pencegahan infeksi.

Dengan adanya hal tersebut yang diperoleh dari pra survei, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan di Klinik Griya Medika, Banjar Agung ................. Tahun 2008”

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah “Bagaimana penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan di Klinik ................................. ................. Tahun 2009.

C. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian penulis membatasi ruang lingkup penelitian yaitu :

1. Jenis Penelitian : Deskripsi

2. Subjek Penelitian : Bidan dan perawat yang terlibat pada proses pertolongan persalinan di Klinik ................................. ................. pada tahun 2009

3. Objek Penelitian : Pentalaksanaan pencegahan infeksi pada

proses pertolongan persalinan

4. Lokasi Penelitian : Klinik Griya Medika, Jl. Ethanol

No.208 Unit 2 Banjar Agung, .................

5. Waktu Penelitian : Februari - Juni 2009

6. Alasan Penelitian : Karena banyak kasus-kasus yang berhubungan

dengan persalinan yang terdapat di Klinik ................................. ................. yang dapat memberi pengaruh terhadap resiko terjadinya infeksi.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan di Klinik Bersalin ................................. .................

2. Tujuan Khusus

- Untuk mengetahui gambaran tentang prosedur cuci tangan oleh Bidan dan Perawat

- Untuk mengetahui gambaran tentang pemakaian sarung tangan oleh Bidan dan Perawat

- Untuk mengetahui gambaran tentang pengelolaan cairan aniseptik oleh Bidan dan Perawat

- Untuk mengetahui gambaran tentang pemrosesan alat bekas pakai oleh Bidan dan Perawat

- Untuk mengetahui gambaran tentang pengelolaan sampah medik oleh Bidan dan Perawat

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penelitian tentang pencegahan infeksi dan penerapan ilmu yang didapat selama ini.

2. Bagi Lahan Praktek Klinik Bersalin ................................. .................

§ Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan khususnya tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan di Klinik Bersalin ................................. .................

§ Untuk menerapkan prosedur pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan di Klinik Bersalin ................................. .................

3. Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai bahan kegiatan terhadap teori yang telah diperoleh mahasiswi selama mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di AKBID Wira Buana Metro. sekaligus sebagai bahan atau sumber bacaan di perpustakaan institusi pendidikan.

4. Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk melakukan penelitian-penelitian lain atau yang serupa berkaitan dengan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan dan dapat disempurnakan lagi.

F. Keterbatasan Penelitian

Penelitian hanya dilakukan pada 6 responden yaitu bidan dan perawat yang terlibat pada proses pertolongan persalinan saat di Klinik ................................. ................. dikarenakan waktu penelitian yang terbatas.



silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN

PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA PROSES PERTOLONGAN PERSALINAN DI KLINIK......

(isi: Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;

Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran)





DAFTAR KTI LENGKAP KEBIDANAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)


KLIK DISINI

DAFTAR KTI LENGKAP KEPERAWATAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)

KLIK DISINI
Baca selengkapnya - PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA PROSES PERTOLONGAN PERSALINAN DI KLINIK

PENATALAKSANAAN CARA MEMANDIKAN NEONATUS 0-7 HARI TERHADAP IBU NIFAS DI BPS

KTI KEBIDANAN

PENATALAKSANAAN CARA MEMANDIKAN NEONATUS 0-7 HARI

TERHADAP IBU NIFAS DI BPS......



BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kedokteran semakin hari semakin berkembang, demikian juga dengan penemuan tentang cara memandikan bayi baru lahir. Dahulu bayi yang baru lahir biasanya langsung dimandikan, baik itu oleh bidan maupun dukun beranak. Saat itu memandikan bayi yang baru lahir secara langsung merupakan prosedur dalam bidang kedokteran. Tujuannya karena bayi yang berlumuran darah, lendir, mekonium atau kotoran bayi yang warnanya hitam kental, air ketuban, dan lemak berwarna putih yang kelihatan sangat menjijikkan. Saat ini sudah berubah, sekarang bayi baru lahir baru dimandikan enam jam dari waktu kelahirannya atau setelah suhu tubuhnya stabil.

Bayi yang baru lahir sebaiknya tidak dimandikan walaupun dengan air hangat, karena belum bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Jika bayi dibasahi dengan air maka panas yang ada dalam tubuhnya akan terambil sehingga suhu tubuhnya akan turun drastis. Jika bayi yang baru lahir kehilangan suhu tubuh, darah yang mengalir dalam tubuh yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuhnya akan berkurang. Dengan demikian beberapa organ tubuh akan membiru, misalnya tangan, wajah, kaki dan kulit. Bukan hanya itu, akibat kekurangan oksigen tersebut maka beberapa sel-sel tubuh akan mengalami kerusakan, terutama sel-sel di daerah otak yang sensitif. Bagaimana jika sel-sel disekitar otak mengalami kerusakan, apa yang akan terjadi pada bayi kita kelak?.

Mandi untuk bayi bukan hanya untuk membersihkan tubuh tetapi mandi merupakan hal yang sangat menyenangkan bayi. Untuk orang tua mandi merupakan alat komunikasi antara orang tua dengan bayi, karena saat mandi orang tua biasanya melakukan sentuhan, usapan dan berbicara langsung walaupun bayi tidak mengerti arti ucapan tersebut.

Memandikan bayi bagi ibu nifas merupakan pekerjaan yang berat dan membingungkan karena kondisi tali pusat bayi yang masih basah, di tambah lagi dengan kondisi ibu setelah proses persalinan yang melelahkan dan bertambah sulit jika ibu bersalin post sesio secarea atau post vakum. Namun jika mereka mengetahui pedoman memandikan bayi karena sebelumnya sudah pernah memiliki anak maka hal itu bukanlah pekerjaan yang berat terkadang ibu nifas menyerahkan anaknya pada baby sitter, pembantu atau kepada orang tanya untuk memandikan sang bayi, bahkan terkadang orang tua ditahan tinggal di rumahnya sampai berbulan-bulan agar ada yang memandikan sang buah hati. Padahal jika ada kemauan, memandikan bayi ini bukan merupakan hal yang sulit (Dr. Bona Simanungkalit, DH.SM., M.Kes., 2007).

Dalam penelitian ini peneliti membatasi cara memandikan bayi dengan: mengukur suhu air menggunakan siku/punggung tangan, membersihkan mata bayi dengan kapas basah, menggunakan shampoo dan menyabuni dengan waslap, cara memegang bayi saat memandikan, membersihkan tali pusat saat memandikan dan cara membersihkan kemaluan.

Dari hasil pra survey pada bulan Februari sampai bulan Maret ternyata di wilayah kerja BPS ..................... Desa Bernai Kecamatan Tigeneneng ..................... jumlah ibu bersalin sebanyak 40 orang, dari hasil presurvey pada ibu nifas diketahui bahwa dari kempat puluh orang ibu nifas tersebut 27 diantaranya belum dapat memandikan bayinya dengan benar, hal ini diketahui pengamatan para ibu pada saat memandikan dan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada para ibu nifas mengenai cara memandikan bayinya serta dari banyaknya ibu nifas yang menanyakan tentang bagaimana cara memandikan bayinya, karena kebanyakan dari mereka masih takut untuk memandikan bayinya sendiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan penelitian yaitu “Bagaimana Penatalaksanaan Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari Terhadap Ibu Nifas di BPS ..................... Tegineneng .....................”.

C. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut:

1. Sifat Penelitian : Deskriptif

2. Subjek Penelitian : Ibu Nifas di BPS ..................... Tegineneng ......................

3. Objek Penelitian : Cara Memandikan Neonatus 0-7 hari.

4. Lokasi Penelitian : BPS ..................... Tegineneng ......................

5. Waktu Penelitian : Maret – Mei 2009.

6. Alasan Penelitian : berdasarkan pra suvey ternyata banyak ibu nifas yang belum memandikan bayinya.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah diketahuinya Gambaran Penatalaksanaan Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari terhadap Ibu Nifas di BPS ..................... Tegineneng ......................

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman dalam melakukan penulisan ilmiah, menambah pengetahuan dan wawasan penulis.

2. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai masukan guna meningkatkan dan memaksimumkan pelayanan kepada ibu nifas dan neonatus.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya untuk dapat menambah referensi perpustakaan untuk bahan acuan penelitian yang akan datang.

4. Bagi Iptek (Depkes)

Sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan.



silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN

PENATALAKSANAAN CARA MEMANDIKAN NEONATUS 0-7 HARI

TERHADAP IBU NIFAS DI BPS
......

(isi: Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;

Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran)





DAFTAR KTI LENGKAP KEBIDANAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)


KLIK DISINI

DAFTAR KTI LENGKAP KEPERAWATAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)

KLIK DISINI
Baca selengkapnya - PENATALAKSANAAN CARA MEMANDIKAN NEONATUS 0-7 HARI TERHADAP IBU NIFAS DI BPS

KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE DI BPS

KTI KEBIDANAN

KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE DI BPS......



BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan AKI Negara-negara ASEAN lainnya. Menurut SDKI tahun 2002/2003 AKI sebesar 307 per 100.000 kehamilah hidup, sementara itu di negara tetangga Malaysia sebesar 36 per 100.000 kelahiran hidup, di Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup, bahkan di Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup. Berbagai upaya telah dilaksanakan untuk menurunkan AKI, termasuk diantaranya program safe Motherhood yang telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1988, upaya ini telah berhasil menurunkan AKI dari 450 per 100.000 kelahiran hidup ditahun 1985 menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997.

Tiga pesan kunci MPS adalah setiap persalinan ditolon oleh tenaga kesehtan terlatih, setiap komplikasi obsterti dan neontal mendapat pelayanan yang adekut dan setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Dari penatalaksanaan MPS, target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2010 adalah angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. (www.hanyawanita.com:2006)

Frekuensi ibu hami dengan anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5% sedang di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terdapat ibu hamil merupakan perdisposis anemia divisiensi di Indonesia (Saifuddin, 2006 : 281). Menurut WHO kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hoo Swie Tjiong menemukan angka anemia kehamilan 3,8 % pada trimester 1,13% trimester II < st="on">Bogor. Bakta menemukan anemia hamil sebesr 50,7 % di Pukesmas Kota Denpasar sedangkan Shindu menemukan sebesar 33,4 % di Pukesmas Ngawi. Simanjutak mengemukakan bahwa sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia menderita anemia kekurangan gizi. Pada pengamatan lebih lanjut menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang diderita masyarakat adalah karena kekurangan zat besi yang diatasi melalui pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi (Manuaba, 1998 : 29)

Jika persediaan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persedian Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volum 30 % sampai 40 % yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningktan sel darah 18 % sampai 30 dan Hemoglobin sekitar 19 %. Bila hemoglobin ibu sebelum sekitar 11 gr % maka fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai 10 gr % (Manuaba, 1998 : 30).

Akan tetapi dalam kenyataan tidak semua ibu hamil yang mendapatkan tablet zat besi meminumnya secara rutin, hal ini bisa disebabkan kerena faktor ketidak tahuan pentingnya tablet zt besi untuk kehamilannya. Dampak yang diakabitkan minum tablet zat besi penyerapan/respon tubuh terhadap tablet zat besi kurang baik sehingga tidaki terjadi peningkatan kadar HB sesuai dengan yang diharapkan. Faktor ini yang berhubungan dengan anemia adalah adanya penyakit infeksi bateri, parasit, usus seperti cacing tabang, malaria. Faktor sosial ekonomi yang rendah juga memang peranan penting katiannya dengan aspun gizi ibu selama hamil (http://www.bppsdm.depkes.go.id).

Berdasarkan hal-hal di tas penulis merasa tertarik untuk mengetahui tingkat kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe di BPS Yusriyana Karya Mukti Lampung Timur.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pernyataan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat kepatauhan Ibu Hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe di BPS Yusriyana Karya Mukti Lampung-Timur?”.

C. Ruang Lingkup

1. Jenis Penelitian : Deskriptif

2. Subjek Penelitian : Para ibu hamil yang mengalami anemia di BPS Yusriyana Karya Mukti.

3. Subjek Penelitian : Kepatuhan ibu hamil yang mengalami anemia di BPS Yusriyana Karya Mukti.

4. Lokasi Penelitian : BPS Yusriyana Karya Mukti

5. Waktu Penelitian : -

6. Alasan : Karena untuk mengetahui tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe di BPS Yusriyana Karya Mukti.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui gambaran kraktersitk ibu hamil dengan anemia di BPS Yusriyana Karya Mukti.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui ibu hamil dengan anemia berdasarkan tingkat pengetahuan.

b. Untuk mengetahui ibu hamil dengan anemia berdasarkan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Dapat menambah wawasan penerapan hasil studi

2. Lokasi penelitian

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan penatalaksanaan anemia

3. Bagi institusi pendidikan

Untuk menambah refrensi perpustakaan dan untuk bahan acuan penelitian yang akan datang.

4. Bagi penelitian lain

Dapat menjdi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian ditempat ini.





silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN

KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE DI BPS......

(isi: Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;

Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran)





DAFTAR KTI LENGKAP KEBIDANAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)


KLIK DISINI

DAFTAR KTI LENGKAP KEPERAWATAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)

KLIK DISINI
Baca selengkapnya - KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE DI BPS

KOTAK PENCARIAN:

ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN:

=====
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...