Spondilitis TBC

Spondilitis TBC: "Pengertian

Spondilitis TB adalah peradangan granulonatosa yang bersifat kronis, destruktif oleh mikrobakterium TB. TB tulang belakang selalu merupakan infeksi sekunder dari focus ditempat lain dalam tubuh. Percivall (1973) adalah penulis pertama tentang penyakit ini dan menyatakan bahwa terdapat hubungan antara penyakit ini dengan deformitas tulnag belakang yang terjadi, sehingga penyakit ini disebut juga sebagai penyakit Pott. (Rasjad, 1998).

Spondilitis tuberculosa adalah infeksi yang sifatnya kronis berupa infeksi granulomatosis di sebabkan oleh kuman spesifik yaitu mycubacterium tuberculosa yang mengenai tulang vertebra (Abdurrahman, et al 1994; 144)

Spondilitis TB disebut juga penyakit Pott bila disertai paraplegi atau defisit neurologis. Spondilitis ini paling sering ditemukan pada vertebra Th 8-L3 dan paling jarang pada vertebra C2. Spondilitis TB biasanya mengenai korpus vertebra, sehingga jarang menyerang arkus vertebra (Mansjoer, 2000).


Etiologi

Tuberkulosis tulang belakang merupakan infeksi sekunder dari tuberkulosis di tempat lain di tubuh, 90-95% disebabkan oleh mikobakterium tuberkulosis tipik (2/3 dari tipe human dan 1/3 dari tipe bovin) dan 5-10% oleh mikobakterium tuberkulosa atipik. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dorman, tertidur lama selama beberapa tahun. (Rasjad. 1998)


Patofisiologi

Spondilitis tuberkulosa merupakan suatu tuberkulosis tulang yang sifatnya sekunder dari TBC tempat lain di tubuh. Penyebarannya secara hematogen, di duga terjadinya penyakit tersebut sering karena penyebaran hematogen dari infeksi traktus urinarius melalui leksus Batson. Infeksi TBC vertebra di tandai dengan proses destruksi tulang progresif tetapi lambat di bagian depan (anterior vertebral body).Penyebaran dari jaringan yang mengalami pengejuan akan menghalangi proses pembentukan tulang sehingga berbentuk 'tuberculos squestra'. Sedang jaringan granulasi TBC akan penetrasi ke korteks dan terbentuk abses para vertebral yang dapat menjalar ke atas / bawah lewat ligamentum longitudinal anterior dan posterior. Sedang diskus Intervertebralis oleh karena avaskular lebih resisten tetapi akan mengalami dehidrasi dan terjadi penyempitan oleh karenadirusak jaringan granulasi TBC. Kerusakan progresif bagian anterior vertebra akan menimbulkan kiposis.


Manifestasi Klinis

Secara klinik gejala tuberkulosis tulang belakang hampir sama dengan gejala tuberkulosis pada umumnya, yaitu badan lemah/lesu, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, suhu sedikit meningkat (subfebril) terutama pada malam hari serta sakit pada punggung. Pada anak-anak sering disertai dengan menangis pada malam hari. (Rasjad. 1998)

Pada awal dapat dijumpai nyeri radikuler yang mengelilingi dada atau perut,kemudian diikuti dengan paraparesis yang lambat laun makin memberat, spastisitas, klonus,, hiper-refleksia dan refleks Babinski bilateral. Pada stadium awal ini belum ditemukan deformitas tulang vertebra, demikian pula belum terdapat nyeri ketok pada vertebra yang bersangkutan. Nyeri spinal yang menetap, terbatasnya pergerakan spinal, dan komplikasi neurologis merupakan tanda terjadinya destruksi yang lebih lanjut. Kelainan neurologis terjadi pada sekitar 50% kasus,termasuk akibat penekanan medulla spinalis yang menyebabkan paraplegia, paraparesis, ataupun nyeri radix saraf. Tanda yang biasa ditemukan di antaranya adalah adanya kifosis (gibbus), bengkak pada daerah paravertebra, dan tanda-tanda defisit neurologis seperti yang sudah disebutkan di atas. (Harsono,2003)

Pada tuberkulosis vertebra servikal dapat ditemukan nyeri di daerah belakang kepala, gangguan menelan dan gangguan pernapasan akibat adanya abses retrofaring. Harus diingat pada mulanya penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang muncul terutama gangguan motorik. Gangguan sensorik pada stadium awal jarang dijumpai kecuali bila bagian posterior tulang juga terlibat. (Harsono,2003)
Baca selengkapnya - Spondilitis TBC

 HAK – HAK PASIEN

 HAK – HAK PASIEN: "
Hak – hak pasien।


Pasien adalah subyek pelayanan praktik keperawatan / kesehatan।Pasien adalah manusia yang paling lemah karen sakit -> menderita.Pasien tidak memiliki kemampuan tawar terhadap pelayanan kesehatan.=> Pasien perlu mendapat perlindungan hak – haknya,
n Hak ?
Hak = tuntutan terhadap sesuatu dimana
seseorang berhak . Hak
merupakan tuntutan sebagaimana
mestinya dengan dasar keadilan
moralitas atau legalitas.
( Fagin, 1975 )
Hak dapat dipandang dari sudut hukum
dan pribadi.
Dari sudut hukum, hak memberikan kekuasaan tertentu untuk mengontrol situasi.
Dari sudut pandang pribadi, hak mempunyai banyak hal yang harus dipertimbangkan al. :
1. Pertimbangan etis,
2. Cara seseorang mengatur kehidupannya,
3. Nilai – nilai yang dianut,
Semuanya dipergunakan untuk mempertimbangkan keputusan yang dibuat.
- > baik / buruk, benar / salah dalam
menggunakan / menuntut hak.
n Faktor – faktor yang mempengaruhi konsep pribadi tenang Hak ( Fromer,1981 ) al.:
1. Hubungan sosial,
2. Orang tua / keluarga,
3. Kebudayaan / lingkungan dan informasi
media.
Hak – hak manusiawi yang istimewa dari semua orang ( fisiologis ) :
1. Mengekspresikan perasaan,
2. Perasaan iba,
3. Simpati dan impati
4. Intelegensia -> pemikiran2.

n ADA 5 PERSYARATAN UNTUK MEMBANTU MENGURAI TENTANG HAK
( Bandman and Banman, 1985 ) Yaitu :
1. Kebebasan untuk menggunakan hak yang
dipilih seseorang.
2. Orang lain mempunyai tugas memberi
kemudahan terhadap penggunaan hak
seseorang,
3. Hak harus sesuai dengan prinsip keadilan,
4. Hak harus dapat dilaksanakan,
5. Apabila hak itu membahayakan, dapat
dikesampingkan / ditolak oleh yang
mempunyai hak, tetapi harus diberi kompensasi.
n Jenis hak ( secara umum/ universal )
1. Hak untuk memilih / kebebasan
2. Hak mendapatkan kesejahteraan
3. Hak legislatif /dalam hukum.
Hak memilih / kebebasan :
= hak orang2 untuk hidup sebagaimana
yang dipilih dalam batas yang
ditentukan ( Fromer , 1981 )
-> berpakaian, makan, dll.sebatas
norma yang berlaku.
n Hak Kesejahteraan :
= hak mendapatkan standar keselamatan,
keamanan, pendidikan, pemeilharaan
kesehatan dll.( Former,1981)
Hak Legislatif :
= hak dalam hukum berdasarkan
keadilan.
-> Keputusan dalam pengadilan secara adil.
-> memberi asupan dalam rancangan
pembuatan peraturan,
-> mengusulkan perubahan peraturan
-> dll.
n Penggunaan hak :
Hak dapat digunakan se hari – hari
1. Hak digunakan sebagai pengekspresi
kekuasaan dalam konflik seseorang
dengan kelompok.
-> berbeda pendapat
-> mempertahankan ide dll.
2. Hak digunakan untuk menjustifikasi
tindakan.
-> alasan mengapa sesuatu dilakukan,
-> alasan mengapa menolak sesuatu. Dll.
3. Hak dapat digunakan untuk
menyelesaikan perselesisihan.
-> Menuntut yang menjadi haknya,
-> Memberikan yang bukan haknya.

Ada beberapa tuntutan tentang hak.
Yang sedang trend didunia :
1. hak azasi ?
2. hak pasien ?
n HAK AZASI MANUSIA :
Keputusan PBB 1949.
( the United Nation Universal Declaration International of Human Rights)
1. Hak kebebasan berbicara dan beragama,
2. Hak kebebasan dari ketakutan dan
kekurangan ( kesejahteraan )
3. Hak kebebasan menentukan dan mengambil
keputusan sendiri,
4. Hak atas penghargaan akan harkat dan
martabat sebagai manusia,
5. Hak yang sma antara laki – laki maupun
perempuan.
n Hak – hak pasien ( A Patient”s Bill Of Rights)
-> John F Kennedy, 1962 dan deklarsi WHO
Helsinki,1964.
1. Hak memilih pelayanan kesehatan,
2. hak penghargaan atas harkat dan martabat
sebagai manusia,
3. Hak perlindungan keamanan dan rahasia
tentang penyakitnya,
4. hak mendapatkan informasi secara lengkap
tentang penyakit dan perkembangannya.
5. Hak menyetuji / menolak tindakan
pengobatan ( informed consent )
6. hak mendapatkan resume catatan medik.
n Hak – hak kelompok khusus :
n Termasuk kelompok khusus :
1. Orang – orang cacat
2. Orang – orang terbelakang
3. Orang yang akan meninggal,
4. Wanita hamil.
Meskipun tidak sakit, mereka mempunyai
hak seperti pasien.
Khusus orang yang akan meninggal, mempunyai hak untuk meninggal dengan tenang, bebas dari kesakitan dan selanjutnya dirawat sesuai adat, budaya dan keyakinan agamnya.
n Hak – hak pasien khusus :
1. Pasien terminal -> meninggal dengan
tenang dan manusiawi.
2. Pasien tidak berdaya / tidak sadar
karena penyakit ataupun kecelakaan.
-> mendapat perlindungan dan
tindakan penyelamatan sesuai
standar, tanpa hrs.melalui proses
informed konsen.
3. Dalam penelitian kesehatan
-> informed konsen dan kompensasi.
n Hak – hak Perawat :
1. Hak untuk berserikat dalam organisasi profesi
2. Hak mendapatkan imbalan jasa yang
layak.
3. Hak untuk mengontrol sendiri mutu
praktiknya.
4. Hak untuk mengembangkan profesi &
kompetensinya.
5. Hak untuk mendapatkan tempat praktik
yang layak.

n Kewajiban Perawat dan Pasien :
n Kewajiban
= sesuatu keputusan / ketetapan hukum
yang harus dilaksanakan oleh semua
orang disuatu lingkup hukum tsb.
Diberlakukan.
Perbedaan hak dan kewajiban :
Hak boleh tidak digunakan / diabaikan,
Kewajiban harus dilaksanakan.
n Kewajiban Perawat memenuhi hak – hak pasien, kelompok khusus dan hak- hak pasien khusus.

Kewajiban pasien :
1. Memberi informasi yang tepat dan lengkap atas
keluhan penyakit yang diderita dan perubahannya.
2. Menghormati pemberi pelayanan kesehatan.
3. Mentaati nasehat pemberi pelayanan kesehatan,
4. Mentaati peraturan lembaga pemberi pelayanan
kesehatan,
5. Membayar jasa sesuai ketentuan / kesepakatan.
6. Menghormati pasien lain,
7. Bertanggung jawab atas informed konsen,
n Informed consent :
- merupakan hak pasien, untuk
menyetujui atau menolak rencana
tindakan medik / kepertawatan.
- dilindungi oleh undang – undang
-> UU No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan.
-> UU No.29 tahun 2004 tentangpraktik
kedokteran.
-> Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang
registrasi dan praktik perawat.

n Proses infoemed consent :
1. Tahap informasi -> isi informasi :
- tentang macam penyakit
- proses perjalanan penyakit yad.
- rencana tindakan medik
- keuntungan dan kerugian tindakan
medik serta pengalaman dokter
menangani kasus penyakit serupa.
- beberapa kemungkinan dalam proses
tindakan medik.
- besaran biaya yang dibutuhkan.
n Bentuk persetujuan / menolak tindakan :
a. Tertulis untuk tindakan – tindakan
pembedahan, transplantasi organ,
pengambilan organ yang
mempengaruhi fungsi kehidupan
selanjutnya, dll.
b. Tidak tertulis ( verbal, non verbal )
untuk tindakan – tindakan yang tidak
mengandung resiku berat / perubahan
siklus fisiologi kehidupan.
Contoh…..
n Contoh : -> tindakan – tindakan
n keperawatan.
- menyuntik,
- memberikan tambahan O2,
- Pemeriksaan fisik,
- pemeriksaan lab.dengan mengambil
sempel darah, urin, sekresi dll
- Pemeriksaan X foto Ront”gent

n 2. Tahap pertimbangan pasien dan
keluarganya.
- ada waktu untuk pasien dan keluarga
berdiskusi, konsultasi sehingga
memperoleh pemahan menghadapi
masalah penyakitnya.
-> perawat berperan.
3. Tahap pasien mengambil keputusan
- menyetujui / menolak dengan
mantap.
n Peran Perawat dalam Informed consent :
n a. Langsung / mandiri
Untuk semua tindakan keperawatan.
b. Pendamping ( advokasi )
Untuk tindakan medik yang memerlukan
pernyataan tertulis.
Bentuk advokasi :
-> memperjelas informasi dokter yang
belum jelas.
-> memberi pertimbangan saat pasien
akan mengambil keputusan.
n Hak – hak Perawat :
1. Hak untuk berserikat dalam organisasi profesi
2. Hak mendapatkan imbalan jasa yang
layak.
3. Hak untuk mengontrol sendiri mutu
praktiknya.
4. Hak untuk mengembangkan profesi &
kompetensinya.
5. Hak untuk mendapatkan tempat praktik
yang layak.

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
Baca selengkapnya -  HAK – HAK PASIEN

ETIKA PROFESI KEPERAWATAN

ETIKA PROFESI KEPERAWATAN: "
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN


Etika khusus yang mengatur tanggung
jawab moral para perawat.
l Kesepakatan moralitas para perawat.
Disusun oleh Organisasi profesi, berdasarkan suatu sumber yang ada dilingkungan; baik lingkungan kesehatan, lingkungan konsumen dan lingkungan Komunitas Keperawatan.
Sumber Etika Profesi keperawatan :
1. Etika Kesehatan.
2. Etika umum yang berlaku di masyarakat,
3. Etika Profesi keperawatan dunia -> ICN.
Etika Kesehatan :
Menurut Leenen Gozondeid Sethick, adalah etika khusus dengan menerapkan nilai – nilai dalam bidang pemeliharaan / pelayanan kesehatan yang dilandasi oleh nilai – nilai individu dan masyarakat.
Menurut Soeyono Soekamto (1986), Etika kesehatan mencakup penilaian terhadap gejala kesehatan baik yang disetujui maupun tidak disetujui, serta mencakup rekomendasi bagaimana bersikap/ bertindak secara pantas dalam bidang kesehatan.
Etika Kesehatan mencakup ruang lingkup minimal al :
1. tritmen pada pasien yang menghadapi
ajal
2. Mengijinkan unsur mengakhiri
penderitaan dan hidup pasien dengan
sengaja atas permintaan pasien
sendiri,pembatasan perilaku, dan
infomrmed consent.
3. Bioetika
4. Pengungkapan kebenaran dan kerahasiaan
dalam bidang kedokteran.
Contoh penerapan :
ad.1 Tritmen pada pasien yang
menghadapi ajal :
- Pemberian O2 -> diteruskan / di stop.
- Program pengobatan diteruskan /
tidak
- Suport terapi ( RJP ) sampai kapan.
- dalam kondisi MBO.

Ad.2. Mengijinkan unsur mengakhiri
penderitaan dan hidup pasien
dengan sengaja atas permintaan
pasien sendiri,pembatasan perilaku,
dan infomrmed consent.
- Pasien teriminal
- Status vegetatif
- pasien HIV /AID
- pasien mendapat terapi diet
- pasien menghadapi tindakan medik
-> operasi, pemakaian obat yang
harganya mahal dll.
ad.3 Bioetika :
- aborsi, pembatasan kelahiran,
sterilisasi, bayi tabung, tranplantasi
organ dll.
ad.4 Pengungkapan kebenaran dan
kerahasiaan dalam bidang
kedokteran.
- permintaan informasi data pasien,
- Catatan medik,
- Pembicaraan kasus pasien.

Etika umum yang berlaku di masyarakat :
- Privasi pasien,
- Menghargai harkat martabat pasien
- Sopan santun dalam pergaulan
-> saling menghormati,
-> saling membantu.
-> peduli terhadap lingkungan
Etika Profesi keperawatan dunia -> ICN.
Etika Keperawatan terkandung adanya nilai – nilai dan prinsip – prinsip yang berfokus bagi praktik Perawat.
Praktik perawat bermuara pada interaksi profesional dengan pasien serta menunjukan kepedulian perawat terhadap hubungan yang telah dilakukannya.
Ada 8 prinsip utama dalam Etika Keperawatan ICN :
8 prinsip utama dalam Etika Keperawatan ICN :
1. Respek
2. Otonomi
3. Beneficence ( kemurahan hati)
4. Non-maleficence,
5. Veracity ( kejujuran )
6. Kridensialitas ( kerahasiaan )
7. Fidelity ( kesetiaan )
8. Justice ( keadilan )
Ad.1 Respek :
= perilaku perawat yang menghormati
/ menghargai pasien /klien.
-> hak – hak pasien,
-> penerapan inforned consent
= Perilaku perawat menghormati
sejawat
=> Tindakan eksplisit maupun implisit
-> simpatik, impati kepada orang lain.
ad.2 Otonomi :
= hak untuk mengatur dan membuat
keputusannya sendiri.
Tetapi tidak sebebas – bebasnya
-> ada keterbatasan dalam hukum,
kompetensi dan kewenangan.
-> perlu pemahaman tindakan kolaborasi.
ad.3 Beneficence ( kemurahan hati) :
= berkaitan dengan kewajiban untuk
melakukan hal yang baik dan tidak
membahayakan orang lain.
lanjutan :
Pada dasarnya seseorang diharapkan
dapat membuat keputusan untuk dirinya
sendiri , kecuali bagi mereka yang tidak
dapat melakukannya.
-> bayi dan anak
-> pasien koma
-> keterbelakangan mental / kelainan
kejiwaan.
Ad.4 Non-maleficence:
Prinsip -> berkaitan dengan
kewajiban perawat untuk tidak
dengan sengaja menimbulkan
kerugian / cidera pasien.
- Jangan membunuh
- jangan menyebabkan nyeri/
penderitaan lain.
- jangan membuat orang lain tidak
berdaya.
- Jangan melukai perasaan
Ad.5 Veracity ( kejujuran ) :
Kewajiban perawat untuk
mengatakan suatu kebenaran. Tidak
bohong tidak menipu.
Terutama dalam proses informed
consent.
Perawat membatu pasien
untuk memahami informasi dokter
tentang rencana tindakan medik /
pengobatan dengan jujur.
Ad.6 Kridensialitas ( kerahasiaan ) :
Prinsip ini berkaitan dengan
kepercayaan pasien terhadap
perawat. Perawat tidak akan
menyampaikan informasi tentang
kesehatan pasien kepada orang yang
tidak berhak.
Prinsip -> Info diagnose medik
diberikan oleh dokter.
Perawat memberi onfo kondisi
kesehatan umum.
Ad.7 Fidelity ( kesetiaan ) :
Ini berkaitan dengan kewajiban
perawat untuk selalu setia pada
kesepakatan dan tanggung jawab
yang telah dibuat.
Tanggung jawab perawat dalam tim
-> asuhan keperawatan kepada
individu, pemberi kerja , pemerintah
dan masyarakat.
Ad.8 Justice ( keadilan ) :
Berkenaan dengan kewajiban
perawat untuk adil kepada semua
orang .
Adil -> tidak memihak salah satu
orang. Semua pasien harus
mendapatkan pelayanan yang
sama sesuai dengan
kebutuhannya.
=> Kebutuhan pasien klas Utama
berbeda dengan kebutuhan
pasien klas III.
Etika Profesi keperawatan disususun oleh Oragnisasi secara tertulis
-> “ KODE ETIK KEPERAWATAN “
Fungsi Kode Etik :
Umum :
digunakan untuk mengontrol
perilaku perawat dalam praktik dan
dalam kehidupan berprofesi, sehingga
konsumen mendapatkan kepercayaan
dari pelayanan keperawatan
Fungsi khusus untuk :
1. Mengatur tanggung jawab moral
perawat didalam praktik.
2. Pedoman perawat dalam berperilaku
dalam praktik dan dalam kehidupan
berprofesi.
3. Mengontrol / menentukan keputusan
dalam sengketa praktik, oleh
Oraganisasi profesi, termasuk dalam
memberikan sanksinya.
“ KODE ETIK KEPERAWATAN
INDONESIA “
- disusun dan diputuskan dalam Munas I
tahun 1976.
- Diadakan revisi dalam Munas PPNI VI
di Bandung tahun 2000.
- Berisi tanggung jawab Perawat
terhadap ; Klien / pasien, perawat dan praktik,
perawat dan masyarakat,Perawat dan teman
sejawat dan perawat dengan profesi
Teks Kode Etik Keperawatan Indonesia tahu 2000.
Bab I Perawat dan klien :
1. Perawat dalam memberikan
klien, dan tidak terpengaruh
kedudukan sosia, on politik dan agama yang
dianut serta kedudukan sosial warna kulit.umur,jenis kelamin, alir
.leh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit.umur,jenis kelamin, alir
kesukuan,
warna kulit.umur,jenis kelamin, alir
Teks Kode Etik Keperawatan Indonesia tahu 2000.
Bab I Perawat dan klien :
1. Perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien, dan
terpengaruh on politik dan agama yang
dianut serta kedudukan sosial.leh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit.umur,jenis kelamin, alir
2. Perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati
nilai – nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidupberagama dari
klien.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah
kepada mereka yang memebutuhkan
asuhan keperawatan.
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu
yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan
oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
Bab II Perawat dan Praktik
1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi
dibidang keperawatan melalui belajar terus menerus.
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan
keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional
yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada
informasi yang akurat dan mempertimbangakan
kemampuan serta kualifikasi seseorang dalam
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan
memberikan delegasi kepada orang lain.
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik
profesi keperawatan dengan selalu menunjukan
perilaku profesional.
Bab III Perawat dan masyarakat :
Perawat mengemban tugas tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan memdukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan
kesehatan masyarakat.
Bab IV Perawat dan Teman sejawat :
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik
dengan sesama perawat maupun dengan tenaga
kesehatan lainnya, dalam memelihar keserasian
suasana lingkungan kerja maupun tujuan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh.
2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal.
Bab V Perawat dan Profesi :
1. Perawat mempunyai peran utama dalam
menentukan standar pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan
pelayanan dan pendidikan keperawatan.
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai
pengembangan profesi keperawatan.
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya
profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi terwujutnya
asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
Baca selengkapnya - ETIKA PROFESI KEPERAWATAN

सिरोसिस HATI

सिरोसिस HATI: "Sirosis Hati
Perubahan Metabolisme Zat Gizi pada Sirosis Hati.
Gangguan Metabolisme Hidrat Arang : pada sirosis hati terjadi hiperinsulinisme sekunder sehingga timbul hipoglikemia yang akan merangsang pemakaian glikogen hati sehingga cadangan glikogen menurun kalau sudah berlangsung lama akan terjadi hiperglikemi. Kemudian terjadi glikoneogenesis dari asam amino didalam otot, sehingga memperbanyak masuknya AARC kedalam otot dan berakibat AARC dalam darah menurun
Gangguan Metabolisme Lemak : terjadi penurunan efektifitas lipolitik dan penurunan mobilisasi asam lemak sehingga plasma HDL rendah dan plasma trigliseria meningkat, kolesterol meningkat tetapi kadar kolesterol ester menurun
Gangguan Metabolisme Hormon : aldosteron metabolisme meningkat, menimbulkan hiperaldoteronism sekunder dengan gejala hipokalemi dan retensi cairan
TATA LAKSANA DIIT SIROSIS HATI :
Sirosis Hati terkompensasi
Sirosis hati dekompensasi (adanya asitesdengan atau tanpa edema)
Sirosis hati dengan pendarahan saluran cerna (hemeternesis dan atau melena)
Sirosis hati dengan ensefalopati hepatic
Sirosis Hati Terkompensasi
Energi : diberikan 40-45 kkal/kgBB/hari untuk protein sparing effect
Protein : diberikan mulai dari 1 g/kgBB/hari . Pasien dengan status gizi kurang dapat diberikan lebih tinggi. Berasal dari protein dengan nilai biologi tinggi 60-70%
Lemak : diberikan 20% dari kalori total
Karbohidrat : diberikan kurang lebih 60% dari total kalori tidak dianjurkan dari HA murni
Syarat Diit:
Mudah cerna, dalam porsi kecil dan sering
Bahan makan yang menimbulkan gas dihindarkan
Natrium dibatasi
Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan tubuh, bisa dimulai dari cair.
Pemilihan bahan makanan
Bahan makanan yang dibatasi : bahan makanan yang diawet mulai dari sumber HA, protein, sayur dan buah, serta bumbu yang mengandung garam dapur (kecap, terasi dan lain-lainnya )
Bahan makanan yang tidak boleh ; makanan /minuman yang sudah lewat 48 jam, makanan/minuman yang menimbulkan gas
Sirosis Hati Dekompensasi (dengan asites dan edema )
Fungsi hati untuk mensintesis protein endogenik sangat menurun, sehinmgga kadar protein darah rendah, berakibat penurunan tekanan onkotik, sehingga memperberat asites dan edema.
Syarat Diit :
Mudah cerna, dalam porsi kecil dan sering
Bahan makanan yang menimbulkan gas dihindarkan
Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan
Sirosis Hati Dengan Pendarahan Saluran Cerna (hematemesis dan melena)
Penyabab pendarahan adalah varises esofagus pecah, gatrisis erosive dan gastropati hipertensi portal. Pada penderita dengan pendarahan saluran pencernaan akan menyebabkan kenaikan AAA dan AAN, dalam serum yang merupakan factor terjadinya ensefalopati hepatic
Penimbunan amoniak dalam otak
Akumulasi neotrasmiter palsu diotak yang dipengaruhi perbandingan asam amino aromatik dan asam amino rantai cabang, dengan rasio AARC/AAA = 1-1,5, sehingga AAA dapat masuk otak. Pada keadaan normal AARC/AAA = 3-3,5
Setelah fase ensefalopati berlalu protein diberikan secara bertahap dimulai dengan 10-20 g/hari kemudian dinaikkan lagi sehingga mencaoai 70-100 g/hari. Pemberian protei diutamakan yang mengandung banyak AARC.
Lemak : diberikan kurang lebih 20 % dari total kalori, dianjurkan lemak nabati
Karbohidrat kurang lebih 60 % dari total kalori
Pemilihan Bahan Makanan
Bahan makanan yang tidak boleh : bahan makanan yang menimbulkan gas : ubi, kool, sawi, lobak, durian, nangka, minuman yang bergas dan alcohol, bahan makanan yang mengandung tinggi amoniak ( ayam, keju, keju kac. Tanah, gelatin, mentega )
Bahan makanan yang dibatasi : bahan makanan yang banyak mengandung AAA dan AAN


Baca selengkapnya - सिरोसिस HATI

TREMATODA(Cacing daun)

TREMATODA(Cacing daun): "

TREMATODA(Cacing daun)
TREMATODA
Tubuhnya tidak bersegmen.
Bentuknya menyerupai daun atau silindris
Bersifat hermaprodit
Reproduksinya secara ovivar atau dalam bentuk larva
Infeksi terutama oleh stadium larva yang masuk usus, kadang-kadang melalui kulit.
Contoh spesies
Fasciola hepatica
Fasciolopsis buski
Paragonimus westermani
Clonorchis sinensis
Scistosoma mansoni
Schistosoma japonicum
Schistosoma haematobium
Fasciola hepatica

HOSPES
Hospes definitif : Manusia, kambing, sapi, biri-biri.
Hospes perantara I : Keong air / siput.
Hospes perantara II : Tumbuhan air।

PENYAKIT
Fascioliasis

TELUR
Ukuran : 130 – 150 mikron x 63 – 90 mikron
Warna : kuning kecoklatan.
Bentuk : Bulat oval dengan salah satu kutub mengecil.
Terdapat operkulum pada kutub yang mengecil.
Berisi sel-sel granula berkelompok

CACING DEWASA
Bersifat hermaprodit.
Sistem reproduksinya ovivar.
Bentuknya menyerupai daun berukuran 20 – 30 mm x 8 – 13 mm.
Mempunyai tonjolan konus (cephalis cone) pada bagian anteriornya.
Memiliki batil isap mulut dan batil isap perut.
Uterus pendek berkelok-kelok.
Testis bercabang banyak, letaknya di pertengahan badan berjumlah 2 buah.
Ovarium sangat bercabang

SIKLUS HIDUP
Telur keluar melalui saluran empedu ke dalam feses.
Telur dalam air dalam waktu 9 – 15 hari menjadi berisi mirasidium.
Mirasidium keluar dan mencari keong air (hospes perantara pertama)
Mirasidium menjadi sporokista lalu menjadi redia.
Redia menghasilkan serkaria berekor satu dan berenang bebas.
Serkaria melekat pada tumbuhan air (hospes perantara ke-2)
Serkaria membentuk metaserkaria

SIKLUS HIDUP (lanjut)
Metaserkaria masuk ke tubuh manusia yang mengkonsumsi tumbuhan air (seperti selada air).
Dalam duodenum larva keluar dari kista, menembus dinding usus, masuk rongga perut, menembus hati.
Dalam hati cacing tumbuh dalam saluran empedu dan menjadi dewasa.
Cacing dewasa akan melakukan pembuahan sel telur dan trjadi perkembangan telur yang akan diletakkan pada uterus.
Saat cacing gravid mengeluarkan telur, maka akan tercampur ke dalam feses manusia

EPIDEMIOLOGI
Banyak kasus di daerah yang mempunyai peternakan sapi, biri-biri dan kambing didukung oleh kebiasaan masyarakat yang suka mengkonsumsi sayuran mentah.
Masyarakagt di sekitas sungai dan area persawahan yang memiliki kebiasaan memakan siput / keong air memiliki resiko terinfeksi lebih tinggi apalagi didukung oleh kondisi higiene dan sanitasi yang kurang baik

PENCEGAHAN
Tidak memakan sayran mentah. Apabila menkonsumsi harus sudah dimasak secara sempurna sehingga bisa dihindari terinfeksi oleh metaserkaria.
Pemberantasan penyakit kecacingan pada hewan ternak.
Pengobatan sempurna pada penderita

DIAGNOSA LABORATORIUM
Bahan pemeriksaan dapat berupa feses dan atau cairan duodenum.
Dari feses penderita dapat ditemukan telur atau cacing dewasa.
Dalam cairan duodenum mungkin ditemukan metaserkaria atau larva cacing.
Jumlah sel eosinofil dalam darah akan meningkat nyata

CLONORCHIS SINENSIS
HOSPES
Hospes definitif : Manusia, binatang pemakan daging mentah.
Hospes perantara I : Keong air / siput.
Hospes perantara II : Ikan

PENYAKIT
Clonorchiasis

MORFOLOGITelur
Ukuran : 16 x 30 mikron
Dinding agak tebal.
Bentuk : oval seperti bola lampu pijar.
Terdapat operkulum pada kutub yang mengecil.
Memiliki tonjolan kecil pada bagian kutub yang membesar.
Berisi embrio (mirasidium).
Cacing dewasa
Bersifat hermaprodit.
Sistem reproduksinya ovivar.
Bentuknya menyerupai daun berukuran 10 – 25 mm x 3 – 5 mm.
Memiliki batil isap mulut dan batil isap perut.
Uterus pendek berkelok-kelok.
Testis bercabang, berjumlah 2 buah.
Ovarium berlobus terletak di atas testis.
Kelenjar vitelaria terletak di 1/3 tengah badan

SIKLUS HIDUP
Telur dikeluarkan bersama feses .
Telur dalam air akan menetas,
mirasidium akan keluar dan mencari hospes perantara pertama yaitu keong air (siput Bulinus / Semisulcospira).
Dalam tubuh keong mirasidium berkembang menjadi sporokista dan kemudian menjadi redia.
Redia akan menghasilkan serkaria.
Serkaria akan akan keluar dari tubuh siput dan mencari hospes perantara ke-2, yiatu ikan (Famili Cyprinidae)

SIKLUS HIDUP
Setelah masuk ke tubuh ikan, serkaria akan melepaskan ekornya dan membentuk kista (metaserkaria.)
Metaserkaria akan masuk ke tubuh manusia yang mengkonsumsi ikan
Metaserkaria akan mengalami proses ekskistasi di duodenum dan keluarlah larva.
Dengan bantuan enzim pencernaan di duodenum larva akan masuk ke ductus koledokus lalu ke saluran empedu dan menjadi dewasa dalam waktu sebulan

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Saat larva masuk dalam saluran empedu dan menjadi dewasa, parasit ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu, penebalan dinding saluran, peradangan sel hati dan dalam stadium lanjut akan menyebabkan sirosis hati yang disertai oedema. Luasnya organ yang mengalami kerusakan tergantung pada jumlah cacing yang terdapat di saluran empedu dan lamanya infeksi. Gejala yang muncul dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap, yaitu :
Stadium ringan : tidak ditemukan gejala.
Stadium progresif : terjadi penurunan nafsu makan, perut terasa penuh, diare.
Stadium lanjut : didapatkan sindrom hipertensi portal yang terdiri dari pembesaran hati, ikterus, oedema dan sirosis hepatis

EPIDEMIOLOGI
Banyak kasus di daerah yang masyarakatnya mempunyai kebiasaan mengkonsumsi ikan mentah atau ikan yang diolah kurang matang। Sering ditemukan di Cina, Jepang, Korea dan Vietnam.

DIAGNOSA LABORATORIUM
Bahan pemeriksaan dapat berupa feses.
Dari feses penderita ditemukan telur yang dapat diperiksa baik dengan cara langsung maupun tak langsung

PARAGONIMUS WESTERMANI
HOSPES
Hospes definitif : Manusia, kucing, anjing
Hospes perantara I : Keong air / siput (Melania/Semisulcospira spp)
Hospes perantara II : Ketam / kepiting

PENYAKIT
Paragonimiasis
MORFOLOGITelur
Ukuran : 80 –120 x 50 – 60 mikron
Bentuk oval cenderung asimetris.
Terdapat operkulum pada kutub yang mengecil.
Ukuran operkulum relatif besar, sehingga kadang tampak telurnya seperti terpotong.
Berisi embrio
Cacing dewasa
Bersifat hermaprodit.
Sistem reproduksinya ovivar.
Bentuknya menyerupai daun berukuran 7 – 12 x 4 – 6 mm dengan ketebalan tubuhnya antara 3 – 5 mm.
Memiliki batil isap mulut dan batil isap perut.
Uterus pendek berkelok-kelok.
Testis bercabang, berjumlah 2 buah.
Ovarium berlobus terletak di atas testis.
Kelenjar vitelaria terletak di 1/3 tengah badan

SIKLUS HIDUP
Telur dikeluarkan bersama fesesTelur yang masuk dalam air akan menetas, mirasidium akan keluar dan mencari hospes perantara pertama yaitu keong air (siput Bulinus / Semisulcospira). Dalam tubuh keong mirasidium berkembang menjadi sporokista dan kemudian menjadi redia. Redia akan menghasilkan serkaria. Serkaria akan akan keluar dari tubuh siput dan mencari hospes perantara ke-2, yiatu ikan (Famili Cyprinidae) Setelah masuk ke tubuh ikan, serkaria akan melepaskan ekornya dan membentuk kista (metaserkaria.) didalam kulit di bawah sisik. Metaserkaria akan masuk ke tubuh manusia yang mengkonsumsi ikan yang mengandung metaserkaria yang dimasak kurang matang. Metaserkaria akan mengalami proses ekskistasi di duodenum dan keluarlah larva. Dengan bantuan enzim pencernaan di duodenum larva akan masuk ke ductus koledokus lalu ke saluran empedu dan menjadi dewasa dalam waktu sebulan.

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Saat larva masuk dalam saluran empedu dan menjadi dewasa, parasit ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu, penebalan dinding saluran, peradangan sel hati dan dalam stadium lanjut akan menyebabkan sirosis hati yang disertai oedema. Luasnya organ yang mengalami kerusakan tergantung pada jumlah cacing yang terdapat di saluran empedu dan lamanya infeksi. Gejala yang muncul dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap, yaitu :
Stadium ringan : tidak ditemukan gejala.
Stadium progresif : terjadi penurunan nafsu makan, perut terasa penuh, diare.
Stadium lanjut : didapatkan sindrom hipertensi portal yang terdiri dari pembesaran hati, ikterus, oedema dan sirosis hepatis

EPIDEMIOLOGI
Banyak kasus di daerah yang masyarakatnya mempunyai kebiasaan mengkonsumsi ikan mentah atau ikan yang diolah kurang matang। Sering ditemukan di Cina, Jepang, Korea dan Vietnam.

PENCEGAHAN
Tidak memakan ikan mentah. Apabila menkonsumsi harus sudah dimasak secara sempurna sehingga bisa dihindari terinfeksi oleh metaserkaria dalam ikan.
Pengobatan sempurna pada penderita dengan prazikuantel

DIAGNOSA LABORATORIUM
Bahan pemeriksaan dapat berupa feses. Dari feses penderita ditemukan telur yang dapat diperiksa baik dengan cara langsung maupun tak langsung.

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
Baca selengkapnya - TREMATODA(Cacing daun)

TAHAP IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

TAHAP IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tujuan Pembelajaran:
Mengidentifikasi Prioritas Tindakan keperawatan yang diberikan
Memberikan asuhan keperawatan
Mengkomunikasikan data baik verbal maupun tulisan
Pengertian
Implementasi adalah melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan
Merupakan tahap keempat dari proses keperawatan
Pada tahap ini Anda siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien.
Implementasi efektif dan efisien???
Harus:
Ø Mengidentifikasi prioritas perawatan
Ø Memantau dan mencatat respons
Ø Mengkomunikasikan kepada penyedia perawatan kesehatan lain
Ø Mengevaluasi dan merevisi renpra
Identifikasi Prioritas Perawatan
Segala sesuatu yang akan terjadi setiap hari pada pasien tidak dapat diperkirakan dengan pasti
Pengetahuan, keahlian & pengenalan rutinitas institusi E fleksibilitas untuk beradaptasi terhadap kebutuhan pasien
Sambil mendengarkan dengan teliti laporan pergantian shiftEpetunjuk pertama ttg dimana akan memulai
Pada lembar kerja: catat informasi spesifik, intervensi, atau aktivitas berurutan
Tinjau renpra hasil yang harus dievaluasi selama shift, prosedur rutin, dan pemberian obat
Setelah usai laporan shift: lakukan pengkajian dasar setiap pasien→petunjuk status fisik secara umum, peralatan/suplai yang diperlukan, dan perhatian mengenai keamanan(mis:kepatenan jalur invasif; kecepatan aliran IV)
Edapat mengenali perubahan pada signifikansi atau keparahan masalah pasien yang dapat mempengaruhi renpra
CONTOH:
Gibran, yang dirawat karena pneumonia, dispnea pada pukul 07.30. Anda perlu melakukan pengkajian lebih fokus untuk menentukan kebutuhannya segera.
Pengkajian AGD; mulai memberikan O2 tambahan.
Anda memutuskan Gibran tidak boleh memakan sarapannya sambil duduk di kursi
EJadi intervensi yang diidentifikasi sebelumnya tidak tepat pada saat ini, dan intervensi ya ng baru perlu dilakukan
Ini juga merupakan saat untuk meninjau renpra dengan pasien/orang terdekat untuk menjadwalkan aktivitas dan menilai tanggung jawab pasien
Contoh 2:
Gibran telah memutuskan bahwa jika ia menderita gagal nafas, ia tidak mau dipasang ventilator mekanik. Ini bukan berarti meniadakan kebutuhan untuk intervensi bila Anda memperhatikan bahwa ia sedang mendapatkan masalah.
Anda masih perlu bertindak dengan cepat untuk mencegah atau membatasi kemunduran lebih jauh.
Oleh karena itu selain memberikan O2 dan mengkaji suara nafas dan kepatenan jalan nafas, Anda meninggikan bagian kepala tempat tidur, mendorong Gibran u/ nafas dalam dan batuk efektif scr teratur, dan memberitahu penyedia perawatan kes lainnya spt: dokter, fisioterapis, dll jika perlu, dan memberitahu anggota kelg/orang yang perlu dihubungi lainnya.
Memberikan Asuhan Keperawatan
Intervensi terdiri banyak aktivitas, mulai tugas-tugas segderhana sampai prosedur kompleks
Aktivitas ini memerlukan perawatan yang menggunakan tangan scr langsung ( spt: memandikan di TT)
Melatih pasien/org terdekat mengenai penanganan perawatan dan
Mengawasi/memonitor hasil intervensi
Sebelum mengimplementasikan intervensi, Anda harus:
E Memahami alasan untuk melakukan intervensi, efek yang diharapkan, dan bahaya yang mungkin terjadi
E Menyediakan lingkungan yg kondusif
E Mempertimbangkan intervensi mana yang dapat digabungkan
Pengumpulan data yang terus menerus
Anda telah merumuskan renpra dan melaksanakannnya, pantau pasien tersebut untuk mengumpulkan data tambahan
Saat bicara dengan pasien, perhatikan perubahan nada suara dan ekspresi
Atau Ketika melakukan backrub perhatikan abnormalitas area koksigis yang memerah. Semua data ini dicatat dan maknanya divalidasi.
Informasi ini digunakan untuk membuat keputusan mengenai kebutuhan u/ tujuan yang baru, hasil, intervensi, dan memprioritaskan kembali renpra selama proses evaluasi.
DOKUMENTASI
Semua tatanan perawatan kesehatan secara hukum perlu mencatat observasi keperawatan, perawatan yang diberikan, dan respons pasien.
Berfungsi sebagai alat komunikasi dan sumber untuk membantu dalam menentukan keefektifan perawatan dan untuk membantu menyusun prioritas keperawatan berkesinambungan
Komunikasi Verbal dengan Tim Perawatan
Melaporkan kepada perawatan lain
Meninjau dengan dokter
Membahas dengan sumber-sumber lain (pekerja sosial, ahli gizi, fisioterapis)
Cara penyampaian informasi dapat mempengaruhi cara dimana informasi didengar sehingga dapat mempengaruhi kualitas perawatan yang diberikan
Sajikan informasi dalam cara objektif dan akurat E menurunkan kemungkinan salah paham atau secara negatif mempengaruhi perawatan pasien
Hindari bahasa penilaian
Contoh:
Ketika Samy berbicara dengan perawat, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai pemulangan, perawat tersebut melaporkan informasi ini kepada personel shift berikutnya dan kepada dokter dengan mengatakan: “ Saya pikir Samy mencoba untuk memanipulasi kita. Ia mengatakan ia belum siap untuk pulang dan ia pikir jika dia”beertindak lemah”, ia tidak boleh meninggalkan rumah sakit.
Setelah mendengarkan laporan yang berupa penilaian ini, respons perawat shift berikutnya mungkin denganabawah sadarnya berhenti mendengarkan dan sepertinya kurang menanngapi apa yang dikatakan oleh Samy.
Bandingkan dengan contoh berikut:
Jika perawat melaporkan: “Samy telah mengungkapkan kekhawatierannya tentang kemmpuannya untuk meangani di rumah. Dia tampak lemah ketika kami membangunkannya pagi ini, memerlukan bantuan berjalan. Kemudian dia menghabiskan waktu sorenya dengan berbicara di telepon, mengabaikan tangisan bayinya sampai saya masuk ke ruangan. Kami perlu informasi tentang situasinya di rumah dan kebutuhannya untuk bantuan merawat bayinya yang baru lahir.
Laporkan:
Abnormalitas/perubahan dalam temuan pengkajian
Prosedur diagnostik dan hasilnya
Variasi dari hal-hal biasa
Aktivitas belum selesai dalam shift Anda
Status pengobatan invasif
Menambah atau mengubah renpra (meliputi evaluasi hasil dan status masalah pasien)
Laporan Pergantian Shift meliputi:
Ronde keperawatan
Kerahasiaan pasien sangat penting dipertahankan
Tidak melibatkan orang-orang yang tidak terlibat dalam perawatan pasien (mis: staf dari unit lain, kelg Anda sendiri, teman dan kenalan pasien)
Baca selengkapnya - TAHAP IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

OBAT PERANGSANG SUSUNAN SARAF PUSAT

OBAT PERANGSANG SUSUNAN SARAF PUSAT: "

OBAT PERANGSANG SUSUNAN SARAF PUSAT

SUSUNAN SARAF PUSAT
Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
SUSUNAN SARAF PUSAT
OTAK DEPAN
Kortek serebrum
Ø Untuk menentukan perilaku yang bertujuan dan beralasan
Ø lobus frontalis : pusat berfikir, berperilaku, penentuan keputusan
Ø lobus parietalis : pusat pendengaran dan perabaan
Ø lobus oksipitalis : pusat asosiasi visual
Ø lobus temporalis : pusat auditorik
Diencefalon
Ø Thalamus : menerima semua informasi sensorik
Ø Hipothalamus : Endokrin, mengarahkan informasi mengenai suhu, rasa lapar, aktivitas susunan saraf otonom,status emosi
BATANG OTAK
Ø terdiri dari : pons, medula oblongata, mesensefalon
Ø terdapat neuron-neuron yang mengatur fungsi sistem kardiovaskuler dan respirasi
SEREBELUM
Ø Membantu mempertahankan keseimbangan dan bertanggung jawab bagi respon otak
OTAK BESAR
OTAK BESAR
OTAK BESAR
OTAK BESAR
POTONGAN SAGITAL OTAK
OBAT PERANGSANG SUSUNAN SARAF PUSAT
1. AMFETAMIN
Ø Indikasi : untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatian
Ø Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor, iritabilitas dan beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia, dll)
AMFETAMIN
AMFETAMIN

Ø Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam daripada urin basa
Ø Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat, kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin.
Ø dosis : Dewasa : 5-20 mg
Anak > 6 th : 2,5-5 mg/hari
2. METILFENIDAT
Ø indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndrom hiperkinetik pada anak
Ø efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala, Tachicardia
Ø Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal.
METILFENIDAT
Ø Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin, dan waktu paruh plasma antara 1-2 jam
Ø Farmakodinamik : mula- mula :0,5 – 1 jam P : 1 – 3 jam, L : 4-8 jam.
Ø Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.
Ø dosis pemberian :
Anak : 0.25 mg/kgBB/hr
Dewasa : 10 mg 3x/hr
3. KAFEIN
Ø indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang cepat, perangsang pusat pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur
Ø efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat
Ø Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah (anxious ).
KAFEIN
KAFEIN
Ø Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin
Ø Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP dan jantung.
Ø dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1 gr kafein Na-Benzoat (Intramuskuler)
4. NIKETAMID
Ø Indikasi : merangsang pusat pernafasan
Ø efek samping : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang
Ø farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV
Ø dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan
NIKETAMID
5. DOKSAPRAM
Ø Indikasi : perangsang pernafasan
Ø Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah
Ø farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP
Ø Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV
DOXAPRAM
DOXAPRAM
PROSES KEPERAWATAN PERANGSANG SSP
Ø Pengkajian
Tentukan apakah ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, hipertiroidisme, atau glaukoma.
Periksa tanda-tanda vital.
Ø Perencanaan : klien akan diberikan perangsang SSP yang diresepkan dan tidak akan mengalami efek samping.
Ø Intervensi keperawatan
Periksa denyut jantung dan tekanan darah, laporkan jika terdapat takikardia, denyut jantung yang iregular atau peningkatan tekanan darah.
Berikan amfetamin dan obat-obatan yang menimbulkan anoreksia kira-kira 6-8 jam sebelum tidur.
Periksa efek samping dari perangsang SSP.

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
Baca selengkapnya - OBAT PERANGSANG SUSUNAN SARAF PUSAT

ASKEP kebutuhan oksigenasi

RESUM ASKEP kebutuhan oksigenasi: "RESUM ASKEP kebutuhan oksigenasi

DATA PERSONAL
Tanggal pengkajian : 17 juni 2008
Nama lengkap : NY S
No medrek : 084901
Jenis kelamin : Perempuan
Tangal lahir/ umur : 12 mei 1964
Alamat : karang godang. Semarang
Dx medis : PPOK
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan utama adalah sesak napas disertai batuk berdahak,
Apkah anda pernah mengalami masalah respiraterring perubahan bunyi napas? Ya,bunyi whesing
Apakah anda pernah mengalami sakit pernapasan? Ya, bronchitis.
Bila anda terserang flu dan batuk, berapa lama anda mengalaminya? 2 minggu.
Apakah anda pernah mndaptkn pengobatan penykt pernapasan? ya
Bagaimana presepsi anda tentang penyakit ini? Tampak sakit berat
PENGKAJIAN FISIK
Keadaan umum pasien
Composmentis
Tampak sakit berat
Pertumbuhan fisik dengan TB 160cm dan BB 40 kg
Status gizi kurang
TTV
Tekanan darah 200/100 mmHg
Nadi 82X/menit
Suhu 37oc dengan tempat pengambilan axsila
Respirasi18x/menit
Keadaan kulit baik
Turgor elastic
Pemeriksaan penunjang
Hb :12,1 g/dl dengan nilai normal 12-15 gr/dl
Hematrokit : 35% dengan nilai normal40-54%
Trombosit : 232000/mms dengan nilai normal 4-11rb/mms
GDS 280
Glukosa sewaktu 198 mg/dl dengan nilai normal 70-115 mg/dl
Terapi
Infuse Rl 20 tpm
Ciprofloxacin infuse
Combixent amp 1
Salbutamol tab mg 2.3 x2 mg
Captopril tab mg 12,5 x3
As. Mefemanat tab. Mg 500
Prepnisin 3x1
D. ASUHAN KEPRAWATAN
1. Pengelompokan data
Ds :
1. Pasien mengeluh sesak nafas
2. Pasien mengatakan jika makan sesak
3. Pasien mngataan perut terasa sakit jika ditekan
4. Pasien tidak bias tidur selama 4 hari
5. Pasien mengatakan saat batuk tidak bias mengeluarkan sputum
6. Pasien mengeluh pusing
7. Tidak bias tidur selama 3 hari
Do:
1. Batuk berdaha tetapi sputum tidak biasa dikeluarkan
2. Terpasang kanula nasal 4 liter
3. Terpasang infuse Rl 20 tpm
4. TTV:
a. Suhu : 37oc
b. RR : 24 x/ menit
c. Nadi : 82 X/ menit
d. TD : 200/100 mmHg
5. Pasien terlihat sesak napas
2. Analisa data
Dx
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dangan akumulasi secret yang di tanda dengan pasien mengeluh sesak, pasien mengatakan saat batuk tidak bias mengeluarkan secret, batuk berdahak. Terdapat suara tambahan wezhing
Pertukaran gas berhubungan dengan ganggungan suplai oksigen yang ditandai dengan pasien mengeluh sesak napas, pusing, jika makan dada terasa sesak, pasien tidak bisa mengeluarkan sekret, terpasang kanula nasal 4 liter, infuse Rl 20 tpm

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
Baca selengkapnya - ASKEP kebutuhan oksigenasi

KESEHATAN LINGKUNGAN

KESEHATAN LINGKUNGAN: "

Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah air bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih, pengelolaan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah yang langsung dialirkan pada saluran/sungai. Hal tersebut menyebabkan pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya saluran/sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.


Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah:



  1. Diare
  2. Demam berdarah
  3. Disentri
  4. Hepatitis A
  5. Kolera
  6. Tiphus
  7. Cacingan
  8. Malaria


kesling2.jpg


Mengapa BAB harus sehat??kenapa jamban yang kita miliki harus sehat??? mungkin ini yang belum pernah terpikirkan oleh sebaian besar masyarakat pedesaan kita. dari penjelasan di atas sudah dapat diketahui penyakit yang timbul akaibat BAB dan jamban tidak sehat. jamban sendiri Merupakan tempat penampung kotoran manusia yang sengaja dibuat untuk mengamankannya, dengan tujuan:


  1. Mencegah terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia.
  2. Mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya

kesling11.jpg Lalat yang hinggap disampah dan dipermukaan air limbah atau tikus selokan yang masuk kedalam saluran air limbah dapat membawa sejumlah kuman penyebab penyakit. Bila lalat atau tikus tersebut menyentuh makanan atau minuman maka besar kemungkinan orang yang menelan makanan dan minuman tersebut akan menderita salah satu penyakit seperti yang tersebut diatas. Demikian pula dengan anak-anak kecil yang bermain atau orang dewasa yang bekerja didekat atau mengalami kontak langsung dengan air limbah dan sampah dapat terkena penyakit seperti yang tersebut diatas, terutama bila tidak membersihkan anggota badan terlebih dahulu.


  1. Air limbah dapat dikelompokkan kedalam 2 bagian, yaitu:
  2. Air bekas yang berasal dari bak atau lantai cuci piring atau peralatan rumah tangga, lantai cuci pakaian dan kamar mandi
  3. Lumpur tinja yang berasal dari jamban atau water closet (WC)

Tangki septic atau unit pengolahan air limbah terpusat diperlukan guna mengolah air limbah sebelum dibuang kesuatu badan air. Disamping untuk mencegah pencemaran termasuk diantaranya organisme penyebab penyakit, pengolahan air limbah dimaksudkan untuk mengurangi beban pencemaran atau menguraikan pencemar sehingga memenuhi persyaratan standar kualitas ketika dibuang kesuatu badan air penerima.


Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-gas terlarut, zat-zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme. Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa organisme pengurai dan penyebab penyakit. Penanganan sampah dan air limbah yang kurang baik seperti:


  1. Pengaliran air limbah ke dalam saluran terbuka
  2. Dinding dan dasar saluran yang rusak karena kurang terpelihara

Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan penyumbatan dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya mikroorganisme atau kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia penyebar penyakit seperti lalat dan tikus.


Suatu badan air seperti sungai atau laut mempunyai kapasitas penguraian tertentu. Bila air limbah langsung dimasukkan begitu saja kedalam badan air tanpa dilakukan suatu proses pengolahan, maka suatu saat dapat menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran tersebut berlangsung bila kapasitas penguraian limbah yang terdapat dalam badan air dilampaui sehingga badan air tersebut tidak mampu lagi melakukan proses pengolahan atau penguraian secara alamiah. Kondisi yang demikian dinamakan kondisi septik atau tercemar yang ditandai oleh:


  1. Timbulnya bau busuk
  2. Warna air yang gelap dan pekat
  3. Banyaknya ikan dan organisme air lainnya yang mati atau mengapung

Sumber : Dinsum Indonesia

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
Baca selengkapnya - KESEHATAN LINGKUNGAN

• ASKEP KLIEN LANSIA DENGAN TUBERCULOSIS PARU

• ASKEP KLIEN LANSIA DENGAN TUBERCULOSIS PARU: "ASKEP KLIEN LANSIA DENGAN TUBERCULOSIS PARU

Permasalahan yg tjd pd usia lanjut Berkaitan dengan TB paru
makin besar jumlah lansia yg berada dibawah garis kemiskinan
Berkaitan pencapaian kesejahteraan
- ketidakberdayaan fisikà ketergantungan pd orang lain
- ketidakpastian ekonomi à butuh perubahan total pd pola hidup
- pasangan sudah meninggalà perlu teman baru

KONSEP DASAR
• Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi yang terutama disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
• Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru.
• Tuberculosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan ditandai oleh pembentukkan granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitivitas yang diperantarai-sel (Cell-mediated hypersensivity).
Penyakit ini biasanya terletak diparu, tetapi dapat mengenai organ lain.
MENUA= menjadi tua (“aging”)
• “Suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita”.
• (Constantinides, 1994)
• (2) “Suatu proses yang mengubah manusia dewasa dari keadaan sehat menjadi rapuh dengan berkurangnya
cadangan kemampuan sistim fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan diikuti kematian.”
• (Richard A. Miller, 2003)
• (3) “Menua adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan memelihara homeostasis pada kondisi tekanan fisiologis, kegagalan yang berkaitan dengan penurunan kemampuan untuk tetap hidup dan peningkatan kerentanan pada individu.”
• (Alex Comfort)
ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini adalah dari jenis Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium bovis. Jarang ditemukan Mycobacterium avium.
PERUBAHAN RESPIRASI
Peningkatan komplain dinding dada
Hilangnya recoil elastik alveoli
Penurunan masa otot respirasi
Degenerasi epitel dan kelenjar bronkhi
• Osteoporosis toraks, vertebra, kostae
Penurunan elastisitas dan kalsifikasi tulang rawan iga
IMPLIKASI KLINIK:
Kapasitas vital menurun
Difusi oksigen terganggu, efisiensi respirasi menurun
Refleks batuk menurun
Kifosis dan peningkatan kekakuan dinding dada
Kapasitas cadangan fungsional pernapasan terganggu
Kepekaan terhadap pneumonia meningkat
Mudah gagal respirasi
MANIFESTASI KLINIS Tb paru
Demam
Umumnya subfebris, kadang-kadang 40-41 oC. keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringanya infeksi kuman tuberculosis yang masuk.
Batuk
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, batuk ini dpenrlukan untuk membuang produk radang, sifat batuk dimulai batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum/dahak) keadaan yang lanjut berupa batuk darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada tuberculosis terjadi pada dinding beonkus.
Sesak napas.
Pada gejala awal atau ringan belum dirasakan sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjuut dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru-paru.
Nyeri dada.
Gejala ini dapat ditemukan bila infiltrasi radang sudah sampai pada pleura sehingga menimbulkan pleuritis, akan tetapi gejala ini akan jarang ditemukan.
• Malaise.
Penyakit tubercukolsis paru bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan anoretia, badan makin kurus, berat badan turun, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam, timbul secara tidak teratur (ilmu penyakit dalam, 1996).
PENATALAKSANAAN
Medikasi :
Rifampisin, dengan dosis 10-15 mg/kg BB/ hari, diberikan 1 kali sehari peroral, diminum dalam keadaan lambung kosong, diberikan selama 6-9 bulan.
INH (isoniazid), bekerja bakterisidal terhadap basil yang berkembang aktif ekstraselular dan basil di dalam makrofag. Dosis INH 10-20 mg/kgBB/hari per oral, lama pemberian sampai 18-24 bulan.
Streptomisi, bekerja bakterisidal hanya terhadap basil yang tumbuh aktif ekstraseluler, cara memberikannya intramuscular dengan dosis 30-50 mg/ kgBB/hari maksimum 750 mg/hari; diberikan setiap hari selama 1-3 bulan, dilanjutkan 2-3 kali seminggu selama 1-3 bulan lagi.
Medikasi :
Pirazinamid, bekerja baktersidal terhadap basil intraseluler; dosis 30-35 mg/kgBB/hari peroral, 2 kali sehari selama 4-6 bulan.
Etambutol (belum jelas apakah bakterisidal atau bakteriostatik). Dosis 20 mg/kgBB/hari dalam keadaan lambung kosong, 1 kali sehari selama 1 tahun.
Medikasi :
• PAS (para-aminosalisilat) sebagai bakteriostatik, dosisnya 200-300 mg/kgBB/hari, secara oral 2-3 kali sehari. Obat ini jarang dipakai karena dosisnya tinggi kurang menyenangkan pasien. Jika diberikan lamanya 1 tahun. Sekarang pemberian obat yang terbaik adalah kombinasi INH dan rifampisin atau etambutol dan INH dengan/tanpa streptpmisin tergantung derajat penyakit.
Medikasi :
Kortikosteroid, diberikan bersama-sama dengan obat anti tuberculosis yang masih sinsitif; diberikan dalam bentuk kortison dengan dosis 10-15 mg/kgBB/hari. Bila dalam bentuk prednisone dosis 1-3 mg/mgBB/hari. Kortikosteroid diberikan sebagai antiflogostik dan ajuvan pada tuberculosis milier, meningitis serosa tuberkulosa, pleuritis tuberkulosa, penyebaran bronkogen, atelektasis, tuberculosis berat atau keadaan umum yang buruk.
PENGKAJIAN FOKUS
Lakukan pengumpulan riwayat kesehatan dan pemeriksaan kesehatan yang lengkap.
Lakukan pengkajian pernapasan yang menggali adanya demam, anoreksia, penurunan berat badan, berkeringat damam, keletihan, batuk, dan produksi sputum.
Kaji perubahan suhu tubuh, frekuensi pernapasan, jumah dan warna sekresi, frekuensi dan keparahan batuk dan nyeri dada.
.
PENGKAJIAN FOKUS
Evaluasi bunyi napas terhadap konsolidasi ( takterdenar, bronchial, atau bising bronkovesikular, krakles). Fremitus, efogoni, dan perkusi (pekak).
Kaji terhadap perbesaran nodus limfe termasuk nyeri.
Kaji kesiapan emosional untuk belajar, persepsi dan pengertia tentang TB.
Tinjau ulang hasil pemeriksaan fisik dan evaluasi laboratorium
Pemeriksaan penunjang
Uji kulit TB
Reaksi local yang terdapat pada uji Mantoux terdiri atas :
Eritema karena vasodilatasi primer.
– Edema karena reaksi antara antigen yang disuntikkan dengan antibody.
Indurasi yang dibentuk oleh sel mononukleus.
Kultur sputum
• Roentgen dada
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret di saluran pernapasan.
Gangguan pola napas tidak efektif berhubungan dengan sesak napas sekunder obstruksi saluran napas.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolus mengalami eksudasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makan sekunder; anoreksia, mual muntah.
Gangguan pola istirahat berhubungan dengan batuk terus menerus.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan keletihan dan kelemahan.
Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan demam.
Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan batuk terus menerus sekunder inhalasi droplet.
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret di saluran pernapasan.
Kaji fungsi pernapasan, contoh bunyi napas, kecepatan, irama dan kedalam dan penggunaan otot aksesori.Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa/batuk efktif; catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis.
Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi.
• Bantu pasien untuk batuk dan latihan napas dalam.
Bersihkan sekret dari mulut dan trakea; penghisapan sesuai keperluan.
Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari kecuali kontraindikasi.
Kolaborasi :Lembabkan udara/oksigen inspirasi.
Gangguan pola napas tidak efektif berhubungan dengan sesak napas sekunder obstruksi saluran napas.
Selidiki etiologi gagal pernapasan.
Observasi pola napas.
Catat frekuensi pernapasan, jarak antara pernapaan spontan dan napas ventilator.
Auskulatasi dada secara periodik, catat adanya/tak adanya dan kualitas bunyi napas, bunyi napas tambahan, juga simetrisitas gerakan dada.
Tinggikan kepala tempat tidur atau letakan pada kursi ortopedik bila mungkin.
Periksa selang terhadap obstruksi, contoh terlipat atau akumulasi air.
• Bantu pasien dalam kontrol pernapasan bila penyapihan diupayakan/dukungan ventilator dihentikan selama prosedur/aktivitas.
Kolaborasi :
Kaji susunan ventilator secara rutin dna yakinkan sesuai
yakinkan bahwa aliran oksigen tepat/tabung; awasi analisa oksigen atau lakukan analisa oksigen periodik. Catat perubahan dai pemberian volume yang terbaca pada komputer.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolus mengalami eksudasi.
Kaji dispnea, takipnea, tak normal/menurunnya bunyi napas, peningkatan upaya pernapaan, terbatasnya ekspansi dinding dada, dan kelemahan.
Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaran.
Catat sianosis dan/atau perubahan pada warna kulit, termasuk membran mukosa dan kuku.
Tunjukkan/dorong bernapas bibir selama ekshalasi, khusunya untuk pasien dengan fibrosis atau kerusakan parenkim.
Tingkatkan tirah baring/batasi aktivitas dan bantu aktivitas perawtan diri sesuai keperluan.
Kolaborasi:
Berikan oksigen tambahan yang sesuai.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makan sekunder; anoreksia, mual muntah.
Catat status nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan berat badan, integritas mukosa oral, kemampuan/ketidakmampuan menelan, adanya tonus usus, riwayat mual/muntah atau diare.
Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai / tak disukai.
Awasi masukan/pengeluaran dan berat badan secara periodik.
Selidiki anoreksia, mual, dan muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan obat awasi frekuensi volume, konsistensi feses.
Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernapasan.
Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidrat.
Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan pasien kecuali kontrindikasi.
Kolaborasi :Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh BUN, protein serum dan albumin.
Gangguan pola istirahat berhubungan dengan batuk terus menerus.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan keletihan dan kelemahan.
Tingkatkan tirah baring/duduk.
Berikan lingkungan tenang; batasi pengunjung sesuai keperluan.
Ubah posisi dengan sering.
Berikan perawatan kulit yang baik.
Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.
Tingkatkan penggunaan teknik menajemen stres, contoh relaksasi progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi.
Berikan aktivitas hiburan yang tepat contoh menonton TV, radio, membaca.
Kolaborasi :Berikan obat sesuai indikasi: sedatif , obat pencaha dahak, obat penekan batuk.
• Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan demam.
• Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan batuk terus menerus sekunder inhalasi droplet.
• Kaji patologi penyakit (aktif/fase tak aktif; diseminasi infeksi melalui bronkus untuk membatasi jaringan atau melalui aliran darah/sistem limfatik) dan potensial penyebaran infeksi melalui droplet udara selama batuk, bersin, meludah, bicra, tertawa, menyanyi.
• Identifikasi orang lain yang berisiko, contoh anggota rumah, sahabat karib/teman.
• Ajurkan pasien untuk batuk/bersin dan mengelaurkan pada tisu dan menghindari meludah.
• Kaji pembuangan tisu sekali pakai dan teknik mencuci tangan yang tepat.
• Dorong untuk mengulangi demonstrasi.Kaji tindakan kontrol infeksi sementara, contoh masker atau isolasi pernapasan.Awasi suhu sesuai indikasi.
• Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat.
• Kolaborasi :Berikan agen antiinfeksi sesuai indikasi, contoh: obatn utama: isoniazid (INH) etambutol (Myambutol); rifampin (RMP/rifadin).
• Daftar Pustaka
• Isselbacher, Kurt J, 1999, Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Ed. 13, EGC, Jakarta
• Baughman, Diane C, 2000, Keperawatan Medikal-bedah: buku saku untuk Brunner dan Suddarth, EGC, Jakarta
• Ngastiyah, 1997, Perawatan anak sakit/Ngastiyah, EGC, Jakarta
• Braunwald, 1991, Kelaianan karena agen biologic dan lingkungan. Ed. 11, EGC, Jakarta
• Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku ajar keperawatan medical-bedah Brunner & Suddarth. Vol. 3. ed. 8, EGC, Jakarta
• Hidayat, Aziz Alimul A, 2006, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak/A. Aziz Alimul Hidayat. Edisi pertama, Jil. 2, Salemba Medika, Jakarta
Baca selengkapnya - • ASKEP KLIEN LANSIA DENGAN TUBERCULOSIS PARU

KOTAK PENCARIAN:

ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN:

=====
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...