Kemenkes Tambah Kaya Si Miskin Tetap Sengsara


RMOL. Dewan Perwakilan Rakyat dikecam. Sebab, para politisi telah menyetujui pengajuan penambahan anggaran Kementerian Kesehatan dalam RABPN Perubahan sebesar Rp 1,04 triliun. Artinya, anggaran Kemenkes 2010 mencapai Rp 22,4 triliun.

Kecaman antara lain disua­ra­kan oleh Forum Indonesia Un­tuk Transparansi Anggaran (Fitra). Koor­dinator Advokasi dan In­vestigasi Fitra, Uchok Sky Kha­dafi, membeberkan, Kemenkes saat ini sudah mendapat alokasi ang­garan cukup besar, yakni Rp 21,4 triliun. Ditambah dengan pe­nam­bahan anggaran yang dise­tujui DPR, maka total yang diha­biskan kementerian pimpinan En­dang Rahayu Sedyaningsih pada 2010 mencapai Rp 22,4 triliun atau naik sekitar 86 persen diban­dingkan APBN 2009 Rp19,2 triliun. Sebuah angka yang cukup besar, melihat am­bu­radulnya pelayanan kesehatan selama ini.

“Padahal, kalau mau diselidiki sebenarnya penambahaan alokasi anggaran Kemenkes ini bukan untuk kepentingan kesehatan rakyat miskin, tapi lebih men­dong­krak naiknya anggaran biro­kras. KPK dan BPK harus terjun menginvetigasi,” kata Uchok kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, naiknya anggaran birokrasi, antara lain penam­ba­haan anggaran Rp 700 miliar ha­nya untuk membayar tunjangan te­naga dokter, dokter gigi pega­wai tidak tetap (PTT) 13.094, dokter gigi spesialis 86, dan bidan PTT 47.848.

Kemudian, alokasi anggaran Rp 300 miliar hanya untuk pengadaan buku, permebelan, bus sekolah, pengadaan alat bantu belajar-mengajar, rehabi­litas gedung, dan pengadaan lis­trik, sumur/air dan sarana air lim­bah. Untuk kepentingan rakyat lang­sung hanya Rp 40 miliar, yakni berupa kegiatan pengem­bangan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk puske­mas di daerah.

Begitupun, kalau melihat anggaran kesehatan pada APBN 2010 yang telah disetujui DPR ta­hun lalu, telah dipagu pada ki­saran Rp 21,4 triliun. Yang paling be­sar adalah untuk belanja pe­gawai, Rp 2,9 triliun, belanja barang dan jasa Rp 10 triliun, belanja modal Rp 2,1 triliun, dan belanja sosial Rp 6,8 triliun.

Kata dia, dengan penambahaan alokasi anggaran dalam APBN-P 2010, maka akan ada penam­bahaan alokasi anggaran. Perta­ma, alokasi anggaran belanja pegawai di Kemenkes bertambah Rp 700 miliar. Jadi, dengan adanya penam­bahaan anggaran ini berarti anggaran belanja pegawai akan menjadi Rp 3,7 triliun.

Selain itu, alokasi anggaran un­tuk belanja pegawai akan ber­tambah sekitar Rp 4,1 triliun, apa­bila anggaran yang lain untuk belanja barang dan jasa, termasuk pegawai, yaitu perjalanan dinas, perjalanan luar negeri, penye­leng­garaan operasional dan pemeli­haraan, dan administrasi kegiatan.

“Dengan demikian, alokasi ang­garan untuk kepentingan biro­krasi sebesar Rp 7,4 triliun atau 35 persen dari total alokasi ang­garan tambahaan Rp 22, 4 triliun,” kata Uchok.

Menurut dia, alokasi anggaran untuk kepentingan belanja birokrasi terlalu mahal bila dibandingkan dengan program-program kegiatan yang pro­rakyat. Sebab, alokasi anggaran yang prorakyat hanya Rp 5 tri­liun, yang direncanakan untuk pro­gram pengadaan Bantuan So­sial Operasional Askeskin di kelas III Rp 4 triliun, dan bantuan ba­gi masyarakat miskin melalui Jam­kesmas Rp 1 triliun.

“Jadi, anggaran kesehatan untuk orang miskin hanya 22 persen dari total anggaran sebesar Rp 22,4 triliun,” tamahnya.

Jadi, alokasi anggaran Rp 5 triliun kalau diberikan kepada 32,53 juta orang miskin (berda­sar­kan data BPS tahun 2009), ma­ka setiap orang miskin akan me­nerima Rp 153.704 untuk setiap tahun, atau sebulan hanya Rp 12.809.

Itu jelas sangat kontrakdiktif bila dibandingkan dengan asuransi kesehatan anggota DPR. Seorang anggota DPR menerima asuransi kesehatan Rp 66.457.143 per tahunnya, dengan fasilitas VVIP atau Rp 5,5 juta per bulan. Total anggaran asuransi DPR adalah Rp 37,2 miliar.

“Alokasi anggaran untuk kesehatan orang miskin tidak pernah dipikirkan. Pemerintah selalu menutup mata dan lepas tangan. Pemerintah sepertinya menganggap orang miskin sebagai orang asing yang membebani keuangan negara saja,” katanya.

Melihat belanja operasional Menkes, hati pasti tercabik-cabik. Operasional Menkes dalam setahun bisa mencapai Rp 19 miliar (diluar gaji). Dan setiap bulan, bisa membelanjakan Rp 1,5 miliar, atau Rp. 52 juta per hari. (Lihat tabel Uraian dan Opersional Anggaran Belanja Menkes).

Pengadaan barang dan jasa pada Kemenkes tidak merinci apa yang akan dibeli atau diadakan oleh perusahaan, tetapi hanya secara umum dijelaskan bahwa Kemenkes akan mengadakan laboratorium.

Uchok menambahkan, alokasi anggaran pengadaan barang dan jasa Rp 959,2 miliar di 10 lembaga berpotensi di-mark up. “Ini juga dibuktikan ketika penegak hukum banyak mem­bong­kar kasus-kasus korupsi di Kemenkes.”

Ditanya mengenai hal yang sama, Direktur LBH Kesehatan Iskandar Sitorus menyatakan, kenai­kan anggaran tidak berko­lerasi lurus dengan peningkatan pela­yanan publik mengenai ke­sehatan. Kenaikan APBN dan pe­nambahan APBN-P hanya untuk mem­percantik diri dan perluasan bangunan serta memperbanyak fasilitas. Selain itu, Kemenkes justru mempernbayak kun­jungan-kunjungan yang tidak perlu.

“Wajar jika tuduhan miring tentang pemanfaatan anggaran yang tidak halal. Alasannya, daya serapnya bukan kepada publik,” katanya kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.

Kemenkes tidak mau menukar program Jamkesmas dengan sis­tem jaminan layanan kese­hantan yang diamanatkan undang-un­dang. Padahal, menurut dia, kalau Kemenkes berani, setidaknya sera­pan angaran terhadap biro­krasi akan terjawab. “Yang men­jadi persoalan, birokrasi di bawah tidak mau diserap publik. Struktur di bawah Kemenkes ini yang perlu diperhatikan.”

Menurut dia, publik harus tahu, anggaran yang besar itu, penga­lo­kasiannya kemana? Jangan hanya DPR dan pemerintah saja yang tahu, publik hanya dinina­bobokan anggaran kesehatan yang naik.

Sekalipun penggodokan ang­ga­rannya ada di DPR, hanya be­sarannya saja. Sedangkan untuk satuannya mereka tidak tahu ke mana larinya.

“Untuk itu, men­­ja­di tanggung jawab BPK dan KPK untuk mengawasi anggaran dan mengauditnya,” katanya.

“Kerjanya Belum Beres”

Irgan Chairul Mahfiz, Wakil Ketua Komisi IX

Wakil Ketua Komisi IX Irgan Chairul Mahfiz, berpendapat, kine­rja Kementerian Kesehatan belum menunjukkan perfor­man­ce yang membanggakan. Undang-Undang Kesehatan No 36/2009 mengamanatkan ang­ga­ran kesehatan sebesar lima persen dari APBN. “Na­mun, fak­tanya yang terealisasi baru 2,5 persen lebih dikit,” katanya kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.

Sah-sah saja anggaran Kemenkes dinaikkan meng­ingat banyaknya masyarakat di ne­geri ini yang membutuhkan pe­layanan kesehatan dari pe­me­rintah. Namun, harus dibarengai kinerja yang bagus dari Ke­men­kes ter­hadap pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia .

Menurut dia, komitmen peningkatan sarana-prasana masih sangat jauh terutama di daerah-daerah perbatasan dan pedalaman. Tidak hanya itu, di daerah perkotaan pun pelayanan kesehatan pemerintah ini tidak optimal. Terbukti banyak yang me­milih berobat ke rumah swata, bahkan ke luar negeri. “Ini indikator yang meng­indi­kasikan ke tidak maksimalan kinerja.”

Persoalan lain adalah menyangkut daya serap. Kemenkes kurang bisa berkoordinasi dengan derah. “Tenaga medis seperti dokter, bidan perawat dan fasilitas kesehatan di daerah sering menjadi kendala yang tidak bisa dipecahkan,” katanya.

Mengingat banyaknya item dan besarnya anggaran, dia me­minta KPK dan BPK turun tangan mengaudit dana dan kinerja.

“Buat apa DPR per­juang­kan kenaikan anggaran kalau implematasinya tidak bagus,” katanya.

“Kami Butuh Dukungan”

Bambang Sulistomo, Staf Khusus Menteri Kesehatan

Staf Khusus Menteri Keseha­tan, Bambang Sulistomo, me­nyatakan, penambahan ang­ga­ran untuk Kementerian Kes­ehatan, terutama untuk men­cu­kupi penyiapan atas kebutuhan te­naga kesehatan di daerah pendalaman, terpencil, yang selama ini menjadi kendala.

Selain itu, peningkatan anggaran itu, untuk mening­katkan kualitas pelayanan dan dana operasional kesehatan di Pus­kesmas-Puskesmas.

“Kemenkes bersyukur atas peningkatan anggaran tersebut,” katanya kepada Rakyat Merdeka, lewat pesan singkatnya.

Untuk menjawab keraguan ber­bagai pihak, Kemenkes mem­buka diri dan meng­harapkan penga­wasan masya­rakat, agar semua program pela­yanan dan jaminan kesehatan kese­hatan masyarakat semakin baik. “Kita butuh dukungan semua pihak,” katanya.

TNI Tidak Pernah Berniat Perang Dengan Malaysia

Karo Humas Kemenhan, Brigjen I Wayan Midhio Memberikan Klarifikasi

Karo Humas Kemenhan, Brig­jen I Wayan Midhio menyata­kan, TNI tidak pernah berniat un­tuk berperang dengan pa­sukan Malaysia. TNI justru te­rus menjalin kerja sama dengan Malaysia.

Hal ini disampaikan I Wa­yan untuk meluruskan berita di halaman ini, edisi Kamis, 19 Agustus 2010 yang ber­judul “Prajurit Malaysia Selalu Over Acting”. Ter­utra­ma di paragraf pertama me­nge­nai pernyataan “Mereka terus saja over acting. Jadinya terjadi perselisihan dilapangan”.

I Wayan meluruskan, per­selisihan tersebut terjadi bukan karena prajurit Diraja Malaysia yang over acting. Tetapi dise­babkan karena kesalahpa­haman akibat belum dise­pakatiya batas-batas laut kedua negara.

Selanjunya, I Wayan juga meluruskan penjelasan pada paragraf ke-7 yang menyatakan “Tetapi jika Malaysia tidak mau membuat kesepakatan juga dengan pemerintah maka pada prinsipnya TNI AL sudah siap”.

Kata dia, paragraf itu seolah menggambarkan kalau TNI mau berperang. Padahal TNI tidak pernah berniat untuk berperang dengan pasukan Malaysia. TNI justru terus menjalin kerja sama dengan Malaysia. [RM]

sumber: http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=1759

Baca selengkapnya - Kemenkes Tambah Kaya Si Miskin Tetap Sengsara

Anggaran Kesehatan Belum Sesuai Amanat Undang-Undang

Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih. TEMPO/ Yosep Arkian

TEMPO Interaktif, Jakarta - Alokasi anggaran kementerian kesehatan yang dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2011 sebesar Rp 26,2 triliun, belum memenuhi amanat Undang Undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


"Sebetulnya anggaran masih kurang juga, tapi tentu saja kami akan diberi kenaikan anggaran secara bertahap," ujar Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih yang ditemui di kantornya, Jumat (20/8)
Pada pasal 171 ayat (1) UU Kesehatan berbunyi: “Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar 5 % (lima persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji”. Pada ayat (2) : “Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10 % (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji”.
Belanja negara dalam RAPBN 2011 sebesar Rp 1.202 triliun. Seharusnya alokasi biaya kesehatan sesuai UU Kesehatan adalah Rp 60,1 triliun (5 persen).
Endang mengakui bahwa untuk menambah anggaran, perlu pemanfaatan yang baik. "Kemarin itu, kami belum bagus tentang penilaian keuangannya, jadi kami juga harus benahi dulu. Mereka juga akan melihat kalau anggaran ditambah, tapi yang dulu aja tidak diserap, juga jadi pertanyaan," kata dia.
Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan tahun 2009 turun derajat karena mendapat opini Tidak Memberi Pendapat dari Badan Pemeriksa Keuangan. Padahal, tahun 2008 mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian. Endang berjanji akan memperbaiki kinerja sumber daya manusia di kementeriannya.
Untuk program tahun depan, Endang menyatakan akan menyamaratakan Bantuan Operasional Kesehatan untuk Puskesmas. "Sekarang kan sebagian ada yang dapat Rp 100 juta, ada yang Rp 18 juta, ada yang Rp 22 juta. 2011 kami upayakan dapat yang sama. Kalau bisa 100 juta per tahun," ujarnya.
Cakupan jaminan kesehatan masyarakat, kata Endang, tahun depan diupayakan mengikutkan 17 juta pekerja sektor informal. "Kami juga akan menambah kategori bagi penderita Thallasemia agar bisa mendapatkan jaminan," ujarnya.
dianing sari
Baca selengkapnya - Anggaran Kesehatan Belum Sesuai Amanat Undang-Undang

Pedagang di Karawang Jual Daging Tiren



Liputan6.com, Karawang: Petugas gabungan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menggelar razia di sejumlah pasar, Jumat (20/8). Hasilnya, petugas menemukan beberapa pedagang yang diduga menjual ayam tiren atau mati kemarin. Selain itu petugas juga menemukan makanan yang telah kedaluwarsa. Meski begitu petugas tidak menyita makanan itu.

Petugas gabungan di Sleman, Yogyakarta, juga menggelar razia daging kedaluwarsa maupun barang yang sudah tidak boleh dikonsumsi di Pasar Tempel. Di pasar itu, petugas menemukan dan menyita daging ayam yang diduga tiren serta puluhan produk makanan kedaluwarsa.

Sementara itu, ikan asin yang mengandung formalin ditemukan petugas ketika menggelar sidak di Pasar Induk Rau, Kota Serang, Banten. Formalin juga ditemukan pada cumi-cumi asin. Sidak sengaja dilengkapi laboratorium mini yang ditempatkan di sebuah mobil keliling milik Balai POM. Sidak dilakukan menyusul banyaknya keluhan warga soal daging ayam tiren.

Di Tegal, Jawa Tengah, sidak yang dilakukan petugas Dinas Kesehatan setempat menemukan daging ayam dengan kadar air tinggi serta daging sapi impor Australia tanpa dilengkapi surat keterangan kesehatan daging. Daging berkadar air tinggi diduga telah direndam atau dicuci terlebih dahulu agar bobot daging lebih berat sehingga menguntungkan jika dijual. Sebagian daging kemudian diambil petugas/ untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.

Di Magelang, Jateng, petugas Dinas Perternakan dan Perikanan memeriksa daging yang dibawa penjual di tepi jalan sebelum diperdagangkan. Dalam razia itu petugas menemukan daging gelonggongan. Namun daging asal Boyolali tersebut tidak disita karena akan dijual ke luar daerah Magelang. Aparat akan menyita jika daging akan dijual di Magelang.(IAN)

sumber:
http://berita.liputan6.com/daerah/201008/292350/Pedagang.di.Karawang.Jual.Daging.Tiren
Baca selengkapnya - Pedagang di Karawang Jual Daging Tiren

Stakeholder Penempatan Inginkan LTSP Di Sumsel

Aribowo Suprayogi
Wakil Gubernur Sumsel Eddy Yusuf.


Liputan6.com, Palembang: Kalangan penempatan TKI Sumsel mengharapkan adanya sinergi antara instansi pemerintah. Belum sinkronnya koordinasi, semisal pemeriksaan kesehatan TKI dan pemeriksaan kepolisian sering menganggu penempatan TKI. "Kami mengharapkan adanya Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP)," ujar Ketua Perhimpulan PPTKIS Sumsel Gandirius di sela-sela diskusi dengan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh. Jumhur Hidayat di Hotel Bumi Asih Palembang, Sumatra Selatan, Jum’at (20/8).

Menurut Gandi, LTSP Sumsel diperlukan agar layanan penempatan utamanya dalam hal pengurusan dokumen dan keabsahan keberangkatan TKI. "Hingga kini pengiriman TKI kami sering terganggu," tegas Gandi

Menjawab harapan LTSP, Jumhur mengatakan, keberadaan LTSP memang terbukti menguntungkan stakeholder penempatan TKI. Di NTB, semua layanan TKI mulai dari pajak, asuransi, kesehatan dan lainnya mampu dilakukan lebih cepat, muran, dan aman. Selain di NTB, di Sumatra Utara, pemdanya juga sudah mengeluarkan Surat Keputusan persetujuan pendirian LTSP di wilayahnya.

Sementara menjawab pertanyaan Masnayu dari PT Kurnia Bina Rizki, Kasubdit Pelayanan Kesehatan TKI Elia Rosalina Afif mengatakan, di Palembang sejak 2005 sudah ada dua sarana kesehatan, yaitu RSUP Moh Husin dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK).

Ditambahkan Elin, sapaan akrab Elia Rosalina, Pemerintah Malaysia memang menetapkan setiap Sarkes harus memiliki notice pelantikan yang dikeluarkan oleh Kedubes Malaysia di Jakarta.

"Dari dua Sarkes itu, hanya Sarkes BBLK yang sudah confirm akan dikeluarkan notice pelantikannya, Selasa pekan depan," terang Elin, seraya menyebutkan soal tarif pemeriksaan kesehatan itu ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, antara Rp 250 ribu hingga Rp 400 ribu.(ARI)
Baca selengkapnya - Stakeholder Penempatan Inginkan LTSP Di Sumsel

Gawat !!! Wabah Kolera Kembali Muncul di Dunia

GENEVA, KOMPAS.com - Kolera kembali muncul di beberapa bagian dunia. Seorang ahli Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Kamis (19/8), mengatakan, wabah kini sedang terjadi di Nigeria dan Kamerun. Koordinator kelompok WHO mengenai kolera, Claire-Lise Chaignat, mengatakan, tercatat 2.849 kasus kolera di Kamerun, termasuk 222 orang yang tewas sejak Mei.

WHO juga mencatat 837 kasus kolera di Nigeria utara sejak pertengahan Juni, termasuk 30 korban tewas. ”Angka kematian akibat kolera di negara-negara itu antara lain 3,6 persen dari total infeksi di Nigeria dan 7,8 persen di Kamerun. Angka ini terlalu tinggi dibandingkan dengan ambang 1,0 persen yang lazim,” tambahnya.

Menteri Kesehatan Nigeria Onyebuchi Chukwu, Kamis, juga mengumumkan jumlah korban yang jauh lebih tinggi. Dia mengatakan, korban tewas telah meningkat menjadi 231 orang dari total 4.600 orang yang terinfeksi.
(Getty Images/Justine Gerardy)
Dua pria Zimbabwe beristirahat di sebuah tenda rehidrasi kolera rumah sakit Musina, perbatasan Zimbabwe-Afrika Selatan, 11 Desember 2008
Baca selengkapnya - Gawat !!! Wabah Kolera Kembali Muncul di Dunia

Dishub DKI Siapkan Tenda dan Posko Kesehatan

JAKARTA - Untuk memberi kenyamanan para pemudik lebaran mendatang, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menyiapkan fasilitas peristirahatan seperti tenda untuk berteduh, lengkap dengan toiletnya, serta posko kesehatan. Semuanya bisa ditemui di 15 terminal mudik, empat terminal utama, serta 11 terminal bantuan.

Kabid Pengendalian Operasional Dishub DKI Jakarta, Hulman Sitorus menerangkan, seluruh fasilitas itu dapat dinikmati pemudik pada H-7 hingga H+7 lebaran, di 11 terminal bantuan. Ke-11 terminal bantuan tersebut yaitu di Tanjung Priok, Rawamangun, Grogol, Pinangranti, Muara Angke, Pasar Minggu, Rawabuaya, Tanah Merdeka, Safari Darma Rata, di daerah Mampang yaitu Jl Kapten Tendean, serta lokasi Damri Kemayoran.

"Sedangkan di empat terminal utama, fasilitas tersebut memang sudah ada di terminal itu sebelumnya," ujarnya.

Keempat terminal utama tersebut yaitu Terminal Pulo Gadung, Kali Deres, Kampung Rambutan dan Lebakbulus. Sementara, selain fasilitas peristirahatan, ungkap Hulman lagi, ke-15 terminal tersebut juga dilengkapi dengan posko kesehatan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Dishub juga menyebut akan menyiapkan 6.114 bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) sebagai Angkutan Lebaran 2010, yang (keberadaannya) tersebar di 15 terminal bus mudik. Dengan rincian, bus reguler AKAP 2.435 unit dan 3.157 unit AKAP non-DKI, bus bantuan 280 unit, serta bus cadangan sebanyak 242 unit dari tujuh perusahaan otobus.

Ribuan armada ini akan mengangkut jumlah pemudik yang diprediksikan mencapai 2,3 juta jiwa. Jumlah ini disebutkan meningkat dibandingkan tahun lalu, yang tercatat hanya sebanyak 2,2 juta jiwa. (pes)

sumber: http://www.jpnn.com/read/2010/08/20/70561/Dishub-DKI-Siapkan-Tenda-dan-Posko-Kesehatan
Baca selengkapnya - Dishub DKI Siapkan Tenda dan Posko Kesehatan

Dana Kesehatan Gakin Ditambah Rp 750 Juta

BANGKALAN – Dana Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesda) di Bangkalan yang dianggarkan senilai Rp 750 juta hanya cukup sampai September 2010. Karena itu, DPRD setempat mengajukan dana tambahan Rp 750 juta lagi melalui Perubahan Anggaran Keuangan (APBD Perubahan) 2010. Dana itu untuk menutup kebutuhan tiga bulan berikutnya hingga Desember 2010.

’’Dari hitungan kami, tiap bulan diperkirakan ada dana Rp 250 juta yang diperlukan untuk masyarakat miskin di RSD Bangkalan. Sehingga kalau yang ada sekarang Rp 750 juta, berarti kurang Rp 750 juta. Kami akan memperjuangkan dalam PAK (Perubahan Anggaran Keuangan) yang kini di bahas di komisi- komisi,’’ ujar Ismail Hasan, wakil ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Jumat (20/8).

Dihubungi terpisah, Ketua Komisi D Mukaffi Kholil menyatakan akan memberi prioritas kebutuhan dana untuk bidang kesehatan bagi masyarakat miskin. ’’Kalau memang anggarannya kurang, kami akan mengakomodasi keperluan bagi masyarakat kurang mampu ini,’’ ungkapnya.

Direktur RSD Bangkalan, drg Yusro, membenarkan kemungkinan pihaknya bakal mendapatkan alokasi dana Rp 750 juta dalam PAK mendatang untuk pelayanan kesehatan masyarakat miskin. ’’Kalau untuk kepentingan pelayanan kesehatan masyarakat miskin, saya yakin Pemkab Bangkalan akan memberi prioritas,’’ ujarnya. kas

sumber: http://www.surabayapost.co.id/

Baca selengkapnya - Dana Kesehatan Gakin Ditambah Rp 750 Juta

Menkes Dan 17 Ormas Tandatangani MOU Kesehatan

JAKARTA ( Berita ) : Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dan 17 organisasi masyarakat menandatangani nota kesepakatan (MoU) sebagai bentuk komitmen bersama terkait pembangunan kesehatan.

Penandatanganan MoU dengan organisasi masyarakat yang terdiri dari organisasi agama, organisasi wanita, dan kwartir Nasional Gerakan Pramuka itu dilakukan di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat.

Organisasi tersebut antara lain PB Nahdatul Ulama, PP Fatayat NU, PP Muslimat NU, PP Muhammadiyah, PP Aisiyah, PP Al Hidayah, Persatuan Islam (Persis), Pemudi Persis, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki).

Selain itu, Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Persekutuan Pelayanan Kesehatan Kristen di Indonesia (Pelkesi), Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Dharma Wanita Persatuan, Persatuan Wanita Nasional (Perwanas), serta Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Menurut Menkes tujuan penandatanganan nota kesepakatan adalah untuk meningkatkan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.

Promosi kesehatan diantaranya meliputi bidang Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Sadar Gizi, Kesehatan Reproduksi, Kesehatan Usia Lanjut, Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular, Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di berbagai tatanan, Pembinaan Desa Siaga, Pembinaan Daerah Bermasalah Kesehatan serta Pembinaan Promosi Kesehatan di RS.

“Kerja sama ini merupakan inisiasi kemitraan dengan berbagai kelompok potensial untuk membangun komitmen dan kerja sama aktif dalam pembangunan kesehatan dalam mencapai visi dan misi Kementerian Kesehatan serta tujuan Millenium Development Goals (MDGs),” katanya.

Endang menambahkan, kerja sama ini juga didasarkan pada kewajiban setiap orang untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang lain.

“Masyarakat diharapkan aktif, baik secara perseorangan maupun terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan,” katanya. (ant)

sumber : http://beritasore.com/2010/08/20/menkes-dan-17-ormas-tandatangani-mou-kesehatan/
Baca selengkapnya - Menkes Dan 17 Ormas Tandatangani MOU Kesehatan

Menkes Tandatangani MOU Kesehatan

JAKARTA, (PRLM).- Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih menandatangani Nota Kesepakatan (MOU) dengan 17 organisasi masyarakat sebagai bentuk komitmen bersama terkait dengan pembangunan kesehatan, meningkatkan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian hidup bersih dan sehat.

Penandatanganan MOU dengan organisasi masyarakat yang terdiri dari organisasi keagamaan, organisasi wanita, dan Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka itu berlangsung di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (20/8).

"Kerja sama ini merupakan inisiasi kemitraan dengan berbagai kelompok potensial untuk membangun komitmen dan kerjasama aktif dalam pembangunan kesehatan dalam mencapai visi dan misi Kementerian Kesehatan serta tujuan Millenium Development Goals (MDGs)," katanya.

Dijelaskan, upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat di antaranya mencakup bidang kesehatan ibu dan anak, keluarga sadar gizi, kesehatan reproduksi, kesehatan usia lanjut, pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular, pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di berbagai tatanan, dan pembinaan desa siaga.

Menurut Menkes, kemitraan dalam pembangunan kesehatan telah diatur dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yaitu setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.

Selain itu, setiap orang berkewajiban untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang lain yang menjadi tanggung jawabnya.

“Masyarakat diharapkan aktif, baik secara perseorangan maupun terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan,” katanya. (A-94/A-26).***

sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/120405

Baca selengkapnya - Menkes Tandatangani MOU Kesehatan

RSHS Larang Kerja Sama dengan ”Susu Formula”

RSHS Larang Kerja Sama dengan ”Susu Formula”
PASTEUR,(GM)-
Seluruh dokter anak, kebidanan, dan kandungan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) dilarang melakukan kerja sama dengan produsen susu formula dalam menyelenggarakan kegiatan. Hal ini sebagai upaya untuk membantu menegakkan komitmen pemerintah dalam menggalakkan penggunaan air susu ibu (ASI).

Demikian disampaikan Dirut RSHS, dr. Rizal Chaidir kepada wartawan dalam acara buka puasa bersama dengan wartawan dan jajaran direksi RSHS di ruang sidang RSHS, Jln. Pasteur, Senin (16/8) malam. Menurut Rizal, meski secara resmi edaran pelarangan tersebut belum diterima, namun pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi.

Apalagi, tambahnya, pelarangan tersebut merupakan instruksi dari Kementerian Kesehatan supaya tidak ada kerancuan dalam penggalaan ASI eksklusif bagi bayi 6 bulan.

"Di satu sisi pemerintah menggalakkan dan mendorong para ibu untuk memberikan ASI eksklusif hingga enam bulan. Namun di sisi lain, yang berada di belakangnya (sponsornya) adalah produsen susu bayi. Jika ini dibiarkan, maka masyarakat akan bingung, mana yang harus dituruti, ASI atau susu formula," ungkapnya.

Rizal mengatakan, tidak semua pihak yang ada di lingkungan RSHS bersinggungan dengan produsen susu bayi tersebut. Hanya beberapa kalangan saja, yaitu dokter anak/spesialis, kebidanan, dan kandungan.

"Dengan adanya instruksi dari Menteri Kesehatan, saya dengan sangat meminta kepada para dokter anak, kebidanan, dan kandungan untuk tidak lagi meminta kerja sama atau disponsori susu formula tersebut. Dan kepada mereka yang dimaksud, dapat menerimanya dengan secara arif dan bijaksana," ujarnya.

Kebijakan untuk tidak boleh melibatkan produsen susu bayi formula sebagai sponsor, lanjutnya, hanya dilakukan di lingkungan internal RSHS. "Lain halnya jika dilakukan di luar RSHS, kami tidak dapat berbuat apa-apa. Hal itu berarti ada di wilayah ikatan profesi para dokter tersebut atau Dinas Kesehatan yang lebih berwenang," katanya.

Sudah disosialisasikan

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Dr. Gunadi S. Bhinekas, M.Kes. kepada "GM", Selasa (17/8), mengatakan, instruksi tersebut sudah jauh hari telah disosialisasikan baik kepada pribadi dokter anak/kebidana dan bahkan hingga institus/ikatan profesinya. Secara teknis, selain pelarangan kegiatan yang disponsori olen susu formula bayi, sejumlah tempat praktik juga dilarang ditempeli/membagikan leaflet mengenai hal-hal yang berhubungan dengan susu tersebut.

Tetapi, diakui Gunadi, dalam praktiknya ada saja yang memang masih menggunakan hal-hal yang dilarang tersebut. Mengenai sanksi, Gunadi mengatakan, hal itu dikembalikan kepada para dokter anak/bidan itu sendiri.

"Program ASI eksklusif kan merupakan program kami di kesehatan. Jika dilanggar, dikembalikan pada sanksi moral sajalah. Karena mereka ini (dokter anak/bidan) lebih mengerti dengan kemampuan ilmunya. Jadi ini dikembalikan pada kesadaran diri sendiri saja," tambahnya. (B.107)**

Sumber:
http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php?wartakode=20100818034156&idkolom=tatarbandung
Baca selengkapnya - RSHS Larang Kerja Sama dengan ”Susu Formula”

Acara Wisuda STIKes Nauli Husada Sibolga dan Akbid Budi Mulia Medan

Kapusdiknakes Kemenkes RI Dr Asjikin Iman H Dahclan MHA di Acara Wisuda STIKes Nauli Husada Sibolga dan Akbid Budi Mulia Medan, Daerah Tertinggal di Indonesia Butuh 7.000 Dokter Spesialis dan 49.000 Perawat Mahir

Ketua STIkes Nauli Husada Sibolga Dra Meiyati Simatupang SST MKes bersama para civitas akademika saat melantik wisudawan D-III Keperawatan/D-III Kebidanan STIKes Nauli Husada Sibolga dan AKbid Budi Mulia Medan, Senin (16/8) pada acara Wisuda Ahli Madya Stikes Nauli Husada Sibolga dan Akbid Budi Mulia Medan di Aula Hotel Bumi Asih Pandan di Pandan (foto SIB/Marlon Pasaribu)

• Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan/D-III Kebidanan STIKes Nauli Husada Sibolga yang Diwisuda 143 Orang, Akbid Budi Mulia Medan 28 Orang

Sibolga (SIB)
Kapusdiknakes Badan PPSMDK Kemenkes RI Dr Asjikin Iman H Dahclan MHA menjelaskan, Kab/Kota se- Indonesia yang masih tergolong daerah tertinggal dan terpencil saat ini membutuhkan sebanyak 7.000 tenaga dokter spesialis ditambah 49.000 tenaga perawat mahir dan ditargetkan TA 2012 mendatang kebutuhan tersebut sudah didistribusikan secara merata di masing-masing daerah.
“Kita akui saat ini masih banyak daerah yang belum memiliki tenaga dokter spesialis dan sesuai data yang ada kebutuhan di daerah-daerah tersebut mencapai 7.000 tenaga dokter spesialis,” jelas dia menjawab wartawan usai mengikuti acara wisuda Ahli Madya D3 Keperawatan, Ahli Madya Kebidanan STIKes Nauli Husada Sibolga dan Ahli Madya Kebidanan Akbid Budi Mulia Medan Yayasan Pendidikan Winda Nauli, Senin (16/8) di Aula Hotel Bumi Asih Pandan di Jalan Raya Sidempuan Pandan Kab Tapteng.
Keberadaan dokter spesialis masih terkonsentrasi di kota-kota besar namun terkesan jarang dokter spesialis yang mau ke daerah dan salah satu kendala ialah penegakan HAM dimana Kementrian saat ini tidak bisa “memaksa”.
“Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hal di atas dengan menggalakkan program mitra spesialis yakni tenaga perawat mahir yang tetap mendapat dampingan dokter spesialis,” kata dia seraya menambahkan posisi perawat saat ini bukan lagi “pembantu” dokter melainkan mitra dokter dalam melaksanakan tugas.
Sebelumnya, Asjikin dalam sambutan tertulisnya menambahkan Kemenkes RI saat ini telah menetapkan kebijakan untuk mengasramakan peserta didik ditambah pilihan pengembangan kegiatan pramuka sebagai kegiatan ekstra kurikuler.
“Kebijakan tersebut diambil dalam rangka menambah wawasan peserta didik terkait kepemimpinan, komunikasi, toleransi dan disiplin,” katanya seraya mengatakan, seorang tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya akan selalu berhadapan dengan manusia sehingga dibutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi didukung etika bagaimana memberikan pelayanan yang baik dan benar kepada klien.
Kepada para wisudawan diingatkan untuk memaknai pelantikan dan angkat sumpah dengan lebih mendalam dan bertanggungjawab. Apabila wisuda diartikan telah selesai proses pendidikan dengan perolehan keilmuan dan keterampilan maka pelantikan dan angkat sumpah lebih pada makna sudah memiliki kewenangan untuk melaksanakan apa yang sudah diperoleh melalui pendidikan. Jagalah tanggungjawab yang sudah diberikan tersebut.
Ketua Yayasan Pendidikan Winda Nauli Ir HB Gultom MMA dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Ketua STIKes Nauli Husada Sibolga Dra Meiyati Simatupang SST MKes menjelaskan, Akbid/ Akper Nauli Husada Sibolga telah berubah bentuk dari Akademi menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Nauli Husada Sibolga dengan izin Mendiknas No. 107/D/O/2009 tanggal 21 Juli 2009 meliputi program studi S-1 Kesehatan Masyarakat, D-III Kebidanan dan D-III Keperawatan.
Wisuda yang dilaksanakan meliputi 143 wisudawan/ i D-III Keperawatan/D-III Kebidanan STIKes Nauli Husada Sibolga dan 28 wisuda Akbid Budi Mulia Medan.
“Wisudawan yang telah lulus menjadi perawat dan bidan diingatkan ilmu di bidang kesehatan manusia akan selalu berkembang sesuai tatanan kehidupan oleh karena itu tetaplah belajar dan jangan cepat berpuas diri,” katanya seraya menambahkan tugas yang diemban bukanlah hal yang ringan akan tetapi memerlukan suatu kecakapan, kecerdasan, kesabaran dan keterampilan yang harus dilaksanakan secara professional.
Turut memberikan kata sambutan perwakilan Koordinator Kopertis Wilayah I, Walikota Sibolga diwakili Kadis Pendidikan Kota Sibolga Drs Rustam Manalu MPd dan Kadis Kesehatan Pempropsu diwakili Kasi Pendidikan Hanif SPd SKP MPd.
Wisuda diawali barisan prosesi, upacara nasional dilanjutkan pembukaan sidang terbuka senat STIkes Nauli Husada Sibolga dan Akbid Budi Mulia Medan, laporan pendidikan dan pengumuman kelulusan, pengambilan sumpah sekaligus penandatanganan naskah, pelantikan lulusan dan pemberian penghargaan kepada lulusan terbaik.
Hadir pada kesempatan tersebut Ketua Aptisi, Dirut RSU Dr FL Tobing Sibolga Drg Tunggul Sitanggang, Ketua Yayasan Sembiring Drs Yohannes Sembiring dan rombongan, Ketua IBI Kota Sibolga, Ketua PPNI Kota Sibolga, rohaniawan, orangtua wisudawan, dosen dan staff Prodi D3 Kebidanan dan D3 Keperawatan. (T3/s)

Sumber: http://hariansib.com/?p=136651
Baca selengkapnya - Acara Wisuda STIKes Nauli Husada Sibolga dan Akbid Budi Mulia Medan

Stikes Yapika Buka Kelas Rumah Sakit

Makassar, Tribun - Sebanyak 350 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Yapika Makassar melakukan praktik belajar lapangan (PBL) selama satu bulan di rumah sakit. Mereka adalah mahasiswa program studi kesehatan masyarakat, keperawatan, dan kebidanan.

Ratusan mahasiswa tersebut baru saja menyelasikan program PBL sambil memanfaatkan masa libur semester dengan kegiatan praktik di rumah sakit.
Ketua Stikes Yapika, St Hadidjah, mengatakan, untuk prodi kesahatan masyarakat mereka praktik di Kelurahan Parangbanua, Gowa. Sedangkan mahasiswa keperawatan dan kebidanan mereka praktik di beberapa rumah sakit mitra Stikes Yapika.
"Mereka baru saja menyelesaikan program PBL tersebut. Untuk prodi kesehatan masyarakat dan keperawatan mereka praktik selama satu bulan. Sedangkan kebidanan selama dua bulan. Bagi yang praktik di Rumah Sakit mereka praktik klinik keperawatan dan patologi," ujar Hadidjah kepada Tribun di kampus Stikes Yapika, Sultan Alauddin No 98, Makassar, Jumat (20/8).
Hadidjah mengatakan, mahasiswa yang kuliah di kampus yang dipimpinnya tersebut memang dipersiapkan menjadi perawat atau bidan yang berpengalaman sehingga waktu praktiknya lebih banyak.
"Setiap semester mereka melakukan praktik di rumah sakit selama satu hingga dua bulan. Sehingga mereka lebih terampil. Bahkan, untuk menjadi perawat atau bidan dengan kualitas lulusan yang bisa bersaing dengan tenaga keperawatan dan kebidanan lulusan universitas lain," katanya.
Itu karena mahasiswa dituntut belajar dan memanfaatkan waktu liburan panjang untuk praktik di rumah sakit.
"Sekarang ini, sesuai peraturan pemerintah, manajemen rumah sakit mewajbkan para perawatnya minimal bergelar sarjana. Jadi para perawat atau ners (nurse) yang masih menyandang status ahli madya harus lanjut kuliah," kata Hadidjah.
Karena kebutuhan tersebut, Stikes Yapika menyediakan kelas khusus. Sebab para perawat tersebut rata-rata harus bekerja terlebih dahulu di rumah sakit.
"Banyak mahasiswa kelas ners (nurse) B ini orang-orang tua. Bahkan ada yang sudah mau pensiun. Tapi karena aturan, maka mereka tetap harus kuliah untuk mendapatkan gelar sarjana," lanjutnya. Stikes Yapika pun sampai harus membuka kelas RS Ibnu Sina atau kelas RS Labuang Baji.
Tak hanya memanfaatkan waktu libur, mahasiswa juga sudah didorong untuk praktik sejak tahun pertama atau masuk semester kedua. Hal tersebut juga didukung dengan kurikulum yang sejalan, yakni sejak semester dua sudah banyak muatan mata kuliah praktik.
"Kurikulum kita juga sangat mendukung bagi mahasiswa untuk mengenal praktik sejak awal. Sebab di sini, mahasiswa dituntut lebih menjadi praktisi atau tenaga siap pakai," kata Hadidjah.
Saat ini, Stikes juga telah bekerja sama dengan beberapa rumah sakit di Makassar dan Gowa. Seperti RS Haji, RS Labuang Baji, RS Ibnu Sina, RS Faisal, RS Dadi, RSUD Syekh Yusuf, dan RSUD Salewangang Maros.
Tak hanya dengan rumah sakit, khusus untuk program studi kesehatan masyarakat, analis kesehatan, dan analis kimia, Hadidjah menyebutkan, pihaknya bekerja sama dengan Laboratorium Kesehatan Sulsel, PT Kimia Farma, Balai Besar POM, dan perusahaan lainnya.(ana)

Pendaftaran maba hingga 17 September
STIKES Yapika saat ini masih membuka pendaftaran mahasiswa baru. Pendaftaran mahasiswa baru di kampus yang belokasi di Jl Sultan Alauddin ini masih dibuka hingga 17 September mendatang.
"Saat ini sudah ada ratusan calon mahasiswa baru yang mendaftar. Kami masih membuka pendaftaran hingga 17 September," ujar Ketua Stikes Yapika, St Hadidjah.
Untuk program S1 Keperawatan Stikes Yapika juga membuka untuk kelas Ners B atau untuk mahasiswa lanjutan dari program diploma tiga (D3). Program ini dibuka untuk para perawat rumah sakit yang ingin meraih gelar sarjana keperawatan.(ana)

sumber:
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/124112/Stikes-Yapika-Buka-Kelas-Rumah-Sakit
Baca selengkapnya - Stikes Yapika Buka Kelas Rumah Sakit

"Pemerintah Gratiskan Biaya Persalinan"

TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan pemerintah akan menanggung biaya persalinan masyarakat mulai 2011. Hal itu dilakukan guna mengurangi angka kematian ibu dan anak saat melahirkan. Namun, "(Persalinan lewat) dukun tidak kami tanggung," kata Endang di Jakarta, Jumat (20/8/2010).


Menurut Endang, pemerintah menyiapkan anggaran Rp 1,45 triliun untuk kepentingan tersebut. Warga negara yang berhak menikmati fasilitas itu adalah warga yang tidak mampu.

Adapun persalinan yang dibiayai meliputi persalinan normal, caesar, maupun yang mengalami komplikasi ketika melahirkan. Tempat persalinan yang ditanggung adalah di bidan, poliklinik desa, hingga kamar kelas III di rumah sakit umum

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia Dr Prijo Sidipratomo, SpRad(K), menyambut baik kebijakan ini. Menurut dia, hal itu bisa menekan kecelakaan akibat keterlambatan penanganan persalinan. "Kalau gratis kan masyarakat tak perlu takut lagi untuk langsung mendatangi ahli medis," kata dia.

Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi saat persalinan, menurut Prijo, adalah keterlambatan penanganan. Namun, Prijo mengingatkan, pembebasan biaya persalinan saja belum cukup untuk menurunkan angka kematian. "Penanganan pra-persalinan juga harus diperhatikan."

Prijo berpendapat, pemerintah juga harus memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil. Ia mencontohkan anemia, yang terjadi akibat kurangnya asupan gizi, bisa menyebabkan perdarahan, yang menjadi salah satu faktor kematian.

Langkah lain, kata Prijo, pemerintah juga harus mengatur kembali penugasan dokter dalam menangani persalinan. Pasalnya, selama ini persalinan hanya dilimpahkan kepada bidan dan ahli kebidanan (spesialis obstetri ginekologi).

Dia mengusulkan agar dokter umum juga diberdayakan untuk menangani persalinan. Apalagi saat ini rasio dokter dibanding masyarakat di Indonesia sudah mendekati ideal, yakni 1 : 3.000. Idealnya satu dokter untuk 2.500 orang.

Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia, menurut data yang dikeluarkan secara serentak oleh Komisi Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Asia-Pasifik (UNESCAP), Program Pembangunan PBB (UNDP), UNFPA, dan WHO, pada 2009 mengalami kenaikan dari 307 (tahun sebelumnya) menjadi 420 per 100 ribu penduduk.

Sementara itu, data Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional 2009 menunjukkan angka kematian di Indonesia menurun dari 307 pada 2002-2003 menjadi 228 per 100 ribu penduduk. Target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) pada 2015, angka kematian ibu harus menjadi 102 per 100 ribu penduduk.

Menteri kesehatan mengimbau, meski digratiskan, sebaiknya masyarakat tetap merencanakan kehamilan. "Jangan mentang-mentang persalinan ditanggung pemerintah lalu punya anak banyak," kata dia. Sebab, mereka yang memiliki anak hingga lima atau enam anak tetap menyimpan risiko bersalin tinggi. "Tapi juga tidak boleh ada lagi bayi yang ditahan tempat layanan kesehatan karena alasan biaya."

DIANING SARI | PINGIT ARIA

Sumber: Koran Tempo, 21 Agustus 2010

Baca selengkapnya - "Pemerintah Gratiskan Biaya Persalinan"

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN ANAK

KONSEP DASAR DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK

PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK
KESEHATAN ANAK • Kesehatan merupakan fenomena kompleks ( WHO ) • Indikator :
– Mortalitas – Morbiditas

• PENTING
– Kel. usia risti terhadap gangguan/penyakit tertentu – Kemajuan pengobatan dan pencegahan – Bidang khusus konseling kesehatan

BEBERAPA FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN KESEHATAN ANAK
• Masalah-masalah kesehatan
• • • • • • Penyakit infeksi Undernutrition Kecelakaan dan keracunan Penyakit menahun Penyakit yang memerlukan tindakan operasi Masalah yang sering terjadi pada setiap tingkat perkembangan

• Perkembangan IPTEK Kesehatan

ANGKA MORTALITAS DAN MORBIDITAS
• 11 juta balita dunia meninggal/tahun karena infeksi • 54% berkaitan dengan kurang gizi ( WHO, 2002) • AKB : 35/000 KH • Angka kurang gizi (Depkes, 2004)
– – – – 1989 ; 37,% 2000 : 24,7% 2001 : 26,1% 2002 : 27,3% 2003 : 27,5% BBLR : 350.000 bayi / tahun

• Proporsi Penyakit penyebab kematian bayi hasil :
– – – – – – Penyakit system pernafasan Gangguan perinatal Diare Penyakit sistem syaraf Tetanus Infeksi dan parasit lain 29,5 % 29,3 % 13,9 % 5,5 % 3,68% 3,5 %

FILOSOFI KEPERAWATAN ANAK
• KEPERAWATAN ANAK
– konsisten dengan pengertian keperawatan

• TUJUAN DAN MANFAAT
– Pencapaian derajat kesehatan yang tinggi bagi anak sebagai satu bagian dari sistem pelayanan kesehatan di keluarga. – Meningkatkan kepuasaan anak dan keluarga – Mengurangi fragmentasi pemberian asuhan

KUNCI FILOSOFI KEPERAWATAN ANAK….1)
FAMILY CENTERED CARE • Keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan dan individu mendukung, menghargai dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam memberikan asuhan terhadap anak (Johson, 1989). • Konsep dasar Family Center Care
– Enabling: melibatkan keluarga – Empowering : pengambil keputusan

ATRAUMATIC CARE • Tujuan utama : “DO NO HARM” yaitu :
– Mencegah/mengurangi anak berpisah dari orang tua – Perlindungan – Mencegah/mengurangi trauma fisik dan nyeri

KUNCI FILOSOFI KEPERAWATAN ANAK….2)
PRIMARY NURSING • Mendukung pelaksanaan askep anak • Menjadikan asuhan yang konsisten dan berfokus pada keluarga sebagai komponen integral pada perencanaan dan pelaksanaan. CASE MANAGEMENT • Sistem pemberian asuhan yang seimbang antara biaya dan kualitas.

MODEL KONSEPTUAL / PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK…1)
Lingkungan

Anak Keluarga

Keperawatan

Kesehatan

MODEL KONSEPTUAL / PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK…2)
ANAK • • • • • Masa anak-anak : Bayi – Remaja Makhluk bio-psiko-sosio-kultural-spiritual Masing-masing anak : Unik Bukan miniatur dewasa Memiliki kebutuhan khusus sesuai dengan tahap perkembangan

HAK-HAK ANAK ( DEKLARASI PBB)
• Bebas dari diskriminasi • Berkembang secara fisik dan mental • Mempunyai nama dan bangsa • Mendapat gizi, rumah, rekreasi dan yankes yang cukup • Mendapat perawatan khusus jika mengalami cacat • Menerima cinta, pengertian dan keamanan • Menerima pendidikan dan mengembangkan kemampuannya • Yang pertama mendapat pertolongan ketika ada bencana • Dilindungi dari pengabaian, kekejaman dan eksploitasi • Dididik dalam semangat persahabatan di tengah masyarakat.

MODEL KONSEPTUAL / PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK…3)
KELUARGA • Family/keluarga sebagai sistem • Orang tua bertanggung jawab terhadap anak • Keluarga memiliki tipe yang berbeda,sehingga pola asuh beda • Anak adalah bagian dari keluarga LINGKUNGAN • Adalah semua kondisi yang berada di sekitar anak dan keluarga yang selalu berinteraksi dan akan mempengaruhi system tersebut.

MODEL KONSEPTUAL / PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK
KESEHATAN • Merupakan kondisi yang utuh dan dinamis dari individu baik fisik, mental, sosial, spiritual sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan secara baik KEPERAWATAN • Merupakan bagian integral dari system kesehatan yang bertujuan memberikan bantuan keperawatan kepada pasien menggunakan metode proses keperawatan. • Proses Keperawatan
– – – – Proses berfikir ilmiah Kerangka kerja praktek Identifikasi dan menyelesaikan suatu masalah Tahap : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi

STANDAR KEPERAWATAN ANAK..1)
• Membantu anak & klg mencapai & mempertahankan tingkat kesehatan yg optimal • Membantu klg mencapai & mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan pertumbuhan personal anggota klg & fungsi optimal dari klg

• Melakukan intervensi pada anak & klg yg mempunyai resiko terserang penyakit • Meningkatkan kondisi lingkungan agar terbebas dari bahaya sehingga dapat tumbuh & berkembang secara optimal

STANDAR KEPERAWATAN ANAK…2)

• Menanggulangi perubahan status kesehatan & terjadinya pergeseran perkembangan yg optimal • Memberikan intervensi & terapi yg sesuai utk tetap mampu melangsungkan hidup & sembuh dari penyakit
• Membantu klien & keluarga memahami, mengatasi situasi traumatik selama sakit.

PRINSIP PERAWATAN ANAK
• Perawat tidak boleh mengabaikan ketrampilan & pengetahuan orang tua anak • Perawat tidak boleh mengabaikan kepercayaan anak • Perawat harus selalu memperhatikan keadaan kesehatan mental, spiritual dan fisiknya sendiri • Perawat juga tidak boleh mengabaikan kemampuannya sendiri untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik

PERAN KELUARGA DALAM KEPERAWATAN ANAK
• KELUARGA:
– Suatu sistem terbuka : – terdapat sub / komponen, memiliki tujuan/fungsi, interrelasi dan interdependensi, dipengaruhi oleh system luar.

• FUNGSI KELUARGA:
– Merawat fisik anak – Mendidik anak untuk menyesuaikan dengan kultur – Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan anak secara psikologis/emosional.

ELEMEN KUNCI FAMILY-CENTERED CARE
• Mengenal bahwa keluarga bersifat menetap pada kehidupan anak, sedangkan personil dan sistem pelayanan berfluktuasi • Memfasilitasi kolaborasi orang tua dan perawat pada semua tingkat asuhan • Menghormati keanekaragaman ras, budaya, dan sosio ekonomi dalam keluarga • Mengenali kekuatan keluarga dan perorangan serta menghormati perbedaan • Mendorong dan memfasilitasi dukungan keluarga dan jaringan kerja • Mengerti dan memasukkan kebutuhan perkembangan bayi, anak, remaja dan keluarga dalam sistem asuhan. • Menerapkan sistem asuhan yang dpt dilaksanakan secara fleksibel

PERAN PERAWAT ANAK
• • • • • • • • Family advocacy/caring Disease prevention/Health promotion Health education Support/counseling Therapeutic role Coordination/Collaboration Research Health care planning

TREND ISSUE KEPERAWATAN ANAK
• Pergeseran pelayanan kesehatan utama
– Pengobatan penyakit  Promosi kesehatan  Pengembangan peran


Biaya perawatan di RS meningkat.
– Perlu pengembangan model pelayanan keperawatan di rumah dan di PHC.

• •

Perkembangan IPTEK akan mempengaruhi peran perawat anak Perubahan Demografi
– Semakin meningkatnya jumlah penduduk (anak)  pelaksanaan askep anak semakin meningkat khususnya kualitas asuhan yang diberikan.


Perawat anak harus selalu berupaya mengembangkan diri melalui pendidikan berlanjut.
Baca selengkapnya - TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN ANAK

@ TERMOMETER TELINGA

TERMOMETER TELINGA MENGGUNAKAN INFRARED

Suhu tubuh dimonitor secara rutin untui keperluan klinis menggunakan termometTERMOMETER TELINGA MENGGUNAKAN INFRARED

Suhu tubuh dimonitor secara rutin untui keperluan klinis menggunakan termometer telinga dengan infrared, yang mengukur energi yang dipancarkan dari gendang telinga pasien selama waktu yang ditentukan. Termometer ini terdiri dari suatu wave guide (tabung untuk mengumpulkan energi yang dipancarkan oleh telinga, sensor IR untuk mengubah energi menjadi sinyal listrik, pengaturan pancaran untuk menyesuaikan kalibrasi termometer IR (TIR) terhadap karakteristik dari obyek yang diukur, sebuah rangkaian kompensasi sensor suhu yang memastikan bahwa variasi suhu di dalam TIR tidak ditransfer pada output akhir.

Gambar 1. Blok diagram termometer infrared

Membran timpani di dalam telinga memancarkan energi infrared. Membran timpani secara klinis dianggap cukup mewakili suhu tubuh karena letaknya berdekatan dengan hypothalamus yang merupakan pengatur suhu tubuh. Membran ini sendiri sukup tipis dan hampir transparan, sehingga dapat diasumsikan membran tersebut merupakan jalur yang untuk memancarkan energi IR dari dalam tubuh, sehingga energi yang dipancarkan oeh membran timpani dapat dianggap sebagai indikasi dari suhu tubuh bagian dalam.

Energi yang dipancarkan oleh membran ini dialirkan melalui suatu tabung yang dimasukkan ke dalam telinga, dan sebuah shutter dibuka menggunakan switch sehingga IR yang dipancarkan diterima oleh sensor IR. Periode pembukaan shutter biasanya berkisar 0.1 sampai 0.3 detik.

Energi IR jatuh pada sebuah cristal pyroelectric tipis yang yang menghasilkan muatan proporsional dengan energi yang diterimanya. Pelepasan muatan dari kristal mengirimkan pulsa arus ke penguat, filter, MUX, ADC, selanjutnya ke mikroprocessor untuk diproses dan ditampilkan hasil pengukuran temperaturnya.

Temperatur yang terukur dihitung dari persamaan berikut :

dimana Tb = suhu pasien, χ = konstanta (= , T0 = suhu referensi (=310˚ K) , NT adalah total flux radiasi IR, yang dirumuskan sebagai berikut:

dengan A adalah area tubuh (target) efektif, σ = kontanta Stefan Boltzman (=5.67 x 10-8 W/m2.K4), εa = emisivitas dari sekitar (sensor), Tb adalah suhu tubuh, Ta = suhu sensor, keduanya dalam Kelvin.

Ambient sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dari sensor adalah termistor. Sensor IR yang digunakan adalah sensor piroelectrik yang diikuti oleh konverter arus ke tegangan. Akurasi sensor ini sekitar 1˚C, dan keunggulannya adalah hanya kontak dengan lubang telinga (bukan gendang telinga), mudah digunakan, dan respon yang relatif cepat. Termometer jenis ini cocok untuk digunakan pada pasien anak-anak atau pasien dengan resiko tinggi. Ketidakakuratan termometer ini terjadi jika lubang telinga melengkung atau membran timpani tertutup oleh serumen.

_

(a) (b)

Gambar 2. Contoh perangkat termometer IR (a) termometer . (b)tabung telinga

Referensi:

Webster,J.G, 2004, Bioinstrument, New York, Wiley

http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/thermo/eartherm.html

er telinga dengan infrared, yang mengukur energi yang dipancarkan dari gendang telinga pasien selama waktu yang ditentukan. Termometer ini terdiri dari suatu wave guide (tabung untuk mengumpulkan energi yang dipancarkan oleh telinga, sensor IR untuk mengubah energi menjadi sinyal listrik, pengaturan pancaran untuk menyesuaikan kalibrasi termometer IR (TIR) terhadap karakteristik dari obyek yang diukur, sebuah rangkaian kompensasi sensor suhu yang memastikan bahwa variasi suhu di dalam TIR tidak ditransfer pada output akhir. Gambar 1. Blok diagram termometer infrared Membran timpani di dalam telinga memancarkan energi infrared. Membran timpani secara klinis dianggap cukup mewakili suhu tubuh karena letaknya berdekatan dengan hypothalamus yang merupakan pengatur suhu tubuh. Membran ini sendiri sukup tipis dan hampir transparan, sehingga dapat diasumsikan membran tersebut merupakan jalur yang untuk memancarkan energi IR dari dalam tubuh, sehingga energi yang dipancarkan oeh membran timpani dapat dianggap sebagai indikasi dari suhu tubuh bagian dalam. Energi yang dipancarkan oleh membran ini dialirkan melalui suatu tabung yang dimasukkan ke dalam telinga, dan sebuah shutter dibuka menggunakan switch sehingga IR yang dipancarkan diterima oleh sensor IR. Periode pembukaan shutter biasanya berkisar 0.1 sampai 0.3 detik. Energi IR jatuh pada sebuah cristal pyroelectric tipis yang yang menghasilkan muatan proporsional dengan energi yang diterimanya. Pelepasan muatan dari kristal mengirimkan pulsa arus ke penguat, filter, MUX, ADC, selanjutnya ke mikroprocessor untuk diproses dan ditampilkan hasil pengukuran temperaturnya. Temperatur yang terukur dihitung dari persamaan berikut : dimana Tb = suhu pasien, χ = konstanta (= , T0 = suhu referensi (=310˚ K) , NT adalah total flux radiasi IR, yang dirumuskan sebagai berikut: dengan A adalah area tubuh (target) efektif, σ = kontanta Stefan Boltzman (=5.67 x 10-8 W/m2.K4), εa = emisivitas dari sekitar (sensor), Tb adalah suhu tubuh, Ta = suhu sensor, keduanya dalam Kelvin. Ambient sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dari sensor adalah termistor. Sensor IR yang digunakan adalah sensor piroelectrik yang diikuti oleh konverter arus ke tegangan. Akurasi sensor ini sekitar 1˚C, dan keunggulannya adalah hanya kontak dengan lubang telinga (bukan gendang telinga), mudah digunakan, dan respon yang relatif cepat. Termometer jenis ini cocok untuk digunakan pada pasien anak-anak atau pasien dengan resiko tinggi. Ketidakakuratan termometer ini terjadi jika lubang telinga melengkung atau membran timpani tertutup oleh serumen. _
(a) (b) Gambar 2. Contoh perangkat termometer IR (a) termometer . (b)tabung telinga Referensi: Webster,J.G, 2004, Bioinstrument, New York, Wiley http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/thermo/eartherm.html
Baca selengkapnya - @ TERMOMETER TELINGA

KONDOM, Dari Masa ke Masa

image

Kondom tertua

Oleh Er Maya Nugroho

KONDOM, Dari Masa ke Masa

ALAT kontrasepsi. Pengaman. "Sarung". "Konde". Apapun Anda menyebutnya, kondom memainkan peran yang membantu 'menjaga' hubungan Anda dan pasangan. Tapi, apakah Anda pernah bertanya dari mana asal usul kondom? dan bagaimana perjalanan kondom hingga saat ini?

Pada pertengahan tahun 1500, sifilis menyebar ke seluruh Eropa. Gabriello Fallopi, seorang dokter dari Italia yang hidup saat itu lalu menciptakan sebuah sarung linen berukuran pas (fit) yang digunakan untuk membungkus penis dan utamanya untuk menangkal serangan sifilis. Gabrielle Fallopius membuat uji coba sarung ini pada 1100 pria.

Namun sayang, kondom ini tidak efektif untuk mencegah kehamilan. Gabriello pun lantas menemukan ide, merendam kondom linen terlebih dulu ke dalam larutan pembunuh sperma sebelum digunakan. Karena penemuan ini, Gabriello Falopi pun dijuluki sebagai bapak kondom.

Namun disebutkan dalam sejarah, salah satu produsen kondom paling sukses justru lahir di USA. Di abad ke 17 atau sekitar tahun 1880-an, Julius Scmid, seorang pembuat sosis, yang tinggal di New York, mendapatkan ide menciptakan kondom dari limbah usus binatang. Hal ini diungkap Dr. Trina E.Read, seorang penulis, pelatih sex, ahli media, kolumnis majalah dan juga pembicara di forum internasional. Saat itu, kondom abad 17 berbentuk tebal karena masih dibuat dari usus binatang seperti ikan atau dari limbah membran hewan yang dikenal dengan "French Safes" atau "Male Safes"

Schmid lalu terus melakukan penyempurnaan, dengan mencipta kondom dari bahan dasar linen dan sutra. Kondom Schmid itu akhirnya diberi nama "Ramses", yang diambil dari nama penguasa Mesir yang terkenal produktif dan memiliki 100 anak. Namun prototipe awal kondom yang dikembangkan Schmid ternyata mengurangi kenikmatan seksual dan dianggap tidak manjur untuk mencegah penularan penyakit kelamin.

Belum jelas darimana kata "kondom" berasal. Diduga, kata kondom berasal dari sebuah kota bernama Condom yang terletak di provinsi Gascony, sebelah Barat Daya Perancis. Pria-pria di kota ini terkenal dengan sifatnya yang menyukai seks, kurang sabar dan gampang marah. Pada abad ke 18, Cassanova yang terkenal sebagai playboy legendaris, juga
mengenalkan kondom. Namun pada saat itu, kondom yang dikenakan oleh Cassanova masih terbuat dari kain linen.

Disebutkan seorang dokter Inggris bergelar Pangeran, Dr Condom, di pertengahan tahun 1600 mula-mula mengenalkan corong untuk menutupi penis yang melindungi Charles II dari penularan penyakit kelamin. Sedang versi lain menyebutkan, kondom berasal dari bahasa latin, "condon" yang berarti wadah. Pendapat inilah yang akhirnya disepakati sebagai asal dari istilah kondom.

Beberapa bahan pernah dicoba untuk membuat kondom yang fleksibel dan tahan bocor. Awal mulanya kondom terbuat dari karet. Riwayat kondom karet ini diawali pada tahun 1839. Ketika itu Charles Goodyear menemukan cara vulkanisasi ban mobil. Pada tahun 1844, hak paten kondom berhasil didapat Charles Goodyear. Tahun 1894, Goodyear dan Hancock lalu mulai memproduksi kondom secara massal terbuat dari karet yang divulkanisasikan dengan membalikkan karet kasar ke elastisitas yang kuat.

Namun sayang, kondom di masa itu masih sangat mahal dan tebal. Penggunanya pun disarankan untuk mencucinya sebelum dan setelah berhubungan seksual. Bahkan kondom karet boleh dipakai sampai karetnya bocor atau pecah.

Tahun 1861, untuk pertama kalinya kondom akhirnya dipublikasikan di Amerika Serikat di surat kabar The New York Times. Sedang pemakaian secara luas kondom yang terbuat dari latex yang jauh lebih tipis dan steril diluncurkan pada tahun 1930-an. Diperoleh informasi, pada tahun 1935, sebanyak 1,5 juta kondom bahkan diproduksi setiap hari di Amerika Serikat.

Kondom latex didesain dalam bentuk lonjong dan diberi sentuhan efek menggelitik untuk kepuasan wanita. Kondom generasi ini sudah memiliki tudung atau penampung sperma sehingga sangat nyaman bagi pria dan aman untuk wanita. Kondom berbahan latex ini bertahan hingga tahun 1990-an. Menyusul, di tahun 1992, di Eropa diperkenalkan juga kondom untuk wanita yang lebih dikenal dengan nama "femidom".

Pada tahun 1994, kondom poliuretan diluncurkan di AS. Inilah kondom versi terakhir, dengan bahan lebih tipis dari latex. Tahan bocor serta memiliki pelumas. Meski kondom ini dianggap ideal untuk pria dan aman untuk wanita yang alergi terhadap latex karet alam, namun kondom poliuretan ini dianggap belum memberikan perlindungan yang sama dari infeksi dan kehamilan.

Di tahun 2008, penyempurnaan dari kondom poliuretan diluncurkan. Adalah kondom polyisoprene, yang sama efektifnya dengan lateks karet alam, membantu mengirimkan panas dan terasa lebih lembut di kulit. Inilah kondom SKYN polyisoprene yang produksinya lalu tumbuh begitu pesat di AS.

Kondom untuk anak-anak

Kondom terus meningkatkan kualitasnya dari masa ke masa dan diciptakan semakin tipis untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi penggunanya. Ketipisannya ini diharapkan mampu melindungi pengguna dari penyakit seksual menular dan mencegah kehamilan. Kondom pun kini hadir dalam ukuran yang beragam, sehingga pengguna dapat menemukan ukuran yang sesuai untuk mereka. Selain itu, mengurangi selip dan meningkatkan kenyamanan serta sensitivitas.

Harga kondom yang kini semakin terjangkau, pun semakin memudahkan pengguna untuk mendapatkannya. Tak terkecuali bagi anak-anak. Disebutkan sebuah hasil penelitian, anak-anak usia 12-14 tahun banyak yang melakukan hubungan seks, hingga pemerintah Swiss lalu memproduksi kondom untuk anak-anak.

Dari informasi yang diperoleh CyberNews dari Telegraph, diketahui penelitian ini dilakukan oleh Komisi Federal untuk Anak dan Pemuda, yang berhasil mewawancarai 1.480 orang berusia 10-20 tahun. Parahnya, dalam penelitian terungkap bahwa anak-anak berusia 12-14-tahun yang melakukan hubungan seks, meningkat drastis dibandingkan era 1990-an.

Pada tahap awal, pemerintah Swiss telah memproduksi 55.000 kemasan dengan satu kemasan berisi satu kondom kecil dan satu kondom berukuran normal. Selain dijual di toko-toko, kondom itu juga akan dijual secara online melalui internet. Wow!

(maya/CN19)

sumber:
http://suaramerdeka.com/
Baca selengkapnya - KONDOM, Dari Masa ke Masa

PARADIGMA JASA PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT

Paradigma jasa pelayanan kesehatan rumah sakit dewasa ini sudah mengalami perubahan yang mendasar dan merupakan sebuah badan usaha yang mempunyai banyak unit bisnis strategis. Perubahan lingkungan secara alamiah akan mendorong rumah sakit menjadi organisasi yang berciri multiproduk, sehingga membutuhkan penanganan dengan konsep manajemen yang tepat. Rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif, serta menyelenggarakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap, juga perawatan di rumah. Di samping itu, rumah sakit juga bisa berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan tempat penelitian. Oleh karena itu, agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik maka rumah sakit harus bisa bekerjasama dengan instansi lain di wilayahnya, baik instansi kesehatan maupun non kesehatan.

Paradigma baru jasa rumah sakit
Rumah sakit sebagai suatu industri jasa kesehatan pada dasarnya bersifat sosio ekonomi yang dalam menjalankan kegiatannya di samping menekankan penerapan nilai sosial juga harus memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi. Pengelolaan jasa pelayanan rumah sakit pada dewasa ini dihadapkan pada paradigma baru. Paradigma baru tersebut muncul terutama didorong oleh perubahan pandangan, baik para pengguna jasa atau pasien, provider/pemberi jasa kesehatan atau tenaga medis, paramedis, dan tenaga kesehatan lainnya, masyarakat maupun dari para ilmuwan atau tenaga profesi dalam pengembangan ilmu dan teknologi medis.
Perubahan pandangan dari sisi pengguna jasa atau pasien dan masyarakat adalah bahwa suatu rumah sakit haruslah lebih mampu memacu pemberian pelayanan medik dan spesialistik, dalam upaya penyembuhan dan pemulihan yang berkualitas, dan cepat tanggap atas keluhan, serta penyediaan pelayanan kesehatan yang nyaman. Pandangan dari sisi pemilik rumah sakit, menekankan bahwa rumah sakit yang dimilikinya haruslah dapat terus menjaga dan meningkatkan citranya. Untuk itu, rumah sakit harus terus meningkatkan efisiensi dalam pengoperasian rumah sakit tersebut, sehingga dapat dicapai efektivitas rencana dan sasaran organisasi rumah sakit, termasuk dapat dihasilkannya keuntungan.
Pandangan dari provider rumah sakit menekankan bahwa suatu rumah sakit harus mampu meningkatkan kemapanan atau kemajuan pelayanan yang mencakup upaya mempertahankan tingkat kemajuan dari kecanggihan peralatan dan sarana medis, menjaga kehandalan informasi dengan kecepatan memperoleh dan ketepatannya, meningkatkan terus efisiensi penyelenggaraan jasa pelayanan kesehatan rumah sakit, dan mampu memacu peningkatan daya saing rumah sakit yang dipimpinnya. Adapun pandangan dari para ilmuwan dan teknologi medis, menekankan bahwa rumah sakit haruslah menjadi sarana pengembangan teknologi kedokteran, menjadi sarana pengembangan ilmu dan penelitian medis, serta sekaligus sebagai sarana bagi pengembangan karya keahlian dan profesi.
Sebagai dampak dari perubahan faktor-faktor lingkungan tersebut, maka terdapat beberapa hal yang mendorong terjadinya perubahan pandangan yang menimbulkan munculnya paradigma baru, antara lain :
  1. Meningkatnya sikap masyarakat akan kebutuhan pemeliharaan kesehatan, mengakibatkan beberapa rumah sakit, terutama rumah sakit umum, berupaya menyediakan pelayanan untuk semua pasien dengan berbagai masalah kesehatannya. Adanya program jaminan kesehatan bagi keluarga miskin juga meningkatkan kebutuhan terhadap pelayanan jasa rumah sakit.
  2. Meningkatnya kompetisi kualitas atas pelayanan jasa kesehatan rumah sakit mengakibatkan intensitas persaingan di dalam industri jasa rumah sakit menjadi semakin meningkat. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya rumah sakit yang sejenis yang beroperasi di suatu wilayah tertentu dan semakin lengkap serta canggihnya fasilitas yang dimiliki oleh suatu rumah sakit. Hal tersebut menunjukkan semakin tingginya kompetensi inti untuk menjalankan aksi dalam persaingan.
  3. Meningkatnya biaya penyelenggaraan rumah sakit yang diakibatkan oleh semakin canggihnya teknologi kedokteran atau medis, teknologi kefarmasian dan farmakologi, serta teknologi informasi. Dalam hal ini setiap rumah sakit tidak dapat terhindar dari kemajuan teknologi tersebut, karena menjadi sarana kemajuan dan perkembangan keilmuan dan teknologi kedokteran atau medis, serta sebagai sarana penelitian dan pengembangan karya keahlian dan profesi.
  4. Bertambahnya kesadaran akan meningkatnya biaya kesehatan di rumah sakit dan efisiensi penyelenggarannya. Hal ini tidak hanya bagi rumah sakit swasta dan rumah sakit pemerintah yang tidak untuk mendapatkan keuntungan dengan tujuan agar biaya pengelolaan dalam penyelenggaraan rumah sakitnya dapat ditekan menjadi lebih rendah.
Kebijakan Strategis Rumah Sakit
Pada awalnya rumah sakit tidak memperhatikan perubahan lingkungan. Rumah sakit mulai makin memperhatikan pasar dan memperhitungkan perubahan yang terjadi pada lingkungan kesehatan eksternalnya ketika menyusun strateginya karena mereka masih merasa bahwa pasienlah yang membutuhkan rumah sakit. Keadaan sekarang sudah berubah karena jumlah rumah sakit pesaing lebih banyak. Penelitian pasar penting artinya bagi rumah sakit sebagai sarana mendapatkan informasi tentang apa yang sebenarnya dicari pasien ketika mereka membutuhkan layanan rumah sakit, dan apa yang membuat mereka puas atau tidak puas terhadap jasa rumah sakit yang diterima. Atas dasar hasil penelitian pasar, rumah sakit membenahi dan menyusun strategi yang tepat bagi pasarnya. Dengan demikian, manajemen rumah sakit menggunakan pendekatan konsep pemasaran yang cenderung melihat pemasaran sebagai suatu proses pertukaran, dan memandang aktivitas pemasaran rumah sakit dari sudut pandang pasien, di samping dari sisi internal rumah sakit itu sendiri.
Dengan berorientasi pada pasar dan koalitas sebagai dasar kegiatan dan landasan untuk bersaing, rumah sakit akan mampu mendapatkan profitabilitas jangka panjang yang diperoleh dari kepuasan pasien. Hal ini disebabkan karena dengan tingkat kepuasan tertentu, pasien akan bersedia menjalin ikatan jangka panjang dengan pihak rumah sakit yang saling menguntungkan kedua belah pihak (pasien dan rumah sakit). Dengan kondisi tersebut sudah waktunya dilakukan perubahan pola berpikir yaitu dari satu pemikiran tradisional pemasaran jasa kesehatan, yang semula perhatiannya berfokus pada kepuasan pasien saja, menjadi lebih ke arah pemikiran yang berfokus pada patient retention sebagai satu tujuan dari program kepuasan pasien. Di samping itu, rumah sakit sudah harus mempunyai pemahaman dan pengertian yang lebih baik tentang pentingnya kepuasan dan loyalitas pasien, yang akan meningkatkan patient retention. Bertahannya pelanggan merupakan strategi yang lebih ‘profitable’ dibandingkan dengan strategi peningkatan pangsa pasar dan menurunkan biaya.

Rekomendasi bagi Pimpinan Rumah Sakit
Dalam era sekarang ini, rumah sakit dihadapkan pada dua kondisi yang kontradiktif yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dalam menjalankan fungsi sosialnya, serta tetap memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi, supaya dapat memperoleh keuntungan. Adanya dampak dari pengaruh lingkungan tersebut maka rumah sakit haruslah memberikan pelayanan pribadi yaitu perawatan dan pengobatan kepada masing-masing pasien. Nilai-nilai ekonomis jasa pelayanan dan sasaran organisasi dari suatu rumah sakit, haruslah tunduk pada nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Hal tersebut harus dilakukan sebagai konsekuensi meningkatnya biaya kesehatan.
Permasalahan lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa rumah sakit sangat tergantung dan harus responsif terhadap masyarakat sekitarnya. Pasien selalu menuntut adanya kualitas jasa layanan rumah sakit yang terus meningkat, dan diharapkan kualitas tersebut akan membentuk loyalitas terhadap rumah sakit sebagai industri jasa tersebut. Berbeda dengan industri jasa lainnya, komposisi tenaga kerja di rumah sakit yang lebih banyak tenaga profesionalnya sehingga dalam operasionalnya tenaga kerja tersebut sulit untuk dikendalikan. Di samping itu, hampir sebagian besar kegiatan jasa suatu rumah sakit bersifat urgent dan tidak dapat ditangguhkan, sehingga akan menimbulkan beban fungsional dan moral yang cukup berat bagi organisasi rumah sakit dan para anggotanya.
1. Rekomendasi atas meningkatnya sikap masyarakat terhadap kesehatan.
Dengan tanggapnya pimpinan rumah sakit akan perubahan paradigma pelayanan medik yang menyeluruh, maka rumah sakit diharapkan dapat memberikan kepuasan pasien sebagai pelanggan, karena apa yang dicari dan diharapkan oleh pasien adalah nilai pelayanan yang superior. Nilai pelayanan rumah sakit yang diberikan kepada pasien, tercermin dari selisih atau besarnya kelebihan total nilai manfaat yang mereka terima dengan besarnya biaya atau beban pengorbanan yang mereka keluarkan. Daya tarik dari nilai pelayanan rumah sakit, hanya dimungkinkan bila total nilai produk jasa rumah sakit, nilai jasa layanannya, nilai tenaga atau personalia, dan nilai citra (image) rumah sakit, masih lebih tinggi dari total beban uang yang dikeluarkan pasien, biaya waktu yang dikorbankan, beban biaya energi dan beban biaya fisik. Rumah sakit memperoleh keunggulan bersaing dengan memberikan nilai lebih kepada pasien melalui harga yang lebih rendah dibandingkan dengan para pesaing untuk manfaat yang sama atau keunikan manfaat yang dapat menutupi harga yang tinggi. Apabila hasil evaluasi pasien atau pelanggan ternyata tidak dapat memenuhi harapannya, maka pasien atau pelanggan tersebut akan memperoleh ketidakpuasan, dan bila sangat menyakitkan atau menyusahkan mereka, seperti yang terjadi pada akhir-akhir ini mereka dapat menuntut, dengan kasus malpraktik.
2. Rekomendasi atas meningkatnya kompetisi jasa rumah sakit.
Cravens mengemukakan bahwa biaya untuk memperoleh pelanggan baru adalah lima kali lebih besar daripada mempertahankan pelanggan lama. Untuk mempertahankan pelanggan lama, maka pimpinan rumah sakit direkomendasikan untuk menggunakan konsep pemasaran bertahan. Konsep ini berwawasan ke depan, dengan membangun ikatan jangka panjang antara rumah sakit dengan pasien yang telah menjadi pelanggannya. Dalam upaya untuk unggul dalam persaingan jasa pelayanan rumah sakit, maka rumah sakit harus mampu meningkatkan pelayanan yang berkualitas tinggi, dengan peralatan medis yang canggih, pelayanan yang dapat selalu cepat tanggap, kenyamanan suasana di rumah sakit, dan pemberian pelayanan yang lebih informatif.
3. Rekomendasi atas meningkatnya biaya kesehatan dan efisiensi.
Kualitas hasil (output) dapat ditunjukkan oleh peningkatan pangsa pasar dan turunnya biaya satuan yang disebabkan karena skala ekonomi. Selanjutnya kualitas produk akan meningkatkan pembelian berulang daripelanggan dan terjadi pula pengulangan menurunnya biaya layanan. Sebagai konsekuensinya, produk dengan kualitas yang baik dan biaya yang rendah akan meningkatkan kapabilitas untuk bertahan, walaupun terjadi penurunan kondisi perekonomian di masyarakat. Hal tersebut dikarenakan biaya yang rendah akan menekan pesaing, pelanggan, dan pemasok maupun perusahaan untuk melakukan substitusi. Salah satu fakta yang fundamental dari pengelolaan penyelenggaraan rumah sakit yang dihadapi adalah ketidakpastian permintaan jasa pelayanan rumah sakit, yang berdampak pada struktur biaya rumah sakit, dan biaya tempat tidur rumah sakit yang kosong. Ketidakpastian permintaan jasa menyebabkan rumah sakit selalu menghadapi kelebihan kapasitas sebagai upaya antisipasi menghadapi kemungkinan meningkatnya jumlah pasien. Kasus yang dihadapi seperti ini, akan menyebabkan suatu rumah sakit selalu melakukan formulasi kembali dalam penghitungan biayanya, terutama biaya dari tempat tidur kosong, sebagai dampak dari tingginya tingkat biaya dan akibat dari besarnya kapasitas yang tidak digunakan.

4. Rekomendasi atas teknologi dan kualitas yang berkesinambungan.
Untuk meraih kinerja yang unggul, rumahsakit dituntut untuk melakukan peningkatan kualitas secara berkesinambungan. Kualitas perangkat lunak dan perangkat keras untuk menciptakan rancangan operasional yang handal. Keduanya diperlukan dalam porsi yang berimbang secara bersama-sama. Ward, et al, menyatakan bahwa investasi dalam program-program human capital seiring dengan investasi program-program teknologi berhubungan secara signifikan dengan kinerja. Dengan dukungan kehandalan fasilitas dan sumberdaya manusia yang tersedia diharapkan akan mampu memberikan pelayanan rumah sakit yang berkualitas, sehingga kinerja rumah sakit juga akan meningkat. Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran atau medis terus berpacu dengan kemajuan zaman. Pengembangan ilmu dan teknologi kedokteran tidak akan terhenti, dan keadaan inilah yang memacu majunya reputasi ahli-ahli atau profesi kedokteran pada suatu rumahsakit tertentu.
Bagi pimpinan rumah sakit, rekomendasi yang dapat diberikan adalah perlunya menyadari bahwa intervensi teknologi medis atau kedokteran akan berdampak pada sangat mahalnya biaya kesehatan. Di lain pihak pembebanan biaya kepada pasien sangat terbatas sehingga pimpinan rumahsakit harus melakukan efisiensi pembiayaannya dengan melakukan ‘utilization sharing’ alat canggih dengan rumah sakit lain di sekitarnya.

KESIMPULAN DAN SARAN
Secara faktual pelayanan rumah sakit telah berkembang menjadi suatu industri yang berbasis pada prinsip-prinsip ekonomi. Perubahan lingkungan secara alamiah telah mendorong rumah sakit menjadi organisasi yang berciri multi produk dan mixed output, sehingga membutuhkan penanganan dengan konsep manajemen yang tepat. Perkembangan tersebut menimbulkan suatu paradigma baru. Pimpinan suatu rumah sakit haruslah dapat membaca atau menghadapi perubahan paradigma tersebut, dan haruslah dapat tanggap menghadapi paradigma baru rumah sakit itu.
Untuk itu penting bagi rumah sakit agar mempunyai sumber daya yang menghasilkan keunggulan komparatif. Pimpinan rumah sakit harus dapat memutuskan arah pengembangan rumah sakit yang dipimpinnya secara berkelanjutan. Keputusan yang harus diambil merupakan keputusan strategis, yang dapat memanfaatkan sinergi yang ada di dalam rumah sakit, serta sekaligus memanfaatkan peluang dan meminimalkan risiko yang akan terjadi. Pimpinan rumah sakit harus dapat mengoptimalkan biaya dan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan rumah sakit, bagi memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat atau pasien akan jasa pelayanan medis atau kedokteran dari suatu rumah sakit. Perubahan kebutuhan dan keinginan tersebut dapat menjadi peluang keberhasilan, dan sebaliknya dapat merupakan kegagalan dari penyelenggaraan jasa rumah sakit.
Baca selengkapnya - PARADIGMA JASA PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT

KOTAK PENCARIAN:

ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN:

=====
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...