Populasi dan Sampel Secara umum dapat diartikan bahwa populasi adalah kumpulan semua individu dalam suatu batas tertentu. Kumpulan individu yang akan diukur atau diamati ciri-cirinya disebut populasi studi. Bila penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh individu dalam populasi, tetapi hanya diambil sebagian maka bagian tersebut dinamakan sampel. Individu dalam populasi studi tersebut dinamakan unit dasar.
Populasi studi ditentukan berdasarkan kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian. Cara pengambilan sampel serta besarnya sampel sangat penting artinya dalam penelitian karena hasil pengamatan yang dilakukan pada individu dalam sampel digunakan untuk menafsirkan keadaan populasi dimana sampel tersebut diambil.
Berdasarkan besarnya, populasi dibagi menjadi populasi besar dan populasi kecil.
Populasi besar atau populasi tak terhingga adalah populasi yang memiliki jumlah individu sedemikian banyaknya sehingga sulit untuk tidak mungkin diketahui jumlahnya. Populasi dengan jumlah unit dasar yang tidak banyak hingga mudah untuk dihitung disebut kecil atau populasi terbatas. Untuk populasi kecil tidak terdapat suatu patokan yang baku. Untuk jelasnya dapat diberikan sebuah contoh sebagai berikut.
Bila kita akan mengadakan penelitian tentang pengalaman akseptor KB dalam pemakaian alat kontrasepsi di suatu Kabupaten, maka semua duduk dalam Kabupaten tersebut adalah populasi umum, sedangkan semua ibu-ibu pasangan usia subur peserta KB yang terdapat di Kabupaten tersebut adalah populasi studi. Bila kita ambil sebagian dari akseptor KB yang akan diteliti pengalaman pemakaian kontrasepsinya maka sebagian ibu-ibu tersebut disebut sampel dan ibu pasangan usia subur disebut sebagai unit dasar.
Hasil pengamatan pada sampel ini akan diekstrapolasikan kepada populasi studi, yaitu semua ibu-ibu pasangan usia subur yang akan menjadi akseptor KB di Kabupaten tersebut.
Karena pengamatan hanya dilakukan terhadap sebagian (sampel) dari populasi studi, maka hasilnya tidak sama dengan seluruh populai studi. Perbedaan ini disebut kesalahan sampling (sampling error). Jadi, yang dimaksud dengan kesalahan sampling ialah perbedaan antara hasil sampel dengan hasil sensus yang dilakukan dengan cara yang sama, pada populasinya yang sama, dan oleh pewawancara yang sama.
Kesalahan lain yang tidak berkaitan dengan pengambilan sampel disebut kesalahan tak sampling (non-sampling error). Hal ini berarti bahwa baik hasil sampel maupun sensus terdapat kesalahan yang sama. Hal-hal yang mungkin dapat menimbulkan kesalahan tak sampling antara lain sebagai berikut:
1. Batasan unit dasar yang kurang tepat. Misalnya, pada suatu penelitian tentang obat untuk infark miokard, dimana orang dengan keluhan nyeri dada diambil sebagai unit sampel, meskipun kita ketahui bahwa tidak semua nyeri dada disebabkan infark miokard.
2. Jawaban responden yang salah (respons error) pada sampling survey dengan teknik wawancara atau angket. Hal ini dapat timbul secara tidak sengaja, misalnya mengisi umur anak 4,5 tahun dengan 45 tahun, tetapi hal ini kadang-kadang dilakukan serta sengaja dengan maksud tertentu. Misalnya, dengan sengaja tidak mengaku sebagai akseptor KB karena dilarang suaminya. Respons error dapat pula timbul karena kurangnya informasi tentang hal yang diteliti atau responden yang harus mengingat kejadian masa lampau, misalnya kapan bapak mulai merokok.
3. Kesalahan pada ruang lingkup karena kesalahan dalam batas dan lokasi. Misalnya, dipilih suatu Kecamatan padahal Kecamatan tersebut telah berubah karena sebgian desanya dikembangkan menjadi Kemantren.
4. Kesalahan dalam pengolahan data yang disebabkan human error dan lain-lain.
5. Kesalahan alat ukur yang digunakan dan lain-lain.
Penyimpangan atau kesalahan lain yang dapat timbul dalam suatu penelitian disebut bias. Bias ialah perbedaan antara hasil sesungguhnya dalam populasi dengan hasil semua sampel yang berasal dari populasi tersebut.
Hal-hal yang dapat menimbulkan bias adalah sebagai berikut:
1. Kesalahan dalam pemilihan unit dasar, yaitu unit dasar yang berbeda dengan tujuan penelitian. Misalnya penelitian tentang pemilikan jamban keluarga, dengan unit sampel murid-murid sekolah. Kesalahan tersebut timbul karena ada keluarga yang memiliki seorang anak yang menjadi murid di sekolah tersebut, tetapi ada pula yang memiliki lebih seorang hingga memungkinkan terjadi estimasi yang berlebih (bias) karena setiap murid diperlakukan sama sebagai responden.
Ada dua cara untuk menghindari terjadinya hal tersebut, yaitu sebagai berikut:
a. Mengambil kepala keluarga sebagai unit sampel
b. Mengambil murid yang merupakan anak pertama sebagai unit sampel
2. Untuk penelitian terhadap ciri individu dilakukan pengambilan sampel keluarga dan masing-masing keluarga diambil satu anggota keluarganya sebagai responden. Bias dapat timbul bila dalam suatu keluarga terdapat lebih dari satu orang dewasa, tetapi hanya satu yang diambil sebagai sampel. Misalnya, suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pendapat masyarakat tentang sistem pelayanan kesehatan di suatu daerah maka keluarga dengan lebih dari satu orang dewasa akan kurang terwakili dibandingkan dengan keluarga yang hanya memiliki seorang dewasa.
3. Bias dapat pula timbul bila kita mengambil unit terdekat sebagai pengganti non-respons karena ciri unit pengganti belum tentu sama dengan unit non-respons.
4. Non-respons pada pengumpulan data secara angket dianggap memiliki ciri yang sama dengan ciri responden yang mengembalikan angket.
5. Bias dapat pula timbul pada pengambilan sampel non-random.
6. Spesifikasi kurang jelas pada unit sampel, misalnya pendidikan anak antara 8-10 tahun. Disini tidak dijelaskan apakah umur 10 tahun itu termasuk populasi studi atau termasuk juga anak yang kebetulan berada di daerah tersebut.
asuhan keperawatan askep pengertian penyebab etiologi patofisiologi pathway tanda gejala pemeriksaan penunjang tinjauan teoritis pengkajian chf hipertensi flu babi gastritis hiv aids impetigo kehamilan normal nutrisi nyeri osteoartritis osteomielitis hipertensi pankreatitis parkinson penyakit jantung koroner perioperati peritonitis pneumonia ppok ppom rematik retinoblastoma sinusitis skizofrenia sle talasemia tbc tetanus thalasemia tonsilitis tuberculosis tuberkulosis urtikaria urtikaria vertigo
Mengenal Populasi dan Sampel
10 Operasi Kecantikan yang Sebaiknya Dihindari
Ahli bedah plastik dan kosmetik serta dermatologis mengatakan ada 10 prosedur operasi yang harus diwaspadai konsumen.
1. Suntikan untuk pelarut lemak dengan Mesotherapy dan Lipodissolve
Lipodissolve adalah suntikan bahan kimia yang tujuannya untuk menembak lemak keras di tubuh. Sedangkan Mesotherapy adalah suntikan dengan dosis yang lebih kecil di lapisan kulit tertentu. "Apakah bahan kimia yang dipakai aman, tindakan ini menyebabkan rasa sakit, bengkak, benjolan keras, kulit bernanah dan penyimpangan kontur. Bisa terjadi kerusakan pengendalian lemak dalam jangka panjang," kata Dr. Susan Kaweski dari Aesthetic Arts Institute of Plastic Surgery di San Diego. Ia juga mengungkapkan sebagian besar dokter yang melakukan tindakan ini tidak memiliki pelatihan sedot lemak, operasi plastik atau operasi dermatologi, bahkan dokter gigi pun melakukannya.
2. Operasi merampingkan kaki agar terlihat seksi
Prosedur bedah ini dilakukan untuk membuat kaki terlihat seksi dengan rasa sakit yang minimal. Caranya dengan melakukan suntikan disekitar kaki kemudian dokter membentuk kembali kakinya sehingga rasa sakitnya sedikit. Operasi ini memperpendek jari-jari kaki atau mengecilkan bentuk kaki. Dokter biasanya menyuntikkan lemak di alas kaki dengan kolagen atau zat lain. "Komplikasinya bisa dari infeksi, cedera saraf, bahkan mengalami kesakitan ketika berjalan," kata Presiden American Orthopaedic Foot and Ankle Society Dr. Glenn B. Pfeffer.
Perempuan yang melakukan operasi ini kebanyakn berharap bisa memiliki kaki yang indah sehingga bebas menggunakan sepatu jenis apapun terutama sepatu tumit tinggi.
3. Suntikan zat secara permanen
Memasukkan zat secara permanen melalui suntikan seperti gel atau silikon cair banyak dilakukan untuk membuat bibir terlihat penuh atau menghilangkan keriput. Zat tersebut dimasukkan secara permanen ke tubuh. Namun tindakan seperti itu telah banyak menimbulkan komplikasi bahkan banyak kejadian perempuan yang wajahnya terlihat aneh dengan bentuk muka yang sama terutama hidung dan mulut bagi para perempuan yang telah melakukan operasi seperti ini. "Zat itu tidak akan hilang begitu sudah dimasukkan ke tubuh bahkan dengan suntikan yang tidak permanen sekalipun zat itu akan terus menetap ditubuh," kata Dr. Malcolm Roth, direktur bedah plastik Maimondes Medical Center di Brooklyn, New York.
4. Suntikan untuk memperbesar payudara
Operasi untuk membuat payudara penuh lemak tanpa meninggalkan bekas luka. Dokter yang melakukan ini biasanya menggunakan lemak yang diambil dari pantat dan paha yang kemudian dimurnikan. Namun ahli bedah dari American Society for Aesthetic Plastic Surgery mengatakan tindakan menanam lemak dari bagian tubuh di tempat lain berpotensi terjadinya pengapuran lemak dan dapat memicu terjadinya kanker payudara. Operasi dengan biaya US$ 4.000 ini juga akan membuat dokter kesulitan mendeteksi kanker ketika melakukan tes kanker payudara karena payudaranya yang sudah mengalami perubahan sehingga jika ada kanker sulit dideteksi.
5. Operasi memanjangkan kaki
Operasi untuk menambah panjang kaki beberapa inchi ini menggunakan alat seperti sekrup yang melekat pada kaki untuk memperluas ruang tulang-tulang kaki. Bedah seperti ini banyak dilakukan di China dan negara Asia. "Ini adalah tindakan yang esktrim ketika Anda berbicara dengan mereka yang telah melakukan operasi seperti ini Anda akan melihat wajah kesakitan mereka ketika berjalan," kata Roth. Operasi ini tidak murah untuk menambah tinggi 3 inci saja dibutuhkan biaya US$ 120.000.
6. Tanam lemak di bokong (buttock implants)
Tidak seperti payudara yang disuntik dengan silikon berbentuk gel atau garam, buttock implants menggunakan bongkahan silikon yang padat yang ditaruh di lapisan fibrosa otot pantat. Hasilnya bokong menjadi lebih bulat dan berisi di bagian belakangnya. Tapi ada risiko terkena infeksi yang tinggi karena operasi ini dilakukan di sekitar anus dimana banyak kuman di daerah itu.
7. Mentato untuk make up permanen
Wanita yang melakukan tato untuk make up kebanyakan karena tidak ingin repot setiap pagi harus membentuk alis atau bibir. Padahal sekali Anda melakukan tato sangat sulit dihilangkan. Apalagi daerah yang ditato adalah jaringan yang lembut seperti kelopak mata atau bibir.
8. Perawatan wajah ekstrim
Banyak perempuan yang melakukan perawatan atau facial wajah dengan ekstrim seperti mengencangkan kulit wajah (face lift) atau menghilangkan keriput. Tapi banyak pasien yang mukanya rusak karena jahitan yang gagal setelah melakukan sedot lemak di wajah. Ada lagi cara dengan menggunakan suntik laser CO2 yang membuat wajah merah selama berminggu-minggu.
9. Kombinasi antara Mastopexy dan Breast Implant
Apa jadinya jika menggabungkan operasi angkat payudara atau mastopexy kemudian melakukan pula pembesaran payudara (breast implant)? Mastopexy biasanya dilakukan untuk pengurangan volume payudara dengan memperketat jaringan payudara sedangkan breast implant adalah sebaliknya. Risikonya mulai dari infeksi, hilangnya rasa sensasi di puting, payudara menjadi tidak simetris, tidak bisa menyusui dan komplikasi lainnya.
10. Melakukan bedah dengan yang bukan ahlinya
Bukan rahasia umum lagi tingginya permintaan operasi kecantikan membuat ini menjadi ladang bisnis yang menggiurkan. Tapi sayangnya tidak semua dokter yang melakukan pembedahan adalah dokter yang benar-benar ahlinya. Bahkan kegiatan seperti ini banyak dilakukan oleh para pembedah itu di hotel atau gedung bawah tanah agar biayanya miring.
Rahasia dibalik sebuah sentuhan
Sentuhan selalu berhubungan dengan organ kulit, setidaknya kulit memiliki sekitar 5 juta saraf sensorik. Meskipun seseorang juga bisa merasakan nyeri dan tekanan di dalam tubuh, tapi sebagian besar rasa sentuhan berasal dari rangsangan eksternal melalui kulit.
Seperti dikutip dari Howstuffworks, Selasa (8/12/2009) ada beberapa sensasi yang bisa dirasakan seseorang melalui sebuah sentuhan, yaitu:
- Keakraban. Orang yang mendapatkan sentuhan dari seseorang yang peduli dengan dirinya akan menimbulkan rasa hangat dan nyaman. Sensor-sensor tekanan tersebut akan menafsirkan sentuhan itu sebagai suatu hal yang menenangkan.
- Penyembuhan atau terapi. Sentuhan jenis ini biasanya berhubungan dengan pijat atau akupuntur. Terkadang tekanan lembut yang diberikan bisa menghilangkan nyeri di otot sehingga tubuh merasa lebih santai.
- Eksplorasi atau keingintahuan. Banyak hal yang bisa dipelajari melalui indera peraba seperti menguji kain atau benda dengan merasakan tekstur yang berbeda. Karenanya sentuhan bisa digunakan untuk mencari atau mengeksplorasi sesuatu.
- Agresif atau menyakitkan. Terkadang sentuhan yang diberikan bisa memberikan rasa sakit jika dilakukan pada tempat yang salah atau terlalu dalam memberikan tekanan.
Organ sumsum tulang belakang inilah yang menyerap sinyal masuk dan mengirimnya ke otak. Setelah menerima sinyal dari saraf tulang belakang, maka otak mulai menerjemahkan sinyal tersebut. Misalnya jika ada sesuatu yang dingin menyentuh kulit, maka reseptor dingin di otak akan diaktifkan dan memberikan respons menggigil.
Jika sudah mengetahui apa saja sensasi yang ditimbulkan oleh sebuah sentuhan, maka sensasi apa yang biasa Anda rasakan? (sumber : detik.com)
Wanita Bertubuh Bahenol Lebih Menggoda
BANYAK wanita diet mati-matian agar punya tubuh seksi. Bukan sekadar memenuhi keinginan pribadi. Sebab, tak sedikit yang berambisi untuk menjawab rasa penasaran akan minat pria terhadap bentuk tubuh mereka.
Sebuah studi menunjukkan bahwa pria lebih memilih wanita bertubuh bahenol (montok dan menggairahkan/KBBI), yang tidak terlalu kurus, ataupun tidak terlampau gemuk. Hal ini disinyalir karena mereka menganggap wanita bertubuh bahenol terlihat lebih menggoda.
Berdasarkan studi yang dilansir Daily Mail, pria lebih tertarik dengan wanita bertubuh bahenol seperti dua aktris Hollywood papan atas, Scarlett Johansson dan Kate Winslet, dibanding wanita kurus, seperti Victoria Beckham ataupun Paris Hilton. Hasil studi ini diperoleh dari jutaan wanita Inggris bertubuh sehat dengan ukuran ideal. Namun di sisi lain, mereka memiliki kepercayaan bahwa dengan bertubuh kurus, mereka bisa lebih populer dan terkenal.
Penelitian yang dihelat St Andrews University ini meminta sekolompok pelajar pria untuk memberikan penilaian seputar beberapa wajah mahasiswi. Hasilnya, mahasiswi bertubuh normal atau bahenol terlihat lebih menarik dibandingkan wanita bertubuh kurus.
Sedangkan untuk penilaian aksi wanita bahenol ketika bercinta, pria punya penilaian tersendiri. Seperti dilansir The Sun, sebuah studi yang dilakukan terhadap 3.000 wanita menunjukkan hasil bahwa satu dari tiga wanita Inggris yang memiliki ukuran tubuh—atau kemeja—16, melakukan hubungan seks sekali dalam sepekan. Sementara wanita berukuran tubuh 8, bisa bercinta hingga dua kali sepekan. Semakin kuat bukti bahwa wanita bertubuh bahenol lebih rutin bercinta dibandingkan wanita bertubuh gemuk.
Lebih lanjut, dari hasil studi tersebut juga terungkap bahwa wanita bertubuh bahenol merasa lebih bahagia ketika bercermin dan menikmati setiap lekuk tubuhnya. Apalagi, media massa kerap menampilkan sosok wanita menarik adalah mereka yang bertubuh bahenol. Mereka pun menjadi penuh percaya diri saat harus tampil bugil di hadapan pasangan.
“Masalahnya bukan selalu tentang wanita kurus lebih bahagia dengan tubuhnya, tapi mereka cenderung lebih percaya diri di ranjang,” kata pakar seks, Kate Taylor. Tak heran bila tubuh seksi selalu menjadi idaman wanita dibandingkan tubuh kurus ataupun gemuk.
8 Statistik Seputar Seks
Punya anak terbanyak
Aktivitas seksual dan reproduksi memang tak bisa dipisahkan. Namun seberapa banyak seseorang bisa menghasilkan keturunan? Seorang wanita Rusia dari abad 18 memegang rekor untuk wanita dengan jumlah anak terbanyak: 69. Wanita ini hamil 27 kali dan melahirkan 16 pasang anak kembar, tujuh pasang kembar tiga dan empat pasang kembar empat.
Meski begitu menurut Guinness Book of World Record pemegang rekor anak terbanyak adalah raja Moroko yang memiliki anak biologis 342 anak perempuan dan 525 anak laki-laki. Pada tahun 1721 ia tercatat sudah memiliki keturunan 700 anak laki-laki.
Pentingkah ukuran?
Tenang, jangan percaya pada mitos kejantanan dan film-film yang menampilkan ekspresi wanita yang terbelalak melihat penis pasangannya. Rata-rata ukuran penis yang normal saat ereksi adalah 11-14 cm dengan diameter 3,2 cm.
Banyak yang butuh bantuan
Diperkirakan 5 persen dari pria berusia 40-an dan 15-25 persen pria usia 56 tahun mengalami disfungsi ereksi. Akibatnya, 57 persen pria dan 64 persen wanita merasa tidak puas dengan kehidupan seksual mereka.
Kapan pertama kali?
Rata-rata pria di dunia kehilangan keperjakaannya di usia 16,9 tahun, sedangkan wanita berhubungan intim di usia rata-rata 17,4 tahun. Studi terbaru menunjukkan faktor genetik mungkin memengaruhi kapan seseorang melakukan seks pertama kali. Orang dengan kepribadian yang impulsif cenderung lebih cepat melakukan hubungan seks dibanding rekannya.
Tidur sendiri
Menurut data National Sleep Foundation, satu dari 10 pasangan suami istri, atau sekitar 12 persen, memiliki kebiasaan tidur di kamar terpisah dari pasangannya.
Selalu mencapai orgasme?
Bila 75 persen pria selalu mencapai orgasme setiap kali bercinta, hanya 29 persen perempuan yang merasakan pengalaman yang sama. Selain itu, kebanyakan perempuan butuh stimulasi klitoris untuk mencapai orgasme.
Hubungan tanpa status
Memiliki komitmen yang jelas dengan seseorang tampaknya sudah tak begitu menarik lagi. Paling tidak itu dibuktikan lewat penelitian Wayne State University dan Michigan State University yang menyebutkan dua pertiga mahasiswa lebih memilih hubungan tanpa status alias punya "teman tapi mesra" ketimbang menjalin komitmen istimewa.
Berapa pasangan seks?
Menurut survei yang dilakukan oleh National Center for Health Statistic terhadap orang dewasa berusia 20-59 tahun, selama hidupnya seorang wanita rata-rata memiliki empat partner seks, sedangkan pria memiliki tujuh partner.
Sumber : Kompas.com
Makanan-makanan Penambah Gairah Bercinta
Stroberi
Selain bentuknya yang sudah menggoda, kandungan di dalamnya pun juga memiliki khasiat yang "menggoda". Stroberi mengandung antioksidan dan mampu membantu sirkulasi pada tubuh. Itulah yang dibutuhkan untuk membantu memompa darah saat berkegiatan fisik nanti malam.
Telur
Entah itu direbus, diorak-arik, dibuat dengan bentuk dadar, tetap saja telur mengandung vitamin B6. Vitamin tersebut membantu tubuh mencapai keseimbangan hormon dan membantu Anda menghadapi stres. Vitamin B6 tak hanya berasal dari telur, tapi bisa juga dari bayam, wortel, kacang polong, biji bunga matahari, atau ikan.
Steak
Daging sapi dan daging merah lainnya bisa membantu tubuh memproduksi hormon prolaktin, yang dalam level tinggi bisa meningkatkan gairah bercinta. Namun tak hanya ada di daging-dagingan, Anda juga bisa mendapatkannya dari nasi merah, roti whole-grain, sayuran berdaun hijau, dan keju Cheshire atau Lancashire.
Bawang putih
Meski aromanya tidak akan membantu Anda untuk bercinta, khasiat bawang putih yang membantu membuka saluran darah merah, dan meningkatkan sirkulasi peredaran darah, akan membantu meningkatkan gairah Anda.
Jeruk
Makanan yang kaya akan vitamin C tak hanya baik untuk melawan flu, tapi juga bisa membantu meningkatkan gairah bercinta. Pasalnya, vitamin C meningkatkan level oksitosin seseorang, yakni hormon yang meningkatkan perasaan ingin merasa dekat dengan orang lain, lewat cara tergamblang manusia, yakni berpelukan.
Oatmeal
Mungkin bentuknya tidak menarik, namun menurut studi, oatmeal meningkatkan level testosteron dalam aliran darah seseorang.
Jahe
Jahe bisa membantu menghangatkan tubuh karena ia bisa meningkatkan metabolisme tubuh seseorang, yang bisa membuat tubuh memanas dan penuh energi, termasuk untuk bercinta.
Madu
Biasa menambahkan gula pada teh Anda? Coba ganti dengan pemanis alami ini. Madu mengandung boron, mineral yang bisa meningkatkan level libido seseorang, yang bisa mendorong hormon testosteron seseorang.
Cokelat
Nah, yang satu ini sudah sangat terkenal akan kemampuannya menambah gairah bercinta. Pasalnya, ada zat di dalamnya yang bernama methylxanthine, yang mencetus pelepasan dopamin dalam tubuh. Hal inilah yang membuat Anda mudah merasa dimabuk kepayang dan membuat Anda mudah luluh di pelukannya.
Sumber : Kompas.com
5 Hobi yang Bisa Tingkatkan Hasrat Seks
Dikutip dari Yourtango, Sberuntunglah bagi Anda yang punya hobi berikut ini.
1. Main alat musik
Mereka yang suka bermain alat musik punya kemampuan ritme yang bagus dan juga tangan yang handal. Pria yang pandai bermain gitar atau drum akan kelihatan lebih seksi di mata wanita. Begitu pula dengan wanita yang bisa bermain piano atau biola dianggap wanita anggun dan seksi. Dan anggapan seksi itu akan membuatnya lebih percaya diri saat melakukan seks.
2. Memasak
Salah satu jalan mendapatkan perhatian dan hati seseorang adalah dengan memasak. Bagi pria, wanita yang bisa masak akan sangat dicintai. Bahkan ada pepatah yang mengatakan, jika wanita ingin dipuaskan pria, puaskan dulu perutnya. Tak hanya wanita, pria yang jago masak pun dianggap wanita punya keahlian yang berpengaruh terhadap hubungan seksualnya.
3. Balet atau senam
Orang yang sering kursus balet atau senam punya tubuh yang fleksibel dan tahu betul mana posisi yang benar dan salah untuk melakukan sebuah gerakan, salah satunya gerakan saat melakukan hubungan seksual.
4. Massage
Seseorang yang sering melakukan massage di spa atau tempat pijat lainnya setidaknya tahu daerah-daerah di bagian tubuh yang memiliki sensasi nyaman dan enak ketika dipijit. Secara tidak langsung, ketika ia memberi pijatan pada pasangannya, ia pun akan memberikan pijatan yang sama enaknya sewaktu ia pernah dipijat, terutama di bagian tubuh yang memang sangat sensitif dan menimbulkan hasrat seksual.
5. Yoga dan olahraga lainnya
Beberapa studi menyebutkan bahwa yoga bisa membantu meningkatkan hasrat seksual. Tak hanya yoga, olahraga lainnya pun akan sangat bermanfaat dalam berhubungan seks, seperti berlari, berenang bahkan dansa.
Mereka yang punya hobi olahraga akan lebih berani dan percaya diri menunjukkan bentuk tubuhnya yang ideal atau seksi. Selain itu, olahraga juga akan membuat memperlancar aliran darah dan mengurangi stres. Kombinasi percaya diri dan efek sehat dari olahraga akan membuat kemampuan seks pun meningkat. (sumber: detik.com)
TIPS TINGKAT KUANTITAS DAN KUALITAS SPERMA
Anda ingin meningkatkan peluang memiliki anak atau hanya sekedar ingin ejakulasi dengan tingkat sperma yang tinggi, tidak salah apabila memiliki keduanya karena sperma yang banyak merupakan satu tanda sistem reproduksi yang sehat.
Tidak diragukan memiliki air mani dan sperma lebih banyak menghasilkan orgasme lebih lama termasuk meningkatknya hasrat seks. Jika Anda ingin menyirami pasangan dengan cinta sekaligus menjadi seorang calon ayah, ikutilah tips berikut ini untuk memperbaiki dan meningkatkan jumlah sperma:
Berhenti merokok
Jika Anda seorang perokok saat ini, berhentilah. Selain menyebabkan napas tak sedap, merokok juga mempengaruhi jumlah sperma. Penelitian menujukan perokok memiliki jumlah sperma lebih kecil dibanding pria yang tidak merokok.
Hindari memakai celana ketat dan panas
Inilah alasannya mengapa letak testis itu tergantung di tubuh. Testis perlu memiliki suhu lebih sejuk dibanding bagian tubuh lain karena itu memakai celana dalam atau celana panjang ketat akan mengakibatkan suhu di sekitarnya panas. Sedapat mungkin usahakan tidak mengenakan celana dalam sewaktu tidur untuk menjamin tetap sejuk.
Mulailah makanan makanan yang tepat
Diyakini atau tidak, pola makan mempengaruhi produksi sperma. Cobalah makan makanan rendah lemak, berprotein tinggi, sayuran dan seluruh jenis padi-padian yang baik bagi kesehatan.
Kurangi hubungan intim dan masturbasi
Banyak pria mengeluhkan air mani mereka sedikit dan encer. Semakin banyak ejakulasi, semakin berkurang kepadatan air mani tersebut. Jika anda melakukan hubungan intim tiap hari atau lebih buruk lagi masturbasi akan berpengaruh pada jumlah sperma dan kepadatan air mani itu sendiri.
Kurangi alkohol
Alkohol dapat mempengaruhi fungsi liver yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan tingkat estrogen. Jumlah estrogen yang tinggi dalam tubuh akan mempengaruhi produksi sperma. Sebaiknya hentikan minum alkhol mulai saat ini apabila Anda tidak ingin kehilangan jumlah produksi sperma.
Olahraga otot
Meskipun ini tidak dapat langsung meningkatkan produksi sperma dan air mani, olahraga otot PC dapat membantu Anda menembak lebih jauh dari sebelumnya. Lakukan latihan Keegel misalnya.
Mencoba suplemen
Obat-obatan seperti mariyuana dan obat anti jamur mungkin bisa menghalangi produksi sperma sementara suplemen alami diyakini dapat meningkatkan produksi sperma seperti L-carnitine yang ditemukan dalam daging merah dan susu merupakan asam amino alami yang dapat meningkatkan produksi dan kecepatan sperma.
Folic acid ketika digabung dengan seng dapat meningkatkan produksi sperma, L-arginine yang ditemukan dalam kacang-kacangan, telur, dagung dan wijen juga memiliki khasiat yang sama termasuk vitamin E dan selenium juga memperbaiki kecepatan dan konsentrasi sperma.
sumber: problem-anda dot com
Penyebab Gairah Seksual Menurun
Ambil contoh, trauma fisik bisa terjadi saat melahirkan. Rasa sakit akibat pengguntingan bagian dalam vagina (episiotomi) untuk melancarkan jalan lahir untuk menghindari terjadinya perobekan yang berat. Tentu saja, tindakan ini membutuhkan waktu untuk penyembuhan.
Sedangkan trauma psikis (kejiwaan) terjadi pada wanitausaimelahirkanyangbelum siap dan memahami segala urusan mengurus anak. Dari mulai merawat anak, merawat payudara yang sudah siap mengeluarkan susu, cara pemberian susu yang benar sampai urusan mengganti popok. Akibatnya, ibu merasa lelah, capek, dan menyebabkan gairah menurun dan enggan untuk berhubungan seksual.
Ibu yang baru melahirkan kerap merasa cemas dengan keadaan tubuh tidak lagi menarik. Istri takut tidak bisa memproduksi ASI yang cukup banyak untuk kebutuhan bayi dan merasa cemas dengan kondisi kesehatan lainnya. Kecemasan yang dialami terkadang tidak ada penyebabnya dan inilah yang menjadi penghalang timbulnya hasrat untuk bercinta.
Ketidakseimbangan hormon juga kerap dituding sebagai penyebab menurunnya hasrat seksual. Ketidakseimbangan hormon ini dapat mengakibatkan perubahan emosi yang tidak seimbang pula. Para ibu muda lebih mudah merasa kesal, malas, ingin marah. Kendati begitu, Konsultan Seks Remaja dan Perkawinan dari Klinik Curhat, Semarang dr Iwan Setiawan menegaskan, ketidakseimbangan hormonal hanya mempengaruhi secara tidak langsung. Setelah masa-masa nifas, hormonal kembali bekerja secara normal.
Tiap wanita berbeda-beda kesiapannya. Namun secara medis, setelah tidak ada pendarahan lagi, bisa dipastikan ibu sudah siap berhubungan seks yakni setelah masa nifas yang biasanya berlangsung selama 30-40 hari. Masih dianggap wajar bila keengganan untuk berhubungan badan dengan pasangan, terjadi antara satu hingga tiga bulan setelah melahirkan.
"Jika melewati batas tersebut berarti ada sesuatu yang salah dan perlu penanganan tepat. Sebaiknya, segera komunikasikan dengan suami," tukas Iwan.
Secara alami, sesudah melewati masa nifas kondisi organ reproduksi ibu sudah kembali normal. Oleh sebab itu, posisi hubungan seks seperti apa pun sudah bisa dilakukan. Kalaupun masih ada keluhan rasa sakit, lebih disebabkan proses pengembalian fungsi tubuh belum berlangsung sempurna seperti fungsi pembasahan vagina yang belum kembali seperti semula. Namun, bisa juga keluhan ini disebabkan kram otot, infeksi, atau luka yang masih dalam proses penyembuhan.
Coitus Interuptus
Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau withdrawal methods atau pull-out method. Dalam bahasa latin disebut juga interrupted intercourse.
Pengertian
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.
Cara Kerja
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim.
Efektifitas
Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.
Manfaat
Coitus interuptus memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
Manfaat kontrasepsi
- Alamiah.
- Efektif bila dilakukan dengan benar.
- Tidak mengganggu produksi ASI.
- Tidak ada efek samping.
- Tidak membutuhkan biaya.
- Tidak memerlukan persiapan khusus.
- Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
- Dapat digunakan setiap waktu.
Manfaat non kontrasepsi
- Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
- Menanamkan sifat saling pengertian.
- Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.
Keterbatasan
Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan, antara lain:
- Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan sperma selama senggama.
- Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
- Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah interupsi coitus.
- Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
- Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.
Penilaian Klien
Klien atau akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi coitus interuptus tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna kontrasepsi ini adalah:
Coitus Interuptus | |
Sesuai untuk | Tidak sesuai untuk |
Suami yang tidak mempunyai masalah dengan interupsi pra orgasmik. | Suami dengan ejakulasi dini. |
Pasangan yang tidak mau metode kontrasepsi lain. | Suami yang tidak dapat mengontrol interupsi pra orgasmik. |
Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana. | Suami dengan kelainan fisik/psikologis. |
Pasangan yang memerlukan kontrasepsi segera. | Pasangan yang tidak dapat bekerjasama. |
Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode lain. | Pasangan yang tidak komunikatif. |
Pasangan yang membutuhkan metode pendukung. | Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus. |
Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur. | |
Menyukai senggama yang dapat dilakukan kapan saja/tanpa rencana. |
Cara Coitus Interuptus
- Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan sepakat untuk menggunakan metode senggama terputus.
- Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
- Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
- Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
- Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
- Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.
Referensi
birth-control-comparison.info/withdrawal.htm diunduh 12 Maret 2010, 9:39 AM.
contracept.org/withdrawal.php diunduh 11 Maret 2010, 3:06 PM.
en.wikipedia.org/wiki/Coitus_interruptus diunduh 11 Maret 2010, 3:04 PM.
Delvin, D. 2008. Coitus Interruptus (Withdrawal Methods).
americanpregnancy.org/preventingpregnancy/withdrawal.html diunduh 11 Maret 2010, 3:09 PM.
netdoctor.co.uk/sex_relationships/facts/coitusinterruptus.htm diunduh 11 Maret 2010, 3:08 PM.
plannedparenthood.org/health-topics/birth-control/withdrawal-pull-out-method-4218.htm diunduh 11 Maret 2010, 3:11 PM.
reproline.jhu.edu/english/1fp/1methods/1withdr/index.htm diunduh 12 Maret 2010, 9:47 AM.
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 15- MK 16).
Jawaban Cewek Saat Menolak Cowok
Memang menyedihkan jika cinta kita ditolak oleh cewek idaman yang cantik aduhai kece bahenol, padahal kamu udah ngumpulin semua keberanian dalam hati untuk mengungkapkan perasaanmu pada si ‘Dia’ (walau membutuhkan waktu 3 tahun) Apa daya, layaknya sebuah lagu yang dinyanyikan group band PADI, “Kasih Tak Sampai” cinta mu kandas hanya dengan sebuah jawaban dari sang cewek, “Maaf yah”
Udah gan jangan meratapi cinta yang tak terbalaskan, mending kita baca aja nih “Jawaban-jawaban cewek saat menolak cowok seperti agan”
1. Jawaban Cewek: “Kamu sudah kuanggap sebagai kakak.”
maksud si cewek: “Lu mengingatkan gue pada kakek gue”
2. Jawaban Cewek: “Beda usia kita terlalu jauh.”
maksud si cewek: “Tampang lu tua banget sih, kan kasian gue yg imut ini.”
3. Jawaban Cewek: “Aku tidak tertarik padamu bukan karena penampilanmu.”
maksud si cewek: “Lu cowok terjelek yang pernah gue kenal”
4. Jawaban Cewek: “Hidupku sedang kacau sekarang.”
maksud si cewek: “Gue gak ingin elu tau teman-teman kencan gue yang lain”
5. Jawaban Cewek: “Aku sudah punya pacar.”
maksud si cewek: “Abis lu masih kalah keren sih dibandingin cowok gue”
6. Jawaban Cewek: “Bukan karena kamu kok, tapi aku.”
maksud si cewek: “Sebenarnya sih gara-gara elu”
7. Jawaban Cewek: “Aku ingin berkonsentrasi pada karir.”
maksud si cewek: “Walaupun kerjaan gue kadang bosenin, tapi masih mendinglah timbang berkencan dengan elu yang ga oke ini”
8. Jawaban Cewek: “Aku masih ingin sendiri.”
maksud si cewek: “Lu cowok paling menyebalkan, norak, kampungan!”
9. Jawaban Cewek: “Kita berteman aja ya.”
maksud si cewek: “Agar lu tau aja betapa banyaknya cowok yang mau ama gue”
10. Jawaban Cewek: “Sepertinya kita kurang serasi.”
maksud si cewek: “Elu harusnya punya mobil BMW/ Mercedez baru bisa jalan ama gue, ya minimal punya bokap lu ga pa2 dah!”
11. Jawaban Cewek: “Saat ini belum, mungkin nanti.”
maksud si cewek: “Duit elu sekarang masih sedikit, makanya cari dulu, klo lu udah punya uang, baru gue pikirin lagi, itu juga kalo gue blum punya cowok.”
12. Jawaban Cewek: “Maaf yah, bukannya gag mau, tapi kalo kita pacaran pasti kamu sering bete sama aku, aku tuh orangnya cuek, gag perhatian, bla bla bla….”
maksud si cewek: “cuek gara2 sibuk sama gebetan yang lain, yang jelas jelas lebih ganteng dari elo”
13. Jawaban Cewek: “Gua masih belum pengen pacaran.”
maksud si cewek: “Maksud gua nggak pengennya itu sama elu, kalau sama cowok lain yang lebih oke, ya pikir-pikir dulu”
14. Jawaban Cewek: “Terima kasih, elu cinta sama gua, tapi sori, gua udah punya cowok di luar negri.”
maksud si cewek: “Cowok gua kan Leonardo Di Caprio, elu mah nggak cute!”
15. Jawaban Cewek: “Gua belum biasa jalan berdua sama cowok.”
maksud si cewek: “Udah deh, jangan pake naksir-naksir gua segala, dari pada gua malu nanti dikatain orang kalau jalan berdua sama elu.”
16. Jawaban Cewek: “Gua telepon elu deh seminggu lagi.”
maksud si cewek: “Gua test lu! Biar mampus!”
17. Jawaban Cewek: “Gua cuma anggep elu temen biasa.”
maksud si cewek: “Biasa juga PBSI, enak aja mau naik pangkat…”
*PBSI = Pacar Bukan Supir Iya
18. Jawaban Cewek: “Gua cuma anggep elu temen deket.”
maksud si cewek: “Gua kira elu homo, makanya gua berani deket”
19. Jawaban Cewek: Ceweknya ‘Nangis’
maksud si cewek: “Ya ampun… kenapa cowok yang naksir gua jelek banget begini?”
20. Jawaban Cewek: Ngegampar elu, trus bilang “Ehh, sory ada nyamuk tadi”
maksud si cewek: “Kurang ajar elu, berani-beraninya nembak gua, pengen mampus ya?”
Gimana tuh gan, ada salah satu jawaban yang dipake cewek buat nolak agan gak? haha, nikmatin aja gan, mungkin emang bukan jodohnya
Mengapa Wanita Lebih Tertarik Pria Petualang
Meski kebanyakan wanita sering mengungkapkan rasa tidak sukanya pada pria yang ‘narsis’ dan playboy, namun sebuah penelitian justru mengungkapkan mengapa kaum hawa lebih mudah terpikat pria petualang.Sebuah studi yang diselenggarakan universitas di New Mexico State, Las-Cruses City menunjukkan, wanita kerapkali tidak dapat menolak sikap arogan dan egoisme pria . Fakta ini dikonfirmasi oleh penelitian yang melibatkan lebih dari 200 peserta. Dalam penelitian ini dibuktikan, pria petualang yang tergolong narsis dan egois bisa menjadi magnet bagi wanita.
Tes tersebut dirancang untuk menentukan, seberapa sukses karakter buruk seseorang bisa diketahui. Untuk mengukurnya dalam tes ini diamati beberapa karakter pria. Mulai dari psikopat impulsif, hasrat untuk melakukan hal menantang, kesediaan melakukan kegiatan yang mengutamakan kepentingan sendiri, dan kebiasaan membanggakan diri sendiri.
Selain melakukan pengamatan langsung, para peserta penelitian juga diminta menjawab kuisioner tentang sikap mereka terhadap aktivitas bercinta. Para peserta penelitian juga dimnta melaporkan berapa kali berpacaran, dan jangka waktu hubungan percintaan.Hasilnya, para peneliti menemukan, pria yang tergolong ‘narsis’ dan egois justru yang memiliki jumlah tertinggi pasangan kencan, dan hanya bertahan pada hubungan jangka pendek.Melihat hasil penelitian tersebut, sebaiknya pikir-pikir dulu sebelum agan-agan cewek terjebak dalam hubungan dengan pria petualang.
Askep Pneumonia
Pneumonia
Rencana Keperawatan1. Ketidakefektifan Pola Nafas b.d Infeksi Paru
Karakteristik :
Tujuan :
- Suara nafas paru bersih dan sama pada kedua sisi
- Suhu tubuh dalam batas 36,5 – 37,2OC
- Laju nafas dalam rentang normal
- Tidak terdapat batuk, cyanosis, haluaran hidung, retraksi dan diaporesis
Intervensi
- Lakukan pengkajian tiap 4 jam terhadap RR, S, dan tanda-tanda keefektifan jalan napas.
R : Evaluasi dan reassessment terhadap tindakan yang akan/telah diberikan. - Lakukan Phisioterapi dada secara terjadwal
R : Mengeluarkan sekresi jalan nafas, mencegah obstruksi - Berikan Oksigen lembab, kaji keefektifan terapi
R : Meningkatkan suplai oksigen jaringan paru - Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai order, kaji keefektifan dan efek samping (ruam, diare)
R : Pemberantasan kuman sebagai faktor causa gangguan - Lakukan pengecekan hitung SDM dan photo thoraks
R : Evaluasi terhadap keefektifan sirkulasi oksigen, evaluasi kondisi jaringan paru - Lakukan suction secara bertahap
R : Membantu pembersihan jalan nafas - Catat hasil pulse oximeter bila terpasang, tiap 2 – 4 jam
R : Evaluasi berkala keberhasilan terapi/tindakan tim kesehatan.
2. Defisit Volume Cairan b.d Penurunan intake cairan
Karakteristik :
Tujuan :
Anak mendapatkan sejumlah cairan yang adekuat ditandai dengan :
- Intake adekuat, baik IV maupun oral
- Tidak adanya letargi, muntah, diare
- Suhu tubuh dalam batas normal
- Urine output adekuat, BJ Urine 1.008 – 1,020
Intervensi :
- Catat intake dan output, berat diapers untuk output
R : Evaluasi ketat kebutuhan intake dan output - Kaji dan catat suhu setiap 4 jam, tanda devisit cairan dan kondisi IV line
R : Meyakinkan terpenuhinya kebutuhan cairan - Catat BJ Urine tiap 4 jam atau bila perlu
R : Evaluasi obyektif sederhana devisit volume cairan - Lakukan Perawatan mulut tiap 4 jam
R : Meningkatkan bersihan sal cerna, meningkatkan nafsu makan/minum
Diagnosis lain :
- Perubahan Nutrisi :Edit HTML Kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, muntah, peningkatan konsumsi kalori sekunder terhadap infeksi
- Perubahan rasa nyaman b.d sakit kepala, nyeri dada
- Intoleransi aktivitas b.d distres pernafasan, latergi, penurunan intake, demam
- Kecemasan b.d hospitalisasi, distress pernafasan
Referensi :
Acton, Sharon Enis & Fugate, Terry (1993) Pediatric Care Plans,
Hasil Pencarian Untuk Asuhan Keperawatan Askep Pneumonia
Tag: search result for asuhan keperawatan askep Pneumonia
Tag: search result for asuhan keperawatan askep Pneumonia
Tag: search result for asuhan keperawatan askep Pneumonia
Tag: search result for
Tag: search result for asuhan keperawatan askep Pneumonia
Askep COPD
A. Pengertian
B. Klasifikasi
Menurut Alsagaff & Mukty (2006), COPD dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Asma Bronkhial: dikarakteristikan oleh konstruksi yang dapat pulih dari otot halus bronkhial, hipersekresi mukoid, dan inflamasi, cuaca dingin, latihan, obat, kimia dan infeksi.
- Bronkitis kronis: ditandai dengan batuk-batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran dahak sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut dalam satu tahun, dan paling sedikit selama 2 tahun. Gejala ini perlu dibedakan dari tuberkulosis paru, bronkiektasis, tumor paru, dan asma bronkial.
- Emfisema: suatu perubahan anatomis paru-paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran udara sebelah distal bronkus terminal, disertai kerusakan dinding alveolus.
C. Etiologi
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko munculnya COPD (Mansjoer, 1999) adalah :
- Kebiasaan merokok
- Polusi udara
- Paparan debu, asap, dan gas-gas kimiawi akibat kerja.
- Riwayat infeksi saluran nafas.
- Bersifat genetik yaitu defisiensi -1 antitripsin.
D. Tanda dan gejala
Berdasarkan Brunner & Suddarth (2005) adalah sebagai berikut :
- Batuk produktif, kronis pada bulan-bulan musim dingin.
- Batuk kronik dan pembentukan sputum purulen dalam jumlah yang sangat banyak.
- Dispnea.
- Nafas pendek dan cepat (Takipnea).
- Anoreksia.
- Penurunan berat badan dan kelemahan.
- Takikardia, berkeringat.
- Hipoksia, sesak dalam dada.
D. Pemeriksaan Diagnostik
- Anamnesis :
Riwayat penyakit ditandai 3 gejala klinis diatas dan faktor-faktor penyebab. - Pemeriksaan fisik :
- Pasien biasanya tampak kurus dengan barrel-shapped chest (diameter anteroposterior dada meningkat).
- Fremitus taktil dada berkurang atau tidak ada.
- Perkusi pada dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih rendah, pekak jantung berkurang.
- Suara nafas berkurang.
- Pemeriksaan radiologi
- Foto thoraks pada bronkitis kronik memperlihatkan tubular shadow berupa bayangan garis-garisyang pararel keluar dari hilus menuju ke apeks paru dan corakan paru yang bertambah.
- Pada emfisema paru, foto thoraks menunjukkan adanya overinflasi dengan gambaran diafragma yang rendah yang rendah dan datar, penciutan pembuluh darah pulmonal, dan penambahan corakan kedistal.
- Tes fungsi paru :
Dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea untuk menentukan penyebab dispnea, untuk menentukan apakah fungsi abnormal adalah obstimulasi atau restriksi, untuk memperkirakan derajat disfungsi dan untuk mengevaluasi efek terapi, misalnya bronkodilator. - Pemeriksaan gas darah.
- Pemeriksaan EKG
- Pemeriksaan Laboratorium darah : hitung sel darah putih.
E. Komplikasi
Infeksi yang berulang, pneumotoraks spontan, eritrosit karena keadaan hipoksia kronik, gagal nafas, dan kor pulmonal.
F. Penatalaksanaan
- Pencegahan : Mencegah kebiasaan merokok, infeksi dan polusi udara.
- Terapi ekserbasi akut dilakukan dengan :
- Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi :
- Infeksi ini umumnya disebabkan oleh H. Influenza dan S. Pneumonia, maka digunakan ampisilin 4 x 0,25 – 0,5 g/hari atau aritromisin 4 x 0,5 g/hari.
- Augmentin (amoxilin dan asam klavuralat) dapat diberikan jika kuman penyebab infeksinya adalah H. Influenza dan B. Catarhalis yang memproduksi B. Laktamase. Pemberian antibiotic seperti kotrimoksosal, amoksisilin atau doksisilin pada pasien yang mengalami eksaserbasi akut terbukti mempercepat penyembuhan dan membantu mempererat kenaikan peak flowrate. Namun hanya dalam 7 – 10 hari selama periode eksaserbasi. Bila terdapat infeksi sekunder atau tanda-tanda pneumonia, maka dianjurkan antiobiotik yang lebih kuat.
- Terapi oksigen diberikan jika terdapat kegagalan pernafasan karena hiperkapnia dan berkurangnya sensitivitas CO2.
- Fisioterapi membantu pasien untuk mengeluarkan sputum dengan baik.
- Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan nafas, termsuk didalamnya golongan adrenergic B dan antikolinergik. Pada pasien dapat diberikan sulbutamol 5 mg dan atau protropium bromide 250 g diberikan tiap 6 jam dengan rebulizer atau aminofilin 0,25 – 05 g IV secara perlahan.
- Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi :
- Terapi jangka panjang dilakukan dengan :
- Antibiotik untuk kemoterapi preventif jangka panjang, ampisilin 4 x 0,25 – 0,5/hari dapat menurunkan ekserbasi akut.
- Bronkodilator, tergantung tingkat reversibilitas obstruksi saluran nafas tiap pasien, maka sebelum pemberian obat ini dibutuhkan pemeriksaan obyektif fungsi foal paru.
- Fisioterapi.
- Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi akivitas fisik.
- Mukolitik dan ekspekteron.
- Terapi oksigen jangka panjang bagi pasien yang mengalami gagal nafas Tip II dengan PaO2 < 7,3 kPa (55 mmHg).
- Rehabilitasi, pasien cenderung menemui kesulitan bekerja, merasa sendiri dan terisolasi, untuk itu perlu kegiatna sosialisasi agar terhindar dari depresi. Rehabilitasi untuk pasien PPOK/COPD: a) Fisioterapi b) Rehabilitasi psikis c) Rehabilitasi pekerjaan.
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan COPD
A. Pengkajian
- Identitas klien
Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama/suku, warga Negara, bahasa yang digunakan, penanggung jawap meliputi : nama, alamat, hubungan dengan klien. - Pola persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan.
Kaji status riwayat kesehatan yang pernah dialami klien, apa upaya dan dimana kliwen mendapat pertolongan kesehatan, lalu apa saja yang membuat status kesehatan klien menurun. - Pola nutris metabolik.
Tanyakan kepada klien tentang jenis, frekuensi, dan jumlah klien makan dan minnum klien dalam sehari. Kaji selera makan berlebihan atau berkurang, kaji adanya mual muntah ataupun adanyaterapi intravena, penggunaan selang enteric, timbang juga berat badan, ukur tinggi badan, lingkaran lengan atas serta hitung berat badan ideal klien untuk memperoleh gambaran status nutrisi. - Pola eliminasi.
- Kaji terhadap rekuensi, karakteristik, kesulitan/masalah dan juga pemakaian alat bantu seperti folly kateter, ukur juga intake dan output setiap sift.
- Eliminasi proses, kaji terhadap prekuensi, karakteristik,
kesulitan/masalah defekasi dan juga pemakaian alat bantu/intervensi dalam Bab.
- Pola aktivitas dan latihan
Kaji kemampuan beraktivitas baik sebelum sakit atau keadaan sekarang dan juga penggunaan alat bantu seperti tongkat, kursi roda dan lain-lain. Tanyakan kepada klien tentang penggunaan waktu senggang. Adakah keluhanpada pernapasan, jantung seperti berdebar, nyeri dada, badan lemah. - Pola tidur dan istirahat
Tanyakan kepada klien kebiasan tidur sehari-hari, jumlah jam tidur, tidur siang. Apakah klien memerlukan penghantar tidur seperti mambaca, minum susu, menulis, memdengarkan musik, menonton televise. Bagaimana suasana tidur klien apaka terang atau gelap. Sering bangun saat tidur dikarenakan oleh nyeri, gatal, berkemih, sesak dan lain-lain. - Pola persepsi kogniti
Tanyakan kepada klien apakah menggunakan alat bantu pengelihatan, pendengaran. Adakah klien kesulitan mengingat sesuatu, bagaimana klien mengatasi tak nyaman : nyeri. Adakah gangguan persepsi sensori seperti pengelihatan kabur, pendengaran terganggu. Kaji tingkat orientasi terhadap tempat waktu dan orang. - Pola persepsi dan konsep diri
Kaji tingkah laku mengenai dirinya, apakah klien pernah mengalami putus asa/frustasi/stress dan bagaimana menurut klien mengenai dirinya. - Pola peran hubungan dengan sesama
Apakah peran klien dimasyarakat dan keluarga, bagaimana hubungan klien di masyarakat dan keluarga dn teman sekerja. Kaji apakah ada gangguan komunikasi verbal dan gangguan dalam interaksi dengan anggota keluarga dan orang lain. - Pola produksi seksual
Tanyakan kepada klien tentang penggunaan kontrasepsi dan permasalahan yang timbul. Berapa jumlah anak klien dan status pernikahan klien. - Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress.
Kaji faktor yang membuat klien marah dan tidak dapat mengontrol diri, tempat klien bertukar pendapat dan mekanisme koping yang digunakan selama ini. Kaji keadaan klien saat ini terhadap penyesuaian diri, ugkapan, penyangkalan/penolakan terhadap diri sendiri. - Pola system kepercayaan
Kaji apakah klien dsering beribadah, klien menganut agama apa?. Kaji apakah ada nilai-nilai tentang agama yang klien anut bertentangan dengan kesehatan.
B. Diagnosa Keperawatan
- Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan gangguan peningkatan produksi secret, sekresi tertahan, tebal dan kental.
- Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen berkurang. (obstruksi jalan napas oleh secret, spasme bronkus).
- Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada selaput paru-paru.
C. Perencanaan Keperawatan.
- Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan gangguan peningkatan produksi secret, sekresi tertahan, tebal dan kental.
Tujuan : Ventilasi/oksigenisasi adekuat untuk kebutuhan
individu.
Kriteria hasil : Mempertahankan jalan napas paten dan bunyi napas
bersih/jelas.
Intervensi- Kaji/pantau frekuensi pernapasan, catat rasio inspirasi/ekspirasi.
Rasional :
Takipnea biasanya ada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau selama stress/adanya proses infeksi akut. Pernapasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang disbanding inspirasi. - Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, misalnya peninggian kepala tempat tidur, duduk dan sandaran tempat tidur.
Rasional :
Peninggian kepala tempat tidur mempermudah pernapasan dan menggunakan gravitasi. Namun pasien dengan distress berat akan mencari posisi yang lebih mudah untuk bernapas. Sokongan tangan/kaki dengan meja, bantal dan lain-lain membantu menurunkan kelemahan otot dan dapat sebagai alat ekspansi dada. - Auskultasi bunyi napas, catat adanya bunyi napas misalnya : mengi, krokels dan ronki.
Rasional :
Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan napas dan dapat/tidak dimanifestasikan dengan adanya bunyi napas adventisius, misalnya : penyebaran, krekels basah (bronchitis), bunyi napas redup dengan ekspirasi mengi (emfisema), atau tidak adanya bunyi napas (asma berat). - Catat adanya /derajat disepnea, misalnya : keluhan “lapar udara”, gelisah, ansietas, distress pernapasan, dan penggunaan obat bantu.
Rasional :
Disfungsi pernapasan adalah variable yang tergantung pada tahap proses kronis selain proses akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit, misalnya infeksi dan reaksi alergi. - Dorong/bantu latihan napas abdomen atau bibir.
Rasional :
Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dispnea dan menurunkan jebakan udara. - Observasi karakteristik batuk, misalnya : menetap, batuk pendek, basah, bantu tindakan untuk memperbaiki keefektifan jalan napas.
Rasional :
Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya bila pasien lansia, sakit akut, atau kelemahan. Batuk paling efektif pada posisi duduk paling tinggi atau kepala dibawah setelah perkusi dada. - Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung.
Rasional :
Hidrasi membantu menurunkan kekentalan secret, mempermudah pengeluaran. Penggunaan air hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan selama makan dapat meningkatkan distensi gaster dan tekanan pada diafragma. - Bronkodilator, misalnya, β-agonis, efinefrin (adrenalin, vavonefrin), albuterol (proventil, ventolin), terbutalin (brethine, brethaire), isoeetrain (brokosol, bronkometer).
Rasional :
Merilekskan otot halus dan menurunkan kongesti local, menurunkan spasme jalan napas, mengi dan produksi mukosa. Obat-obatan mungkin per oral, injeksi atau inhalasi. dapat meningkatkan distensi gaster dan tekanan pada diafragma.
(Doenges, 1999. hal 156).
- Kaji/pantau frekuensi pernapasan, catat rasio inspirasi/ekspirasi.
- Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen berkurang. (obstruksi jalan napas oleh sekret, spasme bronkus).
Tujuan : Mempertahankan tingkat oksigen yang adekuat untuk
keperluan tubuh.
Kriteria hasil :- Tanpa terapi oksigen, SaO2 95 % dank lien tidan mengalami sesak napas.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda sianosis.
Intervensi :- Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan, catat pengguanaan otot aksesorius, napas bibir, ketidakmampuan bicara/berbincang.
Respon :
Berguna dalam evaluasi derajat distress pernapasan dan kronisnya proses penyakit. - Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna membrane mukosa.
Rasional :
Sianosis mungkin perifer (terlihat pada kuku) atau sentral (terlihat sekitar bibir atau danun telinga). Keabu-abuan dan dianosis sentral mengindikasikan beratnya hipoksemia. - Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernapas. Dorong napas dalam perlahan atau napas bibir sesuai dengan kebutuhan/toleransi individu.
Rasional :
Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan laithan napas untuk menurunkan kolaps jalan napas, dispnea dan kerja napas. - Dorong mengeluarkan sputum, pengisapan bila diindikasikan.
Rasional :
Kental tebal dan banyak sekresi adalah sumber utama gangguan pertukaran gas pada jalan napas kecil, dan pengisapan dibuthkan bila batuk tak efektif. - Auskultasi bunyi napas, catat area penurunan aliran udara dan/atau bunyi tambahan.
Rasional :
Bunyi napas mingkin redup karena penurrunan aliran udara atau area konsolidasi. Adanya mengi mengindikasikan spasme bronkus/ter-tahannya sekret. Krekles basah menyebar menunjukan cairan pada interstisial/dekompensasi jantung. - Awasi tanda-tanda vital dan irama jantung.
Rasional :
Takikardi, disiretmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjuak efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung. - Berikan oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil GDA dan toleransi pasien.
Rasional :
Dapat memperbaiki/mencegah memburuknya hipoksia. Catatan ; emfisema koronis, mengatur pernapasan pasien ditentikan oleh kadar CO2 dan mungkin dikkeluarkan dengan peningkatan PaO2 berlebihan.
(Doenges, 1999. hal 158).
- Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada selaput paru-paru.
Tujuan : Rasa nyeri berkurang sampai hilang.
Kriteria hasil :- Klien mengatakan rasa nyeri berkurang/hilang.
- Ekspresi wajah rileks.
Intervensi :- Tentukan karakteristik nyeri, miaalnya ; tajam, konsisten, di tusuk, selidiki perubahan karakter/intensitasnyeri/lokasi.
Respon :
Nyeri dada biasanya ada dalam beberapa derajat pneumonia, juga dapat timbul komplikasi seperti perikarditis dan endokarditis. - Pantau tanda-tanda vital.
Rasional :
Perubahan frekuensi jantung atau TD menunjukan bahwa pasien mengalami nyeri, khususnya bila alasan lain untuk perubahan tanda-tanda vital. - Berikan tindakan nyaman, misalnya ; pijatan punggung, perubahan posisi, musik tenang/perbincangan, relaksasi/latihan napas.
Rasional :
Tindakan non-analgetik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi analgesic. - Tawarkan pembersihan mulut dengan sering.
Rasional :
Pernapasan mulut dan terapi oksigen dapat mengiritasi dan mengeringkan memberan mukosa, potensial ketidaknyamanan umum. - Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk.
Rasional :
Alat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada sementara meningkatkan keefektifan upaya batuk. - Berikan analgesic dan antitusif sesuai indikasi.
Rasional :
Obat ini dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif/proksimal atau menurunkan mukosa berlebihan, meningkatkan kenyamanan/istirahat umum.
(Doenges, 1999. hal 171).
Hasil Pencarian Untuk Asuhan Keperawatan Askep COPD
Tag: search result for asuhan keperawatan askep COPD
Tag: search result for asuhan keperawatan askep COPD
Tag: search result for asuhan keperawatan askep COPD
Tag: search result for
Tag: search result for asuhan keperawatan askep COPD
Askep Asthma Bronkhiale
A. Pengertian
Asthma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).
Asthma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).
Asthma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).
Asthma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon.
trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan (The American Thoracic Society).
B. Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asthma bronkhial.
- Faktor predisposisi
- Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asthma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
- Genetik
- Faktor presipitasi
- Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :- Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.
Seperti : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi. - Ingestan, yang masuk melalui mulut.
Seperti : makanan dan obat-obatan. - Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
seperti : perhiasan, logam dan jam tangan.
- Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.
- Perubahan cuaca.
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu. - Stress.
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati. - Lingkungan kerja.
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti. - Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat.
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
- Alergen
C. Klasifikasi Asthma
Berdasarkan penyebabnya, asthma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :
- Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asthma ekstrinsik. - Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan. - Asthma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.
D. Patofisiologi
Asthma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asthma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan
antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.
Pada asthma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi.
Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.
E. Manifestasi Klinik
Manifestasi Klinik pada pasien asthma adalah batuk, dyspne, dari wheezing. Dan pada sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Ada beberapa tingkatan penderita asma yaitu :
- Tingkat I :
- Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru.
- Timbul bila ada faktor pencetus baik di dapat alamiah maupun dengan test provokasi bronkial di laboratorium.
- Tingkat II :
- Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas.
- Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan.
- Tingkat III :
- Tanpa keluhan.
- Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.
- Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali.
- Tingkat IV :
- Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing.
- Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas.
- Tingkat V :
- Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai.
- Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel. Pada asma yang berat dapat timbul gejala seperti : Kontraksi otot-otot pernafasan, cyanosis, gangguan kesadaran, penderita tampak letih, takikardi.
F. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan laboratorium.
- Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:- Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.
- Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkus. - Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
- Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.
- Pemeriksaan darah.
- Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
- Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
- Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.
- Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.
- Pemeriksaan sputum
- Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:- Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.
- Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah.
- Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru.
- Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
- Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.
- Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma. - Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :- Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation.
- Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right bundle branch block).
- Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST negative.
- Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru. - Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah
pamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asthma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari 20%. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.
G. Penatalaksanaan
- Pengobatan farmakologik :
- Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :
- Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin).
Nama obat :- Orsiprenalin (Alupent)
- Fenoterol (berotec)
- Terbutalin (bricasma)
- Santin (teofilin)
Nama obat :- Aminofilin (Amicam supp)
- Aminofilin (Euphilin Retard)
- Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara
kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya
saling memperkuat.
Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).
- Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin).
- Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma. Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan. - Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungnan obat ini adalah
dapat diberika secara oral.
- Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :
- Pengobatan non farmakologik:
- Memberikan penyuluhan.
- Menghindari faktor pencetus.
- Pemberian cairan.
- Fisiotherapy.
- Beri O2 bila perlu.
DOWNLOAD ASKEP ASTHMA BRONKHIALE Klik Di Sini
A. Pengkajian
- Riwayat kesehatan yang lalu:
- Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.
- Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan.
- Kaji riwayat pekerjaan pasien.
- Aktivitas
- Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas.
- Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari.
- Tidur dalam posisi duduk tinggi.
- Pernapasan
- Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.
- Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang ditempat tidur.
- Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya: meninggikan bahu, melebarkan hidung.
- Adanya bunyi napas mengi.
- Adanya batuk berulang.
- Sirkulasi
- Adanya peningkatan tekanan darah.
- Adanya peningkatan frekuensi jantung.
- Warna kulit atau membran mukosa normal/ abu-abu/ sianosis.
- Kemerahan atau berkeringat.
- Integritas ego
- Ansietas
- Ketakutan
- Peka rangsangan
- Gelisah
- Asupan nutrisi
- Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.
- Penurunan berat badan karena anoreksia.
- Hubungan sosal
- Keterbatasan mobilitas fisik.
- Susah bicara atau bicara terbata-bata.
- Adanya ketergantungan pada orang lain.
- Seksualitas
- Penurunan libido.
B. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
- Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.
- Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
- Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
C. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1 :
Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.
Tujuan : Jalan nafas kembali efektif.
Kriteria Hasil :
- Sesak berkurang
- Batuk berkurang
- Klien dapat mengeluarkan sputum
- Wheezing berkurang/hilang
- TTV dalam batas normal keadaan umum baik.
- Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya : mengi, erekeis, ronkhi.
R/ Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. Bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (empysema), tak ada fungsi nafas (asma berat). - Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio inspirasi dan ekspirasi.
R/ Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dpat ditemukan pada penerimaan selama strest/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi. - Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada sandaran.
R/ Peninggian kepala tidak mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi. - Observasi karakteristik batuk, menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk keefektipan memperbaiki upaya batuk.
R/ batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada klien lansia, sakit akut/kelemahan. - Berikan air hangat.
R/ penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. - Kolaborasi obat sesuai indikasi.Bronkodilator spiriva 1x1 (inhalasi).
R/ Membebaskan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.
Diagnosa Keperawatan 2 :
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
Tujuan : Pola nafas kembali efektif.
Kriteria Hasil :
- Pola nafas efektif
- Bunyi nafas normal atau bersih
- TTV dalam batas normal
- Batuk berkurang
- Ekspansi paru mengembang.
- Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.
R/ Kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau nyeri dada. - Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti crekels, mengi.
R/ ronki dan mengi menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan pernafasan. - Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
R/ Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan. - Observasi pola batuk dan karakter sekret.
R/ Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi. - Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.
R/ Dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah ketidak nyaman upaya bernafas. - Kolaborasi
- Berikan oksigen tambahan.
- Berikan humidifikasi tambahan misalnya : nebulizer.
Diagnosa Keperawatan 3 :
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
Kriteria Hasil :
- Keadaan umum baik
- Mukosa bibir lembab
- Nafsu makan baik
- Tekstur kulit baik
- Klien menghabiskan porsi makan yang disediakan
- Bising usus 6-12 kali/menit
- Berat badan dalam batas normal.
- Kaji status nutrisi klien (tekstur kulit, rambut, konjungtiva).
R/ Menentukan dan membantu dalam intervensi lanjutnya. - Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
R/ Petikan pengetahuan klien dapat menaikan partisi bagi klien dalam asuhan keperawatan. - Timbang berat badan dan tinggi badan.
R/ Penurunan berat badan yang signipikan merupakan indikator kurangnya nutrisi. - Anjurkan klien minum air hangat saat makan.
R/ Air hangat dapat mengurangi mual. - Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering.
R/ memenuhi kebutuhan nutrisi klien. - Kolaborasi
- Consul dengan tim gizi/tim mendukung nutrisi.
R/ Menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan. - Berikan obat sesuai indikasi.
- Vitamin B squrb 2x1.
R/ Defisiensi vitamin dapat terjadi bila protein dibatasi. - Antiemetik rantis 2x1
R/ untuk menghilangkan mual / muntah.
- Consul dengan tim gizi/tim mendukung nutrisi.
DAFTAR PUSTAKA
Baratawidjaja, K. (1990) "Asma Bronchiale", dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : FK UI.
Brunner & Suddart (2002) "Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah", Jakarta : AGC.
Crockett, A. (1997) "Penanganan Asma dalam Penyakit Primer", Jakarta : Hipocrates.
Crompton, G. (1980) "Diagnosis and Management of Respiratory Disease", Blacwell Scientific Publication.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan Keperawatan”, Jakarta : EGC.
Guyton & Hall (1997) "Buku Ajar Fisiologi Kedokteran", Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo (1997) "Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik", Volume 1, Jakarta : EGC.
Price, S & Wilson, L. M. (1995) "Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit", Jakarta : EGC.
Pullen, R. L. (1995) "Pulmonary Disease", Philadelpia : Lea & Febiger.
Rab, T. (1996) "Ilmu Penyakit Paru", Jakarta : Hipokrates.
Rab, T. (1998) "Agenda Gawat Darurat", Jakarta : Hipokrates.
Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) "Keperawatan Medikal Bedah", Buku Satu, Jakarta : Salemba Medika.
Staff Pengajar FK UI (1997) "Ilmu Kesehatan Anak", Jakarta : Info Medika.
Sundaru, H. (1995) "Asma ; Apa dan Bagaimana Pengobatannya", Jakarta : FK UI.
Hasil Pencarian Untuk Asuhan Keperawatan Askep Asthma Bronkhiale
Tag: search result for asuhan keperawatan askep Asthma Bronkhiale
Tag: search result for asuhan keperawatan askep Asthma Bronkhiale
Tag: search result for asuhan keperawatan askep Asthma Bronkhiale
Tag: search result for
Tag: search result for asuhan keperawatan askep Asthma Bronkhiale