KOMPAS.com – Senyum cantik bintang film legendaris Elizabeth Taylor terabadikan dalam boneka barbie. Liz berdansa dengan pasangannya, Spencer Tracy, seperti dalam adegan di film Father of the Bride yang dibintanginya tahun 1950.
Suling Tanzil meletakkan barbie Liz Taylor di diorama miniatur ballroom megah. Tak jauh dari pasangan Liz-Spencer, penyanyi Elvis Aaron Presley memeluk mesra boneka pengantin abadinya, Priscilla Beaulieu.
Masih di satu diorama yang sama, tampak pula penyanyi Olivia Newton-John dan penyanyi Beyonce. Di hotel miliknya, Bilique Hotel, yang terletak di kawasan perbukitan dingin di Bandung, perempuan yang akrab dipanggil Aling ini memajang 350 dari total 500 barbie koleksi pribadinya.
Selain diorama berisi koleksi pasangan pengantin dan penyanyi kelas dunia, Aling masih punya diorama barbie seri bunga, kingdom, dunia fantasi, Red Carpet Hollywood, shopping world, hingga seri barbie Asia.
Seluruh diorama dibuat di ruang kaca kedap udara dan kedap debu dengan pencahayaan yang cantik. "Aku pengin share koleksiku dengan orang lain. Banyak orang yang akhirnya pengin lihat. Jika orang yang melihat senang, aku juga senang. Disimpan di rumah lama-lama juga bosan," ujar Aling.
Sebelum memutuskan menaruh sebagian koleksi barbie-nya di kafe hotel yang diberi nama Phantasia, Aling sempat menyediakan satu lantai di vila miliknya hanya untuk memajang semua koleksinya. Kini masih ada sekitar 150 barbie yang sengaja tetap disimpan di rumah kediamannya.
Dengan melongok diorama barbie seri bunga, pengunjung pasti terbengong menyaksikan betapa cantik boneka-boneka mungil itu. Ada orangtua sampai-sampai ingin membuatkan anak-anaknya baju seperti barbie bunga lili atau barbie bunga matahari setelah melihat barbie princess of the world itu.
Imajinasi tentang bidadari, peri, dan putri cantik diwujudkan dalam diorama "Angel of Beauty". Ada barbie putri duyung yang bermain-main di negeri dongeng nun jauh di bawah laut hingga barbie yang menjadi bidadari kecantikan, kebahagiaan, dan dewi matahari yang semuanya bersayap di awan. "Saya suka melamun, berimajinasi," tambah Aling.
Edisi terbatas Pencinta barbie lainnya, Dewi (35), mengoleksi 250 barbie yang dikumpulkan sejak tahun 2005. Ia jatuh cinta pada barbie sejak usia sekolah dasar dan kini menyediakan satu ruang khusus di rumahnya di Bandung untuk memajang koleksi barbie kesayangannya itu.
Seluruh seri barbie edisi terbatas yang dikoleksi Aling dan Dewi diperoleh dengan beragam cara. Mereka antara lain mengajak rekan-rekan sesama pencinta barbie bersama-sama memesan edisi terbaru langsung ke sejumlah negara seperti Singapura, Hongkong, dan Amerika Serikat. Sebagian rekan mereka juga menjadi penyuplai koleksi barbie.
Saking berharganya, Aling tak pernah mengizinkan orang lain membersihkan barbie miliknya. Empat bulan sekali biasanya ia memeriksa apakah ada koleksi pajangan barbie yang kotor, meskipun barbie dalam diorama seluas masing-masing sekitar 10 meter persegi itu sudah disimpan dalam kondisi vakum.
Diorama milik Aling sudah mirip dengan museum barbie. Kenikmatan memelototi barbie satu per satu semakin menyenangkan karena kafe itu dilengkapi musik. Suasananya pun sangat nyaman dilengkapi poster-poster aneka bintang seperti gitaris Santana.
Koleksinya juga dilengkapi dengan barbie tokoh desainer dunia yang merancang barbie seperti Devi Kroell dan Betsey Johnson. Meski tak serius mempelajari sejarah pembuatan setiap barbie, Aling maupun Dewi tertular kreativitas para desainer itu. "Ada kepuasan ketika memandang dan mendandani boneka-boneka itu. Apalagi jika susah mendapatkannya," kata Dewi.
"Barbie" batik Aling juga suka sekali mendandani barbie. Dengan pengalaman sebagai pemilik butik, ia mulai mendesain beragam baju mungil yang dipasangkan di boneka barbie. Dengan tekun ia merajut baju seputih salju bagi malaikat-malaikat mungilnya.
Akhir-akhir ini, Aling gemar menggunakan kain tradisional batik demi mempercantik si barbie. Tiga tahun lalu, Aling menggelar lomba desainer baju barbie dengan bahan batik untuk memperebutkan piala istri Wakil Gubernur Jawa Barat, Shandy Yusuf. "Banyak yang kreatif dari membuat kebaya hingga gaun batik," ucapnya.
Aling jatuh hati pertama kali pada barbie tahun 1998. Kala itu, ia tertarik ketika melihat koleksi barbie milik seorang teman. Boneka barbie pertamanya berupa bidadari cantik dari seri fantasi. "Yang aku koleksi yang aku suka. Aku baru beli kalau mukanya cantik dan bajunya bagus. Barbie-barbie zaman awal aku tidak suka karena tidak secantik sekarang," ujarnya.
Ketika masih kanak-kanak, Aling justru sama sekali tak memiliki barbie karena harganya yang selangit. Barbie yang dikoleksinya berharga Rp 500.000 hingga 1.000 dollar AS.
Bagi Aling, barbie bukanlah barang mainan. Tiga anak perempuannya pun sama sekali tak suka bermain barbie dan lebih memilih boneka beruang teddy.
Barbie diciptakan oleh Ruth Handler untuk perusahaan mainan Mattel pada 1959. Figur barbie setinggi 12 inci berambut panjang yang cantik rupawan kemudian dirancang. Meski mencintai barbie, Aling menegaskan ia tak harus mengubah penampilannya menjadi mirip barbie.
Selain orang dewasa, barbie tetap dicintai oleh anak-anak. Deasy Cendani Casillas dari Jakarta mengaku membebaskan anaknya yang tergila-gila pada barbie sejak usia 2,5 tahun hingga kini berusia 12 tahun. "Saya pasti mendukung karena keceriaannya tidak terbayar dengan apa pun," ujar Deasy.
(Mawar Kusuma)
Sumber: Kompas Cetak