CARA MENGEJAN YANG SALAH


Pengertian
Menurut A. Senirang, M. Antoni. 1982. Patologi Kebidanan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Tenaga mengejan adalah tenaga dalam proses persalinan yang terjadi setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah yang menolong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominial. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar tapi jauh lebih kuat lagi. Tanpa tenaga mengejan, anak tidak lahir, misalnya pada penderita yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps.

Menurut S. Ibrahim, Christina. 1984 Perawatan Kebidanan
Cara mengejan yang salah adalah mengejan dengan tenaga yang terlalu kuat. Untuk mengurangi daya mengejan, orang yang memimpin partus harus memberikan instruksi supaya si ibu menarik nafas panjang. Dengan usaha itu otomatis ibu tidak dapat mengejan terlalu kuat. Cara mengejan yang salah dapat menyebabkan proses pengeluaran anak tidak lancar dan mengakibatkan luka pada jalan lahir misalnya robekan pada perinium.

Etiologi
Menurut S. Ibrahim, Christina 1984 Perawatan Kebidanan
Cara mengejan yang salah banyak disebabkan oleh karena ibu tidak mengetahui cara-cara mengejan yang baik tetapi kadang-kadang walaupun penderita telah mendapat pelajaran pada waktu hamil, tetapi karena rasa sakit yang tidak tertahankan, maka tidak mau melakukan dan bersikap putus asa serta memilih jalan apa saja asal persalinan cepat selesai, jadi keuntungan tenaga mengejan tersebut dilakukan.

Penanganan
Menurut S. Ibrahim, Christina. 1984. Perawatan Kebidanan
Seorang penolong persalinan (bidan) harus mengajarkan pada ibu tentang cara mengejan yang baik.
Adapun cara-cara mengejan yang baik antara lain seperti berikut :
  1. Waktu mengejan ialah apabila pembukaan telah lengkap, kepala sudah di dasar panggul dan selesai mengadakan putaran dalam. Ini ditandai dengan terlihatnya kepala di vulva ibu.
  2. Penderita harus bernapas dengan mulut tertutup pada waktu ada kontraksi, kemudian mengedan ke bawah panggul tetap di atas tempat tidur.
  3. Bila kontraksi lebih kuat ditekankan pada tempat tidur, pada dan betis berdiri sejajar. Tangan berpegangan tempat tidur, pada pembantu atau pada kakinya sendiri. Jangan mengencangkan panggul agar dasar panggul tetap lemas dan kepala anak mudah melewatinya.
  4. Ibu jangan berteriak atau membuat suara yang lain agar kekuatan tidak terbuang atau berkurang karena terbukanya mulut atau adanya suara-suara yang dibuatnya.
  5. Mengejan boleh diteruskan, walaupun rasa sakit sudah hilang, dan apabila perut masih dalam keadaan tegang. Bila perut sudah relaks yang berarti tidak ada kontraksi, ibu tidak boleh mengejan lagi karena dapat mengakibatkan terganggunya segmen transverse cervikalis yang dapat memudahkan terjadinya prolaps uterie.
  6. Di antara kontraksi, kaki hendaknya diluruskan agar dapat beristirahat
  7. Anjurkan ibu untuk mengejan mengikuti dorongan
  8. Beritahukan untuk tidak menahan nafas saat mengejan
  9. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah untuk mengejan jika lutut di tarik ke arah dada dan dagu ditempelkan ke dada
  10. Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat mengejan
  11. Saat mengejan, tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu kelahiran bayi. Dorongan pada fundus meningkatkan risiko distosia bahu dan ruptur uteri. Peringatan anggota keluarga ibu tidak mendorong fundus bila mereka mencoba melakukan itu.

No comments :

KOTAK PENCARIAN:

ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN:

=====
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...