Konsep manusia dan kebutuhan dasar

Konsep manusia dan kebutuhan dasar: "KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)
“ Konsep Manusia dan Kebutuhan Dasar “


Oleh ; Dafid Arifiyanto


Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan yang diberikan banyak kelebihan dari mahluk yang lain. Manusia adalah mahluk yang utuh dan unik. Sebagai mahluk yang utuh manusia terdiri dari bio psiko sosio dan spiritual.
Manusia adalah terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik dan berakal, memiliki sifat-sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai macam-macam kebudayaan.
Dikatakan unik karena manusia memiliki beragai macam perbedaan dengan setiap manusia lain, mempunyai cara yang berbeda dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Manusia sebagai mahluk individu, dimana manusia perbedaan dengan manusia lain dalam salah satu atau beberapa segi meliputi bio- psiko sosio dan spiritual.
1. Manusia sebagai mahluk biologis
Manusia adalah mahluk hidup yang lahir, tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan. Sebagai mahluk biologi manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Manusia merupakan susunan sel-sel yang hidup yang membentuk satu jaringan dan jaringan akan bersatu membentuk organ dan system organ. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya manusia dipengaruhi oleh berbagai macam factor meliputi :
1). Faktor lingkungan, meliputi idiologi, politik, ekonomi, budaya, agama.
2). Faktor social, sosialisasi dengan orang lain
3). Faktor fisik : geografis, iklim/cuaca.
4). Factor fisiologis : system tubuh manusia
5). Faktor psikodinamik : kepribadian, konsep diri, cita-cita.
6). Spiritual : pandangan, motivasi, nilai-nilai.
b. Tunduk terhadap hukum alam
c. Memiliki individu
2. Manusia sebagai mahluk psikologis
a. Memiliki struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego dan super ego
b. Dipengaruhi perasaan dan kata hati
c. Memiliki daya pikir dan kecerdasan
d. Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi dapat berkembang
e. Memiliki kepribadian yang unik

3. Manusia sebagai mahluk social
Manusia membutuhkan manusia lain didalam menjalani kehidupannya. Ciri-ciri mahluk sosial adalah :
a. Sebagai mahluk yang tidak dapat lepas dari orang lain manusia memiliki cipta (kemampuan untuk melakukan sesuatu), rasa (perasaan), dan karsa (tujuan).
b. Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga, masyarakat), manusia suci bagi manusia lain (Homosacra Res Homonim), dan engkau adalah aku (Tat Twan Asi)
c. Manusia selalu bersosialisasi, berhubungam, menyesuaikan diri, saling mencintai, menghormati, dan saling menghargai manusia lain dari masa kanak-kanak sampai dengan meningal dunia.
4. Manusia sebagai mahluk spiritual
Manusia diciptakan oleh Allah SWT, dalam bentuk yang sebaik-baiknya, memiliki jiwa yang sempurna, untuk menjadi khalifah dibumi. Bukti manusia mahluk spiritual :
a. Memiliki keyakinan dan kepercayaan
b. Menyembah tuhan

Konsep atau pemahaman tentang manusia perlu di tanamkan kepada para perawat karena pada saat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya perawat akan berhadapan dengan manusia yang utuh dan unik sebagai individu. Perawat harus menggunakan pendekatan yang komprehensif dalam mengidentifikasi kebutuhan pasien atau dalam upaya mengembangkan potensi pasien serta menolongnnya dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar.
Pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan yang sama tetapi adakalanya suatu kebutuhan lebih penting bagi seseorang dari pada kebutuhan lainnya begitu pula dengan bagaimana cara memenuhinya. Artinya betapapun arif dan bijaksanannya ataupun bagaimana kerasnya usaha perawat ia tidak mungkin pernah bisa menyelami atau memenuhi segala sesuatu yang diperlukan oleh klien dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini disebabkan pengetahuan manusia untuk mengetahui kebutuhan orang lain sangat terbatas, namun demikian perawat dapat melakukan beberapa hal untuk dapat mengetahui kebutuhan klien, antara lain :
Menciptakan rasa kekeluargaan dengan klien
Berusaha mengerti maksud klien
Peka terhadap ekspresi non verbal klien
Mendorong kliebn mengekspresikan perasaannya
Berusaha mengenal dan menghargai klien.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow
A. Maslow menyusun kebutuhan dasar manusia secara hirarkhi, dimana kebutuhan fisiologis diletakan sebagai kebutuhan yang paling dasar.
1. Kebutuhan fisiologis
Udara segar (O2), air (H2O) dan elektrolit, makanan, pengeluaran zat sisa, tidur, istirahat, latihan, kebersihan dan seksual.
2. Kebutuhan rasa aman
Perlindungan dari udara panas/dingin, cuaca jelek, kecelakaan, infeksi, alergi, terhindar dari pencurian dan mendapatkan perlindungan hukum.
3. Kebutuhan akan cinta, dicintai dan mencintai
Mendambakan kasih saying, ingin dicintai individu/kelompok dan lain sebagainya.
4. Kebutuhan harga diri
Dihargai dalam pekerjaan, profesi, kecakapan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Kepuasan bekerja sesuai dengan potensi dan dilaksanakan dengan senang hati serta jika berhasil mendapat pengakuan orang lain.






Actualization Need

Self Esteem Need
Love Need
Kebutuhan Rasa Aman


Kebutuhan Fisiologis



Manusia Sebagai Sistem
Manusia merupakan system terbuka, dimana manusia adalah mahluk yang dinamis, belajar mengembangkan diri, selalu berinteraksi dengan alam dan lingkungannya, serta saling mempengaruhi satu sehingga mengalami perkembangan bio psiko sosio dan spiritual. Tujuan utama manusia sebagai sebuah system terbuka adalah :
1. Manusia mampu pertahan hidup di dunia dan berusaha mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
2. Manusia dapat menempatkan diri di dalam lingkungannya dalam segala situasi dan bertahan untuk dapat tetap dalam keadaan sehat.
3. Derajat kesehatan ditentukan oleh kemampuan manusia dalam menerima segala pengaruh baik dari dirinya (dalam) ataupun dari orang lain (luar)

Konsep manusia sebagai system tertutup kurang dapat diterima/kurang memuaskan, karena system tertutup memandang manusia adalah mahluk yang statis, tidak dapat berkembang dalam menjalankan aktifitas kehidupannya serta dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi manusia dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar adalah :
1. Umur dan tingkat perkembangan
2. Sex
3. Status kesehatan
4. Social budaya
5. Status ekonomi
6. spiritual
7. Emosi

Homeostasis dan equilibrium
Homeostasis adalah pemeliharaan kesatuan, stabilitas dan ketetapan fungsi tubuh. Konsep homeostasis menjelaskan bagaimana tubuh berusaha memerangi penyakit untuk memelihara ketetapan lingkungan didalamnya. Homeostatis berfungsi sebagai system terbuka dimana manusia berupaya untuk tetap memelihara stabilitas dan ketetapan dalam dirinya karena manusia adalah sebagai subjek terhadapa segala pengaruh dan tantangan yang ada pada dirinya.
Konsep homeostatis telah digunakan oleh berbagai macam fungsi organ tubuh secara fisiologis. Menurut Cannon tujuan homeostatis adalah kebebasan, yaitu bahwa dari detik ke detik manusia bebas tidak memperhatikan proses-proses tubuh dalam memelihara keseimbangan asam-basa, cairan, makanan sel dan lain-lain.
Equilibrium merupakan proses keseimbangan yang terjadi akibat adanya proses adaptasi manusia terhadap kondisi yang akan menyebabkan sakit. Proses menjaga keseimbangan dalam tubuh manusia terjadi secara dinamis dimana manusia berusaha menghadapi segala tantangan dari luar sehingga keadaan seimbang dapat tercapai.
Apabila manusia tidak mampu menghadapi pengaruh dari luar maka pada dirinya akan terjadi suatu ketidak seimbangan dan manusia dikatakan dalam keadaan sakit, sebagai gambaran dapat dilihat pada rentang sebagai berikut :
Keseimbangan lingkungan

Ketidak seimbangan/kelemah
Immune
Genetic
Need
Budaya
Tujuan dan emosi

Biologis
Fisik (iklim, suhu)
Zat kimia
Mekanis (polusi)
Social








Sakit/Sehat




Steady State atau homeostasis akan terancam apabila tubuh tidak dapat menjaga kesimbangan yang dinamis, fungsinya akan rusak dan mekanisme fisiologis berubah menjadi mekanisme patofisiologi. Mekanisme patofisiologi akan menyebabkan penyakit dan akan tetap aktif selama sakit, disini penyakit adalah ancaman dari homeostasis dimana terjadi variasi abnormal dari struktur dan fungsi setiap bagian tubuh. Mekanisme koping merupakan proses penyesuaian yang berlangsung terus menerus dalam tubuh untuk memelihara keseimbangan dinamis, proses ini diatur oleh system syaraf otonom dan system endokrin dan pengontrolannya dengan umpan balik negatif.
Implikasi keperawatan yang dapat diambil adalah, penting bagi perawat untuk memahami titik intervensi optimal dalam memelihara kesehatan saat mekanisme kompensisi seseorang masih berfungsi.







Kecerdasan emosional Perawat
Integritas perawat
Self Awarness
Kebutuhan Dasar Menurut Kreagel

































STRESS dan ADAPTASI
Oleh : Dafid Arifiyanto

Stress
A. Pengertian
Hans Selye (1956) mendefinisikan stress sebagai respon nonspesifik tubuh terhadap setiap kebutuhan tanpa memperhatikan sifatnya. Respon tubuh tersebut merupakan satu seri reaksi fisiologis yang disebut General Adaptasi Sindrom (GAS).
Lazarus dan Folkman (1994) mendefinisikan stress psikologis sebagai hubungan khusus antara seseorang dengan lingkungan yang dihargai oleh orang tersebut sebagai pajak terhadap sumber dayanya dan membahayakan kemampuannya.
Stress adalah keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang, mengancam atau merusak keseimbangan atau ekuilibrium dinamis seseorang. Perubahan atau stimulus yang membangkitkan keadaan stress disebut stresor. Sifat stressor sangat berbeda-beda, kejadian, atau perubahan yang dapat menimbulkan stress pada seseorang. Seseorang akan berusaha menghindari atau mengatasi stress dengan mengubah situasi dengan tujuan yang diingginkan sampai tercipta keadaan adaptasi.. mekanisme ini disebut stress koping yaitu suatu kompensasi dengan mekanisme fisiologis dan psikologis.

B. Penyebab
Penyebab stress dapat berasal internal dan eksternal yang bersifat bersifat fisik, fisiologis, psikososial dan spiritual.
Eksternal stressor :
Stressor fisik dapat berupa perubahan suhu panas atau dingin dan agen kimia, model tempat tidur, alat tenun dan kebersihannya serta tidak adanya bel.
Stresor psikologis berupa reaksi emosi, takut atau kegagalan dalam mencapai tujuan, suara, sikap tenaga kesehatan.
Stresor social (ekonomi) berupa penolakan, kemiskinan, hubungan klien dengan keluarga, jam berkunjung, dan informasi.
Internal stressor :
Perubahan fisiologis yang tampak melalui tanda dan gejala (nyeri, kelelahan)
Proses pemeriksaan seperti rontgent, ct scan yang mengunakan sesuatu alat yang asing dipikiran klien.
Proses perawatan seperti tindakan pemberian obat parenteral, prosedur invasive.
Penilaian klien terhadap penyakit dan lingkungan.
Stresor transisional berupa pertumbuhan dan perkembangan, melahirkan, perkawinan.

C. Manifestasi Klinis
1. Reaksi fisiologis
a. Pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual
b. Peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
c. Nadi meningkat
d. Kulit teraba dingin karena knnstriksi perifer sebagai efek norepineprin
e. Tekanan darah meningkat
f. Frekuensi dan kedalaman pernapasan meningkat
g. Urine menurun
h. Mulut kering
i. Ketegangan otot
j. Dan lain-lain
2. Psikososial
a. Reaksi yang berorientasi kepada ego ( ego defens mekanisme )
· Denial
· Projeksi
· Regrsi
· Displacement
· Isolasi
· Supresi
b. Reaksi verbal dan motorik
· Menangis, menurunkan perasaan tegang terhadap situasi yang menyakitkan, menyedihkan dan menyenagkan.
· Tertawa
· Berteriak, respon terhadap ketakutan, frustasi atau marah.
· Mencerca, diarahkan kepada sumber stress, dapat meningkatkan stressor jika sumber stress melakukan konfrontasi.
· Memukul dan menendang, respon spontan terhadap ancaman fisik.
· Menggenggam dan meremas, respon keadaan tegang, menyakitkan atau sedih.


c. Reaksi yang berorientasi pada penyelesaian masalah
Koping ini melibatkan proses kognitif afektif dan psikomotor.
· Berbicara dengan orang lain
· Mencari tahu lebih banyak tentang situasi
· Meningkatkan kegiatan ibadah
· Melakukan latihan penanganan stress (pernapasan, meditasi)
· Membuat alternatif pemecahan masalah (compromi)
· Belajar dari pengalaman masa lalu.
Selain koping pada diri individu, koping keluarga juga dapat membantu klien menghadapi stressor karena keluarga merupakan system pendukung yang paling dekat dengan klien.
· Mencari dukungan social.
· Reframing, mengkaji ulang kejadian stress sehingga dapat mendalami untuk menangani dan menerimannya.
· Mencari dukungan spiritual (berdoa, perkumpulan peribadatan).
· Menggerakan keluarga untuk mendapat dan menerima bantuan.
· Penilaian secara pasif (diam, nonton tv).

D. Dampak stressor dapat dipengaruhi oleh beberapa factor :
1. Sifat stresor
apa arti sebuah stressor bagi klien ?, stressor yang sama memberikan arti yang berbeda bagi seseorang. Luka diwajah seorang aktris menjadi stressor yang berat dibanding orang biasa seperti saya.
2. Jumlah stresor
Pada waktu yang bersamaan seseorang memiliki beberapa atau banyak stressor yang harus dihadapi, sehingga stressor yang kecil dapat menjadi berat.
3. Lama pemajanan terhadap stressor
Semakin lama seseorang terpapar stressor maka orang tersebut mengalami penurunan kemampuan dalam mengatasi masalah karena kelelahan.
4. Pengalaman masa lalu
Pengamlaman klien masa lalu seseorang mempengaruhinya dalam menghadapi stressor. Seorang klien yang mendapatkan perlakuan yang kurang baik oleh perawat maka ketika sakit dan harus dirawat kembali akan bertambah cemas.
5. Tingkat perkembangan
Menikah pada seorang yang masih remaja berbeda rekasinya dengan seseorang yang telah dewasa (tergantung kesiapannya).
Adaptasi
A. Pengertian
Adaptasi adalah suatu proses yang konstan dan berklanjutan yang membutuhkan perubahan dalam hal struktur, fungsi dan perilaku sehingga sesorang lebih sesuai dengan suatu lingkungan tertentu.
Beradaptasi berarti mendapatkan persepsi, perilaku dan lingkungan yang berubah sehinga tercapai keseimbangan. Namun demikian hasil akhir adaptasi tergantung pada tingkat tingkat kesesuaian antara ketrampilan dan kapasitas seseorang dan sumber dukungan sosialnya disatu sisi dan jenis tantangan atau stressor yang dihadapi disisi lain.

B. Respon fisiologis Stres
1. Interprestasi stimuli oleh otak
Respon fisiologis terhadap streseo merupakan mekanisme protektif dan adaptif untuk memelihara homeostasis dalam tubuh. Dalam proses stress, stressor akan diterima oleh impuls aferen yang ditangkap oleh organ pancaindera dan penmgindera internal ( baroreseptor, kompreseptor )m ke teruskan ke pusat syaraf di otak. Stressor diterima oleh pusat yang berbeda mulai dari korteks kebatang otak, yang pada akhirnya menyampaikan informasinya kehipotalamus.respon terhadap persepsi stress diintegrasikan di hipotalamus, yang kemudian melakukan koordinasi penyesuaian untuk mencapai keseimbangan.
Hipothalamus mengintegrasikan mekanisme syaraf otonom yang memelihara kesetabilan kimia lingkungan internal tubuh. Hypothalamus dan system limbic mengatur emosi dan memelihara kegiatan visceral (makan, minum, pengaturan suhu, reproduksi, pertahanan dan agresi)
2. Respon neuroendokrin
a. Respon system saraf simpatis
Respon system saraf simpatis bekerja sangat singkat dan cepat. Norepineprin akan dikeluarkan menuju ujung-ujung syaraf pada organ yang dituju sehinga mengakibatkan peningkatan fungsi organ fital dan perangsangan tubuh secara umum. Peningkatan frekuensi jantung (kontraksi), vasokonstriksi perifer, dan kedua haltersebut menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Pada keadaan stress akan terjadi peningkatan pemecahan lemak untuk mendapatkan sumber energi yang siap pakai (glukosa) yang akan digunakan selama tubunh mencoba beradaptasi/mengatasi dengan stress.
b. Respon simpatis adrenal-medular
Stimulasi kelenjar adrenal akan merangsang dikeluarkannya epineprin dan nor epineprin menuju aliran darah. Efek hormon ini akan memperlambat dan memperlama reaksi awalnya. Epineprin dan norepineprin akan meningkatkan system metabolic dan peningkatan kadar glukosa darah, peningkatan ketegangan otot, meningkatkan ventilasi dan peningkatan koagulabilitas darah. Respon ini disebut reaksi fight or flight.
c. Respon hypothalamus-pituitari
Hipothalamus mensekresi CRH (cortikotropin realizing hormon), yang bakan menstimulasi pituitary anterior untuk melepaskan ACTH dimana ACTH akan menstimulasi pengeluaran glukokortikoid terutama kortisol. Kortisol berperan menstimulasi katabolisme protein, melepaskan asam amino, menstimulasi ambilan asam amino oleh hepar dan merubahnya menjadi glukosa dan menghinbisi ambilan glukosa oleh berbagai sel tubuh terutama selain jantung dan otak.
Aksi katekolamamin juga akan brepengaruh terhadap dikeluarkannya hormon korteks adrenal, ADH dan Aldosteron akan menyebabkan retensi air dan natrium, yang merupakan mekanisme adaptif jika terdapat perdarahan atau kehilangan cairan melalui keringat yang berlebihan.
Perawat bahagia

1 comment :

PNA said...

mantap gan
sangat bermanfaat

KOTAK PENCARIAN:

ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN:

=====
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...