TINJAUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN DI PUSKESMAS

KTI KEBIDANAN

TINJAUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN DI PUSKESMAS......



BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan merupakan pecerminan kesehatan perorangan, kelompok, maupun masyarakat yang digambarkan dengan umur harapan hidup, mortalitas, morbiditas, dan status gizi masyarakat. Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, yakni bukan saja bebas dari penyakit tetapi juga tercapainya keadaan kesejahteraan baik fisik, sosial dan mental (Profil Kesehatan Propinsi Lampung, 2005).

Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur mortalitas yang memengaruhinya, yaitu morbiditas dan status gizi. Untuk kualitas hidup, yang digunakan sebagai indikator adalah angka harapan hidup waktu lahir (Lo). Sedangkan untuk mortalitas telah disepakati lima indikator yaitu angka kematian bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup, angka kematian balita (AKABA) per 1000 kelahiran hidup, angka kematian pneumonia pada balita per 1000 balita, angka kematian diare pada balita per 1000 balita per 1000 balita dan Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI) per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Propinsi Lampung, 2005).

Menurut Susenas 2001 Angka Kematian Balita di Indonesia sebesar 68 per 1000 kelahiran hidup, maka 340 ribu anak meninggal pertahun sebelum usia lima tahun dan diantaranya 155 ribu adalah bayi sebelum berusia satu tahun. Dari seluruh kematian tersebut sebagian besar disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akut, diare dan gangguan perinatal/neonatal (Manajemen Terpadu Balita Sakit Modul-1 Depkes RI, 2004).

Angka Kematian Bayi di propinsi Lampung periode tahun 1995-2000 di perkirakan 65 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2000 berdasarkan Proyeksi Penduduk BPS menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup. Kemudian pada tahun 2001 menjadi 41 per 1000 kelahiran hidup. Tetapi pada tahun 2003 angka kematian bayi meningkat menjadi 55 per seribu kelahiran hidup. Hal ini menunjukan bahwa sistem pencatatan dan pelaporan sudah mengalami peningkatan/tercovernya kasus baik secara aktif maupun pasif. Hasil ini belum mencapai target 2003 yaitu 42 per 1000 kelahiran hidup dan target lampung sehat 2010 dan Indonesia sehat 2010 40 per 1000 KH (Profil Kesehatan Propinsi Lampung, 2005).

Penyebab kematian bayi adalah pneumonia sebesar 34%, diare 15% dan lain-lain 51%.

Grafik 1.1 Kasus kematian bayi per 1000 KH menurut Kab./Kota di Propinsi Lampung tahun 2005.



Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2006

Berdasarkan grafik 1.1 di atas terlihat bahwa Kota Metro pada kasus kematian bayi per 1000 kelahiran hidup lebih besar jika dibandingkan dengan Kab./Kota lainnya.

Angka kematian balita (0-<5 st="on">Kota Metro (40 kasus) dan terendah di Kabupaten Lampung Barat (1 kasus). Pada tahun 2005 jumlah kasusnya 224 kasus per 165.347 KH. (Profil Kesehatan Propinsi Lampung, 2005).

Berdasarkan data pra survei yang terdapat dalam hasil kegiatan program penanggulangan penyakit di Kota Metro tahun 2005 didapatkan:

Grafik 1.2: Prosentase Cakupan Ispa Pneumonia Balita di Kota Metro tahun 2005.



Sumber : Evaluasi Program Penanggulangan Penyakit di Kota Metro tahun 2005.

Dari grafik di atas incidents rate teringgi yaitu di Puskesmas Ganjar Agung (21%) sedangkan terendah di Puskesmas Bantul (0%). Insiden rate penyakit pneumonia di Kota Metro yaitu 10,7%.

Grafik 1.3 : Insiden Rate Penyakit Diare per 1000 Penduduk di Kota Metro tahun 2005.







Sumber : Evaluasi Program Penanggulangan Penyakit di Kota Metro tahun 2005.

Dari grafik di atas Incidents rate tertinggi yaitu di Puskesmas Bantul (40 per 1000 penduduk) sedangkan terendah terdapat di Puskesmas Ganjar Agung (14,6 per 1000 penduduk). Incidents rate penyakit diare di Kota Metro yaitu 26,5 per 1000 penduduk.

Adapun gambaran kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Metro selama 5 tahun yaitu sebagai berikut: tahun 2001 sebanyak 2 kasus, tahun 2002 sebanyak 4 kasus dan 2003 sebanyak 7 kasus, pada tahun 2004 meningkat menjadi 95 kasus serta tahun 2005 terdapat 37 kasus DBD di kota metro tahun 2004 yaitu 76 per 100.000 penduduk, sedangkan incident rate DBD tahun 2005 yaitu 29 per 100.000 penduduk. hal ini berarti terjadi penurunan angka IR penyakit DBD di Kota Metro yaitu 0%, berarti angka CFR penyakit DBD masih di bawah target nasional (<2,5%>

Untuk penyakit malaria pada tahun 2005 tidak ditemukan penderita malaria. Di Kota Metro bukan merupakan daerah endemik malaria. Dari penderita malaria yang datang berobat ke Puskesmas di Kota Metro berasal dari luar wilayah.

Tabel 1. Data Penyakit PD 31 Per Puskesmas Kota Metro Bulan Januari s/d Desember 2005

No

Kecamatan

Puskesmas

Penyakit PD 31

Diptheri

Pertusis

Tetanus neonatorum

Campak

hepatitis

1

Metro Pusat

Yoso Mulyo

0

0

0

31

3





Metro

0

0

0

57

0

2

Metro Timur

Iring Mulyo

0

0

0

59

0

3

Metro Utara

Banjarsari

0

0

0

25

2

4

Metro Barat

Ganjar Agung

0

0

0

20

0

5

Metro Selatan

SS Bantul

0

0

0

0

0

JUMLAH

0

0

0

192

5

Sumber : Laporan SST Dinkes Kota Metro tahun 2005.

Dari tabel di atas diketahui bahwa penyakit campak merupakan penyakit terbanyak diderita balita dari pada penyakit diptheri, pertusis, TN, dan hepatitis. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat campak paling efektif dengan imunisasi.

Untuk data tentang jumlah bayi yang di Bawah Garis Merah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Rekapitulasi Data LB 3 tentang Program Perbaikan Gizi tahun 2006

No

Puskesmas

Sasaran

Jml bayi dengan KMS

Jml Bayi Ditimbang

Jml Bayi naik timbangan

Jumlah Bayi BGM

Jml Anbal dengan KMS

Jml Anbal ditimbang

Jml Anbal naik timbangan

Jml Anbal BGM

Bayi

Anbal

1

Metro

244

616

244

166

118

5

616

431

169

11

2

Yoso Mulyo

442

1233

442

334

278

3

1223

827

588

16

3

Banjarsari

391

1612

390

312

238

5

1610

993

628

16

4

Iring Mulyo

631

2758

631

494

420

3

2758

1392

884

17

5

SS Bantul

164

701

164

146

115

0

701

434

259

2

6

Ganjaragung

404

1252

404

286

201

5

1251

831

376

10



Kota Metro

2.276

8172

2275

1741

1370

21

8168

4908

2904

72

Sumber : Evaluasi Program Penanggulangan Penyakit di Kota Metro tahun 2005.

Dari tabel atas diketahui bahwa jumlah anak balita dan bayi yang masih di bawah garis merah mencapai angka yang cukup tinggi, yaitu 21 untuk bayi dan 72 untuk anak balita.

Dari data hasil survei dapat digarisbawahi bahwa pneumonia, diare, malaria, campak dan gizi buruk merupakan masalah kesehatan yang membutuhkan penanganan yang intensif. Dewasa ini cara-cara yang cukup efektif untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita akibat penyakit tersebut. WHO dan UNICEF memperkenalkan 1 set pedoman terpadu yang menjelaskan secara dini penanganan penyakit-penyakit tersebut. Selanjutnya dikembangkan paket pelatihan untuk melatih proses manajemen terpadu balita sakit kepada tenaga kesehatan yang bertugas menangani anak sakit. Metode ini dikenal dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (Manajemen Terpadu Balita Sakit Modul-1, 2004).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, yang menjadi permasalahan yang nantinya akan diteliti adalah bagaimana tinjauan pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas Iring Mulyo Metro Timur tahun 2007 ?

C. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian : Deskriptif

Subjek penelitian : Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit

Objek penelitian : Tenaga kesehatan

Lokasi penelitian : Puskesmas di Kota Metro-Lampung

Waktu Penelitian : Februari-Mei 2007

Alasan penelitian : Untuk mengetahui seberapa besar keefektifan pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas Kota Metro, dalam rangka penurunan angka kematian bayi dan balita di Propinsi Lampung khususnya Kota Metro tahun 2007.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun oleh bidan di Puskesmas Iring Mulyo Metro Timur tahun 2007.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat:

1. Bagi Institusi Pendidikan Akademi Kebidanan Wira Buana Metro memberikan manfaat sebagai bahan bacaan tentang pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit dan sebagai perbandingan serta dokumen untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan wawasan penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah sebagai penerapan ilmu yang di dapat dengan proses pembelajaran secara nyata membuat karya tulis ilmiah tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan khususnya yang bekerja di puskesmas agar dapat memberikan pelayanan kesehatan pada balita sakit menggunakan Manajemen Terpadu Balita Sakit.

4. Bagi Peneliti Lain

Membuka wawasan dan menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian khususnya tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit.



silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN

TINJAUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN DI PUSKESMAS......

(isi: Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;

Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran)





No comments :

KOTAK PENCARIAN:

ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN:

=====
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...