Hilang, 230 Ribu Orang Supertua Jepang

Sabtu, 11 September 2010, 13:09 WIB
Karaniya Dharmasaputra
Orang tua berjalan di depan kuil di Jepang (AP Photo/Junji Kurokawa)

VIVAnews - Lebih dari 230 ribu warga Jepang yang terdaftar berumur 100 tahun lebih, dinyatakan tak dapat ditemukan dan mungkin telah meninggal bertahun-tahun lalu. Demikian dinyatakan sebuah sensus pemerintah Jepang baru-baru ini.

Dari jumlah itu, 77 ribu berumur 120 tahun lebih dan 884 lainnya berumur 150 tahun ke atas. Bulan lalu, Kementerian Kehakiman Jepang memerintahkan pelaksanaan survey itu setelah muncul sejumlah laporan yang menyatakan jumlah orangtua di Negeri Sakura merosot drastis sejalan populasi Jepang yang menua dengan cepat dan ikatan keluarga yang makin melemah.

Secara keseluruhan, data sensus keluarga nasional menemukan bahwa sebanyak 234.354 manula berusia 100 tahun lebih terdaftar masih hidup. Tapi, sebagaimana dinyatakan Kementerian Kehakiman Jepang, Jumat waktu setempat, keberadaan mereka tak lagi diketahui.

Seorang pejabat Kementerian Kehakiman yang minta namanya dirahasiakan mengatakan banyak dari manula yang hilang itu boleh jadi sudah meninggal, tak lagi kontak dengan kerabat mereka, atau pindah ke luar negeri.

Akhir Juli lalu, polisi menemukan Sogen Kato, yang saat itu diperkirakan berumur 111 tahun dan diduga merupakan orang paling tua di Tokyo, ternyata telah meninggal selama 32 tahun, dan mayatnya, astagfirullah, masih tergeletak begitu saja di rumahnya.

Polisi lalu menangkap cucup perempuannya atas tuduhan telah menelantarkan si kakek dan penipuan dana pensiun.

Terungkapnya kasus menggemparkan itu dan kasus-kasus lainnya--penipuan memanfaatkan manula dan banyak orang tua yang hidup terisolasi dan terlantar--telah mendorong adanya penelusuran ulang terhadap laporan Tahunan Kementerian Kesehatan Jepang tentang kaum manula berusia di atas 100 tahun. Laporan tahun lalu menyatakan Jepang memiliki 40.399 kakek-nenek berumur seabad lebih dengan alamat tempat tinggal yang jelas.

Akan tetapi, kata sumber di Biro Statistik Kementerian Kesehatan, survey itu tidak mengubah status Jepang sebagai negara dengan populasi yang beruban dengan cepatnya. Itu karena perhitungan tingkat harapan hidup di negeri ini tidak didasarkan pada data registrasi keluarga.

Persentase populasi berumur 65 lebih di Jepang mencatat rekor tertinggi tahun lalu, sebesar 22,7 persen. Sementara itu, anak muda berumur 14 atau kurang drop menjadi 13,3 persen saja--ini angka terendah di antara 27 negara dengan populasi lebih dari 40 juta orang.

Tingkat rata-rata harapan hidup perempuan Jepang mencapai 86 tahun--tertinggi di dunia, sedangkan pria hampir 80.

• sumber: VIVAnews

No comments :

KOTAK PENCARIAN:

ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN:

=====
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...