Memahami Fashion Inggris di London Fashion Week

KOMPASfemale
KOMPASfemale
Memahami Fashion Inggris di London Fashion Week
Sep 19th 2011, 08:59

KOMPAS.com - Setelah New York Fashion Week berlalu, kini giliran London menjadi host untuk menyelenggarakan pekan mode dunia. London Fashion Week (LFW), yang berlangsung mulai 16-21 September 2011, akan menampilkan nama-nama terkenal yang mendefinisikan bagaimana industri fashion internasional menanggapi fashion Inggris.

Desainer yang akan tampil kembali kali ini antara lain Christopher Kane, Erdem, Burberry, Jonathan Saunders, Richard Nicoll, dan Roksanda Ilincic. Ada pula label-label seperti Osman, Aquascutum, Mark Fast, dan Todd Lynn, serta beberapa label lain yang sangat kental budaya Inggrisnya, yaitu House of Holland, TOPSHOP Unique, Fashion EAST, dan MAN.

Dibuka pada Jumat (16/9/2011) lalu di St. Martins Lane Hotel, LFW menampilkan koleksi Spring/Summer 2012 dari para perancang dan label Inggris seperti Jena Theo (dirancang oleh Jenny Holmes dan Dimitris Theocharidis), desainer berdarah Turki Bora Aksu, Caroline Charles, Maria Grachvogel, serta desainer asal Kanada Jean-Pierre Braganza, dan desainer asal Selandia Baru, Emilia Wickstead.

Emilia Wickstead memamerkan siluet yang mengembang pada gaun-gaunnya, dan melengkapi kembali celana panjang yang menjadi ciri khasnya. Pants dilengkapi dengan saku dan keliman untuk memberi siluet yang ringkas, tapi ditampilkan lebih segar dengan gaya palazzo (lebar) maupun skinny. Namun desainer favorit istri Perdana Menteri Inggris Samantha Cameron ini juga memberikan aksen yang lebih rumit, seperti bagian bawah celana yang terpisah, dan celana baggy yang ngatung.

Gaun-gaunnya memiliki detail yang "bersahabat" untuk kaum perempuan. Misalnya, karena siluet busananya yang mengembang bisa membuat tubuh pemakainya jadi tak berbentuk, ia menambahkan ikat pinggang dari sutera pada rancangannya. Ikat pinggang ini memang dikenakan secara longgar di atas catwalk, namun dapat dibuat lebih erat agar siluet tubuh lebih terlihat.

Bora Aksu mengombinasikan gaya sixties dengan gaya gothic yang dipopulerkan melalui film-film seperti The Twilight Saga dan serial Downtown Abbey. Sedangkan gaun-gaun babydoll ditampilkan oleh Jenna Theo, namun dengan sapuan eyeliner yang dramatis, bulu mata palsu, dan blusher yang tebal.

Koleksi yang menarik juga ditampilkan oleh Corrie Nielsen. Perancang asal Florida, Amerika, ini terinspirasi gaya Jepang dalam show East Meets West-nya. Meskipun demikian, ia tetap menyuguhkan ciri khasnya: pakaian sehari-hari yang memiliki sentuhan maskulin. Rancangannya ditujukan bagi kaum perempuan yang memiliki gaya yang kuat, namun merasa nyaman dan percaya diri dengan identitasnya.

(Dari berbagai sumber)

Sent from Indosat BlackBerry powered by

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

No comments :

KOTAK PENCARIAN:

ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN:

=====
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...