KOMPAS.com - Kesibukan di kantor membuat ibu bekerja tak sempat memasak pada hari-hari kerja. Namun pada akhir pekan, keluarga cenderung memilih mall sebagai tempat untuk rekreasi sekaligus tempat makan. Meskipun memang lebih praktis, terbiasa jalan-jalan dan jajan di mall membuat anak-anak jadi tidak kreatif. Oleh karena itu, kegiatan memasak bersama pada akhir pekan perlu dibiasakan. Manfaatnya banyak. Anda dapat memberikan asupan makanan yang bergizi, berimbang, dan bervariasi. Asyiknya memasak bersama kelak bisa menjadi kegiatan akhir pekan yang selalu ditunggu oleh anak.
Nah, agar anak dapat merasakan asyiknya kegiatan memasak bersama ibu saat akhir pekan, Anda perlu mengupayakan suasana memasak yang menyenangkan. Fabiola P. Setiawan, MPsi, psikolog anak dari Fakultas Psikologi Universitas Atmajaya Jakarta, memberikan tipsnya di sela final program Iron Fam di Jakarta Convention Center, Sabtu (10/12/2011) lalu.
Lakukan role play. Sebenarnya tidak ada batasan usia, kapan anak mulai bisa diajak memasak. Tetapi sebaiknya Anda melakukan ajakan ini secara bertahap sesuai perkembangan anak. Pada anak usia 2 tahun, Anda bisa mengajak anak bermain peran sebagai chef. Ceritakan bagaimana tugas-tugas seorang chef. Anak usia 5 tahun bisa diajak berdiskusi tentang apa yang boleh dan tidak boleh saat mengolah makanan.
Utamakan kreativitas. Sebaiknya jangan selalu membuat menu makanan yang sama, misalnya hari Senin adalah hari memasak sup. Siapkan bahan-bahan dan cara menghidangkan makanan yang kreatif sehingga makanan terlihat menggugah selera makan.
Ajak anak untuk memberikan ide. Siapa tahu, anak malah mempunyai ide yang lebih cemerlang mengenai menu masakan. "Ajak juga anak untuk memilih bahan-bahannya. Lalu beri tugas sesuai kemampuan atau usia anak. Misalnya, anak umur 7 atau 8 tahun bisa diminta memotong-motong bahan," saran Fabiola.
Buat "kehebohan" di dapur. "Ketika anak akhirnya bersedia masuk ke dapur, bikin kehebohan sedikit. Misalnya nyanyi-nyanyi, atau nari-nari, agar anak senang," ujarnya lagi. Jangan lupa, saat malam sebelum tidur, ceritakan kembali keasyikan saat memasak bersama siang harinya.
Temukan jam biologisnya. Tidak ada waktu memasak yang ideal, karena hal ini tergantung pada jam biologis anak itu sendiri. Saat weekend, memang banyak waktu kosong yang bisa dimanfaatkan untuk memasak. Namun, ketika baru bangun tidur dan anak masih mengantuk, mungkin ia tidak berselera untuk langsung memasak. "Jangan pas anak lagi nggak tune in, lalu dipaksa memasak," tutur Fabiola.
Berikan pujian. Ketika anak akhirnya mampu menyelesaikan masakannya sendiri, berikan pujian untuknya. Namun, jangan hanya memuji kelezatan rasa masakannya. Puji juga bagaimana proses yang dijalaninya sehingga akhirnya ia mampu memasak makanannya. Terlebih bila masakannya gagal, berikan motivasi agar ia terus berani mencoba.
No comments :
Post a Comment