Kamis, 29 Desember 2011 | 15:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Entah apa dasar kajian ilmiahnya, tapi sepekan terakhir sejumlah artikel yang menyatakan konsumsi susu bisa membuat tulang keropos, banyak beredar di media sosial.
Satu artikel berbahasa asing menyatakan bahwa susu sapi sebagai sumber kalsium adalah salah kaprah. Artikel itu dirujuk pada situs erykar.posterous.com/rujukan-ilmiah-tentang-kibulan-susu dan www.saveourbones.com
Alasannya, susu sapi yang asam akan mengganggu pH tubuh. Kalsium (zat dalam tulang) adalah penetral asam. Sehingga ketika susu masuk ke dalam tubuh, maka kalsium dari tulang akan otomatis menetralisir asam dari susu. Jadi justru kalsium tubuh yang berkurang jika mengkonsumsi susu.
Selain itu, susu juga dinilai berbahaya karena mengandung antibiotik yang berasal dari hormon khusus yang disuntik ke sapi perahan. Sejumlah sapi disebut-sebut disuntik dengan Bovine Growth Hormone untuk meningkatkan produksi susunya. Suntikan hormon ini disebut-sebut menyebabkan tekanan darah tinggi.
Semua informasi itu tegas-tegas dibantah oleh para ahli gizi. "Susu merupakan sumber kalsium yang baik, satunya-satunya yang mengandung laktosa," ujar Made Astawan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor, ketika dihubungi Kamis 29 Desember 2011.
Laktosa dibutuhkan tubuh sebagai salah satu sumber kalsium. Selain itu kalsium juga bisa diperoleh dari ikan teri dan sayuran berdaun hijau seperti brokoli. Asupan kalsium diperlukan dari luar tubuh karena tak hanya tulang saja yang butuh untuk tumbuh, tapi darah, detak jantung hingga saraf juga perlu kalsium dalam metabolismenya.
Made menegaskan sebagai protein hewani, susu tidak mungkin bisa menghancurkan kalsium tubuh. Susu awalnya dicerna dalam lambung oleh enzim bernama pepsin. Keluar dari lambung, susu akan masuk ke usus halus dan bertemu enzim tripsin dan kemotripsin. "Jadi tidak ada penggunaan kalsium dari tulang," papar dia.
Made juga tidak yakin soal korelasi antibiotik pada hewan dengan produk yang dihasilkan, seperti telur, susu atau daging. "Saya tidak tahu di peternakan sapi seperti apa," katanya.
Made mengingatkan memang banyak informasi kesehatan sumir yang beredar di internet. "Banyak yang tidak benar, hanya karena satu testimoni kemudian diangkat terus ceritanya," papar dia. Sebagai pengguna internet yang cerdas, jika mendapat informasi harus dikonfirmasi dengan ahlinya.
DIANING SARI
No comments :
Post a Comment