Antibiotik Bukan untuk Semua

Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Antibiotik Bukan untuk Semua
Dec 5th 2011, 23:45

Selasa, 06 Desember 2011 | 04:21 WIB

TEMPO.CO,:- Sejak ditemukan pada 1929 oleh Alexander Flemming, antibiotik sering dianggap sebagai obat super untuk menangani berbagai masalah. Bahkan, hampir setiap kali resep dibuat, ada antibiotik di dalamnya. Padahal semestinya tidak demikian.

Dalam seminar sehari tentang pemberian antibiotik di Jakarta disebutkan pemberian antibiotik yang tidak tepat dapat mengakibatkan resistensi antibiotik. Buntutnya, justru akan mempersulit pengobatan infeksi dan meningkatkan risiko kesakitan dan kematian.

Tonny Loho, dokter ahli infeksi dari Divisi Infeksi Departemen Patologi Klinik FKUI/RSCM, menegaskan, "Antibiotik semestinya hanya boleh diberikan saat ada tanda-tanda infeksi bakteri. Beberapa tanda infeksi, misalnya peradangan."

Nah, penetapan adanya infeksi bakteri harus dilakukan dengan uji laboratorium, khususnya kadar leukosit dalam darah, apakah jumlahnya meningkat atau menurun.

Selain itu, Tonny melanjutkan, pertimbangan pemberian antibiotik harus didasarkan pada kondisi pasien, fungsi ginjal, kemungkinan aksi antarobat, dan toksisitas obat yang meningkat. Antibiotik sebaiknya tidak diberikan bila kadar infeksi tidak mencapai minimal inhibitory concentration atau jumlah bakteri minimal yang bisa ditemukan dalam darah.

"Penggunaan antibiotik yang rasional tidak saja memiliki keuntungan secara klinis bagi pasien, tapi juga memberikan keuntungan secara ekonomis," kata DR Suhendro, ahli penyakit dalam di RS Pondok Indah, dalam seminar sehari tentang "Pengobatan Terkini Kasus Infeksi", pekan lalu. "Pemilihan antibiotik yang tidak sesuai akan memperpanjang lamanya perawatan di rumah sakit serta menambah biaya perawatan," ia menambahkan.

Tonny mewanti-wanti agar dokter jangan langsung memberikan antibiotik inflamasi yang bukan infeksi, seperti arthritis. Sedangkan pada orang yang mengalami diare, harus jelas betul apa penyebabnya sebelum diberikan antibiotik. Selain disebabkan bakteri dari makanan, bisa karena jamur.

"Keracunan makanan bisa bersumber dari makanan bersantan atau saus salad semacam thousand island. Itu menjadi tempat kondusif untuk perkembangbiakan bibit penyakit," kata Tonny.

Ihwal banyaknya peristiwa keracunan massal saat pesta, menurut dia, hal itu bisa disebabkan oleh katering yang membuat hidangan sampai 6 jam sebelum disantap. Walhasil, bakteri keburu berkembang biak dan menyebar. Tonny mengingatkan, dalam 20 menit, bakteri bisa berkembang biak menjadi jutaan. "Sebab, perkembangbiakan bakteri itu berdasarkan kelipatan, dari satu menjadi dua, jadi empat, jadi delapan, dan seterusnya."

Antibiotik juga tidak boleh diberikan bila terjadi efek samping yang sangat berat. Misalnya, antibiotik quinolone. Antibiotik jenis ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil dua minggu pertama kehamilan, ibu menyusui, bayi, dan anak.

Sebab, ada kemungkinan obat ini mengakibatkan kelainan kongenital dan merusak epifisis tulang alias kerusakan tulang yang tidak bisa digantikan. "Yang berbahaya, bisa mengakibatkan kelainan tulang belakang atau NTD (neural tube defect)," kata Tonny.

Antibiotik juga tak boleh diberikan bila pasien diketahui mengalami alergi terhadap antibiotik tersebut. Menurut Tonny, alergi pada antibiotik tidak bisa diramalkan. Bahkan alergi yang tadinya tak ada bisa menjadi ada. "Ini yang sering dikira sebagai malpraktek," katanya.

Bahkan, Tonny melanjutkan, suntikan di bawah kulit yang biasa dilakukan untuk melihat efek obat juga tak bisa digunakan untuk meramalkan efek antibiotik. Kalau ternyata pasien alergi, ia menegaskan, "Bisa saja langsung kolaps dan shock. Atau gatal-gatal dan berbagai bentuk alergi lainnya."

Adapun pencegahan agar tak perlu menggunakan antibiotik adalah dengan menjaga pola hidup sehat. "Cuci tangan dengan sabun atau dengan pembersih berbahan dasar alkohol," kata Tonny.

| UTAMI WIDOWATI

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

No comments :

KOTAK PENCARIAN:

ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN:

=====
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...