Hati-hati, Anak Bisa Merasakan Stres Orang Tuanya

Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Hati-hati, Anak Bisa Merasakan Stres Orang Tuanya
Sep 27th 2011, 03:55

TEMPO Interaktif, Anda sedang stres soal pekerjaan? Atau bermasalah dengan pasangan Anda? Meski Anda berpikir atau mencoba menyembunyikannya dari anak-anak, tetap saja rasa cemas dan stres itu tercium oleh mereka.

Sebuah artikel di shine.com menyebut cara orang tua melindungi anak-anak dari rasa cemas dan stres itu justru mempengaruhi mereka secara fisik dan emosi, lebih dari yang Anda bayangkan.

"Stres pada orang tua bisa melemahkan perkembangan otak dan sistem kekebalan pada anak. Meningkatkan risiko alergi, obesitas, dan kelainan jiwa," kata David Code, penulis buku Kids Pick Up on Everything.

Penelitian itu menyebut bahwa stres orang tua yang dirasakan anak itu bisa merusak sistem emosi mereka dan membuat perilaku menyimpang di luar kebiasaan. Atau bahkan sakit secara fisik. "Stres itu menular antara orang tua dan anak-anaknya," ujarnya. "Bahkan ketika orang tua tidak menyadari kecemasannya sendiri."

Para ahli saraf, seperti disebut dalam penelitian itu, menyebutkan bahwa penularan stres dari orang tua ke anak disebabkan attunement atau kemampuan manusia merasakan empati. Attunement juga merupakan gambaran ikatan antara ibu dan janin. "Orang tua dan anak terikat satu sama lain," ujarnya. "Ini lebih kepada "getaran" yang kita berikan kepada mereka."

Penularan stres itu tak dipengaruhi asal-usul dan jenis stres. Dari faktor ekonomi hingga keinginan menjadi orang tua sempurna bagi anak juga bisa meningkatkan stres dan melukai anak. Tanda-tandanya pun banyak. Dari sakit kepala, gangguan tidur, sensitif, dan cepat emosional.

Karenanya, Dr Michelle L. Bailey, Direktur Pendidikan Duke Integrative Medicine dan penulis buku Parenting Your Stressed Out Child, menyarankan agar orang tua lebih baik membicarakan masalah mereka dengan anak dengan bahasa yang dimengerti. Atau membuat pikiran orang tua rileks karena itu membantu anak secara tak langsung untuk mengatasi stres.

"Banyak stres terjadi bukan karena reaksi dari adanya bahaya, tapi karena pemikiran kita sendiri," ujarnya. "Dengan lebih peka bisa memberi anak-anak waktu untuk mengenali pikiran mereka dan memilih bagaimana bereaksi daripada mereka memilih untuk stres."

DEWI RETNO

 

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

No comments :

KOTAK PENCARIAN:

ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN:

=====
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...