KOMPAS.com - Banyak perempuan berdaya secara finansial, dengan berwirausaha atau berkarier di berbagai bidang. Namun tak sedikit juga perempuan yang tak memahami bagaimana cara mengelola penghasilannya. Terutama bagi perempuan kalangan menengah bawah yang masih membutuhkan dukungan dan pemberdayaan.
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar, pemberdayaan masih dibutuhkan para perempuan yang bekerja di sektor mikro informal, dari kalangan menengah bawah.
"Para perempuan yang bekerja di industri rumahan, para pedagang, mereka menjadi pengusaha karena kebutuhan dan bekerja dengan cara tradisional. Mereka tidak mengetahui tips mengelola keuangan. Namun mereka adalah juga para perempuan pengambil keputusan atas dirinya dan keluarga. Mereka membutuhkan pemberdayaan yang membangkitkan kepercayaan dirinya," kata Linda kepada Kompas Female seusai membuka Prudential Financial Literacy 2011 di Jakarta, Selasa, (6/12/2011).
Financial Literacy 2011, kegiatan pelatihan pengelolaan keuangan untuk perempuan kalangan menengah bawah ini, menjadi salah satu cara pemberdayaan, kata Linda. Ia menambahkan, jangan menyamakan mereka dengan perempuan di perkotaan yang sudah teredukasi dengan baik.
Masih banyak perempuan yang membutuhkan dukungan karena mereka memiliki keterbatasan terutama dalam hal pendidikan, lanjutnya.
Linda pun menjanjikan, pada 2012, Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mulai mensosialisasikan pedoman tentang industri rumahan. Sosialisasi ini menjadi penting, karena banyak perempuan berkontribusi secara finansial di sektor industri rumahan ini.
"Saat ini, bersama sejumlah kementrian terkait, kami sedang menyusun pedoman industri rumahan. Sosialisasinya dimulai pada 2012 nanti," tandasnya.
Pengambil keputusan
Penting bagi perempuan untuk berdaya atas dirinya, termasuk menambah pengetahuan untuk mengedukasi diri, karena perempuan berperan sebagai pengambil keputusan.
Meski tak berpenghasilan, atau berperan sebagai ibu rumah tangga, perempuan tetap sebagai pengambil keputusan untuk diri dan keluarganya, kata Nini Sumohandoyo, Corporate Marketing & Communications Director Prudential Indonesia.
"Perempuan menjalani peran penting sebagai ibu, diri, istri, menantu, ipar dan lainnya. Perempuan juga pengambil keputusan untuk dirinya dan keluarga. Perempuan juga dapat memengaruhi suami untuk membeli sesuatu karena ia merupakan pengambil keputusan dalam keluarga," jelas Nini.
Nini juga menyebutkan, hampir 50 persen pemegang polis asuransi Prudential pada 2010, adalah ibu rumah tangga. Ini menunjukkan, meski tak berpenghasilan, perempuan punya peran penting dalam mengambil keputusan termasuk dalam pengaturan keuangan.
Karenanya penting bagi perempuan untuk saling memberdayakan dengan pengetahuan, agar lebih percaya diri menjalani peran penting yang dijalaninya.
No comments :
Post a Comment