JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan mode bergengsi di Indonesia, Jakarta Fashion Week 2011/2012 (JFW 2012), memulai perhelatan akbarnya yang keempat di Pasific Place, Jakarta, Sabtu (12/11/2011). Ada yang berbeda dari pembukaan JFW kali ini. Antusiasme para pegiat dan pecinta fashion kian tinggi terhadap event tahunan ini.
Pada seremoni pembukaan, empat desainer dari negara ASEAN yang memiliki rekam jejak karya di level internasional, mempresentasikan karya mereka.
Sebanyak 48 busana rancangan desainer ternama yaitu Biyan Wanaatmadja (Indonesia), Tube Gallery (Thailand), Bernard Chandran (Malaysia), dan Ashley Isham (Singapura) ditampilkan dalam pagelaran fashion perdana di JFW 2012 bertema "Alliance of Beauty".
Selama sepekan, JFW 2012 menghadirkan 51 show, lebih dari 180 desainer lokal dan internasional, lebih dari 60 label, dan 160 model, serta 2.000 outfit.
Direktur Pelaksana JFW 2012 Lenni Tedja mengatakan, antusiasme tinggi datang dari berbagai kalangan. Baik retailer, desainer muda, dan sekolah mode yang telah memesan undangan sejak 30 Oktober 2011 lalu.
"Tiket JFW tidak diperjualbelikan. Ada beberapa show yang didapatkan melalui undangan yang dicetak melalui website dan e-ticketing. Sejak 30 Oktober, hanya dalam dua hari undangan ini sudah habis," jelas Lenni dalam jumpa pers, hari ini.
Menjelang pagelaran busana perdana dari empat negara di pembukaan JFW, tamu undangan memenuhi area Fashion Tent. Selebriti ternama Indonesia juga turut menyaksikan pembukaan pekan mode ini, diantaranya Becky Tumewu, Susan Bachtiar, Dave Hendrik, Dimas Beck, dan Moza Paramitha. Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo juga hadir meresmikan pembukaan JFW 2012 ini.
Ajang mode sumber inspirasi
Kehadiran perancang dunia di JFW 2012 bukan tanpa maksud. JFW ingin memposisikan diri sebagai perhelatan fashion yang bisa menjadi kebanggaan di tingkat ASEAN. Biyan mengatakan, ini kali pertama desainer ASEAN berada dalam satu panggung. Ia berharap, kebersamaan ini dapat menjadi platform fashion ASEAN ke depan dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan fashion kawasan Asia Tenggara dan dunia.
Ada harapan besar di balik JFW 2012, diantaranya, menjembatani pertemuan desainer lokal dan internasional untuk saling memberikan inspirasi, mempertemukan produsen dan konsumen di industri fashion, juga menjadi sumber inspirasi desainer muda berpotensi hingga industri kecil yang bergerak di bidang fashion dan industri kreatif.
Penyelenggaraan JFW 2012 ini, untuk kedua kalinya juga mendapatkan dukungan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Misi yang dibangun tak jauh berbeda, yaitu membangun industri kreatif dalam negeri. Firman Taufik, General Manager Marketing Communication BRI mengatakan, JFW menjadi ajang yang tepat dan dipilih untuk bersama menampilkan kreativitas, potensi, juga desainer Indonesia.
"Ajang ini juga bisa memotivasi nasabah binaan BRI yang bergerak di industri garment, fashion, dan kerajinan," jelas Firman.
Sebanyak 11 industri kreatif binaan BRI juga turut memeriahkan ajang ini. Sebelas binaan BRI ini berasal dari Jakarta, Bali, Lasem dan Cirebon mendapat tempat untuk juga unjuk karya di BRI Fashion Terrace di area pelaksanaan JFW 2012.
"Ajang JFW bisa membuka wawasan, terutama untuk pelaku industri kreatif, untuk mengembangkan marketing juga tampil di event fashion bergengsi," kata Firman.
Sementara itu, CEO Femina Grup Svida Alisjahbana, meyakini ajang fashion inisiasi Femina Grup ini semakin dekat untuk meraih mimpinya sebagai pusat mode di Asia. Svida menambahkan, pekan mode JFW bukan sekadar ajang pamer busana indah, tetapi juga untuk memajukan industri fashion.
Pekan mode ini menjadi kesempatan untuk para pemain di industri mode yang harus melihat peluang dan potensi dirinya pasar internasional. Atas kerjasama unik antara JFW, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Kementrian Perdagangan, pekan mode pun dimulai dengan menghadirkan Alliance of Beauty sebagai pembuka show JFW 2012.
No comments :
Post a Comment